LDR -- 02

228 16 0
                                    

Jonathan menghentikan laju motornya. Ia berhenti di depan sebuah rumah berpagar hitam yang menjulang tinggi. Tangannya dengan cekatan melepas helm yang melekat di kepalanya.

"Terimakasih,"

Jonathan tersenyum mendengar ucapan itu. Tangannya terulur untuk menerima jaket yang memang di pakai sang gadis untuk menutupi pahanya agar tidak terekspos. "Sama-sama," ucapnya dengan lembut.

"Mau mampir?" Tawar Aiza.

Jonathan menggeleng. Matanya melirik pada jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. "Gak usah deh. Udah sore soalnya. Salam aja buat calon mertua," ucapnya yang mampu membuat Aiza merona.

"Iya nanti disalamin sama bunda," ucap Aiza dengan lembut. Senyum tak pernah luntur dari wajah cantiknya.

"Aku pulang dulu," pamit Jonathan dengan mengacak puncak kepala Aiza dengan gemas. Wajah gadis itu bertambah merona. Ia menggembungkan pipinya untuk menutupi rasa malunya. "Pipinya lucu kalo merah," ucap Jonathan beralih mencubit pipi Aiza dengan gemas.

Aiza merengek. "Jooooo,"

"Jangan gitu,"

"Kenapa?" Aiza mengerjabkan matanya lucu.

"Nanti aku gak mau pulang. Pengennya peluk kamu terus," ucapan Jonathan sukses membuat Aiza menutup wajahnya. "Jangan ditutup Aiza tambah cantik kalo lagi malu," tangan Jonathan terulur untuk menyingkirkan tangan sang gadis dari wajah kesukaannya.

"Malu ihhhh,"

"Kenapa malu sih sayang?"

"Pokoknya malu," ucap Aiza dengan mencebikkan bibirnya kesal. "Sana pulang nanti keburu malem," ucapnya kemudian.

"Iya deh tau kok kalo mau ngusir," Jonathan berucap dengan berpura-pura sedih.

Aiza menahan tangan Jonathan yang ingin menyalakan mesin motornya. "Ihhhh bukan gitu Jooo,"

"Terus kenapa?"

"Takut keburu ujan juga." Aiza berusaha menjelaskan.

Tangan Jonathan lagi-lagi mengacak puncak kepala Aiza. "Iya-iya. Aku pulang dulu anak ayam," ucapnya dengan senyum yang mampu membuat Aiza ikut tersenyum.

"Hati-hati. Kalo udah sampe rumah kabarin ya?"

"Iya sayang."

Suara klakson memulai laju motor Jonathan. Aiza terus memperhatikan Jonathan yang mulai menjauh. Hingga ia memutuskan untuk memasuki rumah saat motor Jonathan tak terlihat karena berbelok.

"Assalamu'alaikum bunda,"

"Wa'alaikumsalam sayang,"

Aiza menghampiri bundanya yang berada di dapur. Menyalimi dan mencium pipi bundanya dengan sayang.

"Jonathan gak mampir?" Tanya Anum --bunda Aiza-- yang kembali fokus pada pekerjaannya di dapur.

Aiza menghabiskan air putihnya sebelum menjawab pertanyaan sang bunda. "Enggak bun, keburu ujan."

"Oh. Ganti baju sana, terus makan. Bunda udah masak opor," ucap Anum tanpa mengalihkan perhatiannya dari wajan di depannya.

"Siap bunda!!"

.....

"Buset dah ini kamar lu apa kamarnya itik ayam? Penuh fotonya si Aiza daripada foto lu sendiri perasaan."

Jonathan tak terima saat Rendi mengejek gadisnya. Ya meskipun hanya bercanda. "Enak aja lu ngatain pacar gue."

"Lah Rendi kan bener? Lu induk ayamnya si Aiza itik ayamnya?" Kevin ikut menimpali.

"Bacot lu berdua. Pergi sana dari kamar gue." Ucap Jonathan dengan melempar bantal yang ada di kasurnya.

"Selaw bos. Gitu aja ngambek." Cibir Rendi.

"Berisik lu!"

"Gue liat-liat si Aiza cantik juga," celetuk Kevin membuat Jonathan melotot.

"Eh Vin ati-ati ntar mata lu dipatok induk ayam." Ucap Rendi yang juga langsung mendapat tatapan tajam dari Jonathan.

"Awas aja lu berdua macem-macem sama Aiza!" Ancam Jonathan yang malah membuat kedua sahabatnya tertawa.

"Bucin terossss,"

"Gue bucin sama pacar gue sendiri dari pada lu bucin sama pacar orang," cibir Jonathan sukses membuat Rendi menghentikan tawanya karena tersindir.

"Haha mampus lu!" Kevin berbalik menertawakan Rendi.

"Sok-sokan lu ngetawain gue. Lu sendiri udah bucin lama tapi gak pernah dianggep sama Lillahi ta'ala," ucap Rendi tak terima.

Jonathan menghela nafas malas melihat kedua sahabatnya. "Berisik banget lu berdua. Lu ke rumah gue pada ngapain?" Tanyanya kemudian.

"Gue mau curhat nih. Secara lu kan dokter cinta kita," Kevin mendekati Jonathan yang sedang duduk di kasurnya.

"Curhat apaan?"

"Lila gak peka banget njirr,"

"Makanya lu tuh ajak jalan dia. Beliin baju kek apa kek," saran Jonathan.

"Mana mau dia jalan sama Kevin. Secara Kevin kan jelek," sahut Rendi yang sedang asik bermain PS milik Jonathan.

Kevin mendekati kearah Rendi. Menendang punggung pria itu yang menang membelakanginya. "Enak aja lu anjing!" Sahutnya tak terima.

"Kenyataan woy!!" Teriak Rendi.

"Berisik!" Teriak Kevin pada Rendi. "Mintain tolong dong sama Aiza. Secara kan dia sahabatan sