25

917 83 4
                                    

Kina yang asik melihat sosmed Satria perlahan memejamkan matanya karena terlalu lelah hari ini. Tak berapa lama pesan masuk pun muncul. Namun semua sia-sia karena Kina yang sudah terlelap dalam tidurnya.
Satria yang melihat tidak ada respon dari Kina akhirnya menaruh kembali ponselnya. Dia mengambil buku di dalam tasnya, kali ini buku berjudul nikmatnya pacaran setelah menikah dengan segel yang masih melindungi buku tersebut dia keluarkan. Satria bangkit dan bertanya pada Babeh “Beh, ada kertas kado?”
“Tuh di pojok atas, ambil aja.” Satria segera menuju kesana dan mengambilnya, “Nih Beh uangnya sekalian sama makan anak-anak.” Babeh hanya mengangguk.

Satria kembali duduk dan membuka kertas kado tersebut untuk membungkus buku yang baru saja dia beli. “Mau buat siapa?” Tanya Yusuf.
“Kina.” Jawab Satria yang tetap fokus pada membungkus buku tersebut.
“Emang Kina ultah?” yusuf kembali bertanya. Satria menggelengkan kepala, “Cuman mau ngasih aja.” Yusuf hanya berdehem.

Danu yang penasaran melihat buku apa yang akan dibeikan oleh Satria pada Kina. “Fiks ini mah, Kina bakal baper sama lo?” ujar Danu, Satria tidak menjawab, “Jadi lo beneran serius sama Kina, sampe lo kode dengan buku ini.” Satria hanya mengangkat bahunya tak tahu. Sungguh Satria juga bingung dengan perasaannya, namun saat melihat buku ini di toko buku dia rasanya mau ngasih buku ini buat Kina.

“Si Kina udah tidur jam segini.” Danu berucap saat Satria sesekali masih menatap ponselnya berharap akan ada pesan masuk. Satria hanya mengangguk tanpa merespon namun hati kecilnya sedikit kecewa.

….
Matahari mulai menampakkan wujudnya. Kina meraih ponselnya dan mendapati satu pesan WhatsApp masuk dari ponselnya. Dengan malas Kina membuka pesan tersebut, detik berikutnya dia di buat terkejut karena mendapat pesan dari Satria.
Kina langsung bangkit dari tidurnya menaruh ponselnya dan mengucek-ngucek matanya memastikan apa yang dia lihat adalah nyata. Akhirnya kina membuka pesan tersebut.
Kina menutup mulutnya tak percaya hanya karena dua kata dapat membuatnya girang tak karuan.
‘Selamat istirahat’

Dengan perasaan yang tak karuan, Kina membalas pesan Satria.
‘Terimakasih. Maaf semalam sudah tidur.’
Pesan pun terkirim.
Namun tidak lama dari itu Satria sudah membalas pesan Kina. Dengan cepat Kina membukanya.
‘ It’s okay, aku jemput boleh?’
Kina dibuat semakin tak karuan, Satria mau menjemputnya. Kina benar-benar bingung pasalnya ini hal pertama Satria menjemputnya setelah kemarin Satria menyatakan perasaannya.
Kina mondar-mandir seperti setrika memikirkan apa yang harus dia jawab. Hingga satu pesan masuk. ‘Gimana? Aku sudah di depan kos kamu.’
Membaca pesan itu Kina terdiam, dia mengintip keluar dari jendela. “Astaga, Satria udah di depan lagi.” Kina dengan cepat membalas pesan Satria.

‘Aduh maaf Sat, aku udah di jalan dekat kampus. Mungkin lain kali.’
Send.
Kina mengintip mendapati Satria yang membaca pesannya, kemudian Satria mengetik disana. Tanpa menunggu lama pesanpun masuk kembali.
‘Ok mungkin lain kali aku hubungi kamu lebih awal. Sampai ketemu di kampus ya.’
‘Iya Sat… maaf ya.’
Kina dapat menghela nafas saat mendapati satria yang sudah mulai meninggalkan kosnya. Dengan cepat Kina langsung menghubungi Danu dan menyuruhnya untuk menjemput, hari ini Kina kesiangan. Dia harus cepat karena akan ada kuis siang ini.
Kina dengan cepat bergegas mandi dan bersiap siap. Tanpa menunggu lama suara motor Danu terdengar di pendengaran Kina. Kina langsung keluar dari kos dan menghampiri Danu disana. “Ayok cepet aku udah telat nih.” Danu menyerahkan helm dan Kina pun memakainya.
Danu menancapkan gas dan meninggalkan kos Kina dan segera menuju kampus. Sengaja kina menyuruh Danu menjemputnya, jadi waktu yang ditemuh hanya sekitar lima menit. Beda dengan jalan kaki bisa mencapai lima belas menit.
...........

Satria sampai di kampus. Dia memarkirkan motornya dibawah pohon rindang depan aula. Satria melihat Yusuf yang nerjalan dari arah masjid, “Suf..” Yusuf yang dipanggil pun mendekat, “Danu kemana?” Yusuf menggeleng tak tahu.
Satria dan Yusuf memutuskan pergi ke kantin. “Udah lihat Kina?” Tanya Satria. “Belum.” Jawab Yusuf.
Yusuf mendapati Satria seperti mencari seseorang, “Kenapa?..” tiba-tiba Satria memutuskan bangkit dan meninggalkan Yusuf disana. “Gue tinggal dulu” Yusuf yang bingung melihat kemana Satria pergi ikut menoleh dan melihat Kina yang berjalan disana.

Yusuf ikut bengkit dan menyusul Satria, namun langkah Yusuf terhenti saat seorang wanita yang menghampirinya. “Suf, mau kerja kelompok kapan?” Yusuf menatap Fitri yang terlihat tepot membawa beberapa buku dalam pelukannya.

Yusuf melirik Satria dan Kina yang sudah tidak ada disana. Yusuf kembali menatap Fitri, “Gimana kalo besok? Nanti kamu buat grup chat aja ya, nanti materi kita kumpul disana.” Fitri Nampak berfikir, kemudian mengangguk setuju. Setelah itu Yusuf meninggalkan Fitri sendiri, sedangkan Fitri menatap kepergian Yusuf dengan senyum yang mengembang. “Wah..ternyata dia bisa bicara sepanjang itu, suaranya juga, masyaallah.”

….
Satria memanggil Kina yang berjalan sendirian. Kina merasa ada yang memanggil dan itu membuatnya reflex berhenti Kina mendapati Satria yang berjalan ke arahnya, “Aduh, ada Satria.. ok ok, tenang..tarik nafas, kamu bisa Kin, jangan sampai terlihat salting.” Kina berucap pelan sambil memperbaiki posisi tubuhnya.

“Iya gimana Sat.” Kina benar-benar mencoba mengatur dirinya yang sedari tadi ada yang berperang didalam hatinya. Rasanya ingin sekali segera pergi dari hadapan Satria, bukan karena membenci tapi hatinya terus berdebar tidak karuan. Hanya karena menatap mata Satria Kina merasa tubunya seperti tersengat listrik.

Satria mengambil sesuatu didalam tasnya kemudian menyerahkannya ke Kina. “Apa ini?” Satria tersenyum sambil mengusap leher belakang  yang tidak gatal. “Buku.” Kina menerimanya, “Tapi aku belum ulang tahun loh.”
“Iya aku tahu, cuman mau ngasih aja ko.” Kina tersenyum dan mengangguk, “Terimakasih ya.” Kina menerima hadiah pemberian Satria dan memasukannya kedalam tas.
“Kamu ada kelas siang ini?” Tanya Satria, Kina mengangguk “Ada di ruang E5.”
“Yaudah bareng aja, aku juga ada kelas di D6, searah juga kan?” Kina menatap Satria terkejut.
“Kenapa malah bengong?” Kina dengan cepat menggelengkan kepalanya.
“Ayok…”
….

Kina duduk di kursi kelas, setelah berpisah dengan Satria akhirnya dia bisa bernafas lega. “Akhirnya..” Danu yang sedari tadi sudah di kelas mendekati Kina, menarik satu bangku dan menopang kepalanhnya menatap Kina. “Kenapa sih kaya abis lari marathon aja.”
“Tadi Satria ngasih sesuatu.” Kina mengeluarkan hadiah pemberian Satria dan menaruhnya diatas meja.
“Buka atuh…”
“Nanti aja lah dirumah.”
Suara ketukan pintu terdengar dan disana pak Gilang masuk ke dalam kelas. Sepanjang kuis Kina tak hentinya tersenyum mengingat kejadian tadi, walau begitu dia tetap fokus dan dapat menyelesaikan kuis dengan baik.
Kina yang sudah selesai pun bangkit dan menyerahkan kuisnya. Kina pun diperbolehkan untuk keluar kelas, saat di luar Kina dikejutkan karena Satria yang menunggunya di depan kelas sambil membaca sebuah buku yang dia pegang.
Kina sangat suka saat melihat satria yang sedang fokus membaca. Terlihat tenang dan karismatik, Kina tersenyum melihat nya. Merasa ada seseorang di hadapannya, satria mengangkat kepalanya dan tersenyum saat orang yang ditunggunya sudah keluar.
“Akhirnya keluar juga.” Satria yang duduk di pembatas kelas pun turun dan berdiri dihadapan Kina.
“Kamu nungguin aku.” Satria menganggukan kepalanya.
“Ayok…”
“Kemana?” tanpa menjawab Satria langsung menarik tangan Kina mengajaknya ke suatu tempat.

Disini lah mereka, dibelakang kampus tempat favorit Satria saat sedang ingin membaca. Dan disini juga biasanya Kina akan melihat Satria yang fokus saat membaca. Satria mengajak Kina duduk di tempat biasanya.
“Temenin aku baca ya.” Kina hanya patuh dan duduk di kursi panjang itu. Satria pun ikut duduk namun Satria merubah posisi, kepalanya dia jatuhkan tepat di paha Kina setelah itu Satria melanjutkan membacanya yang tertunda. “Nyamannya.” Kina benar-benar syok dengan apa yang dilakukan Satria.

“Jangan tegang releks lah, ah iya kamu juga bisa sambil baca. Atau mau aku bacain?”

“Emang kamu lagi baca apa?”

“Teman Imaji, seru loh mau aku bacain?” Kina menggelengkan kepalanya.
“Kamu aja.” Satria menganggukan kepalanya dan melanjutkan membaca, sementara Kina tidak menyangka bahwa dia kini bisa duduk bersebelahan dengan Satria. Kina menatap sekitar dan matanya terfokus pada sudut tembok disana, dimana dia akan melihat Satria yang asik membaca dari kejauhan.

Hola...aku tunggu komentar kalian..😍😍 semoga suka ya

Not perfectWhere stories live. Discover now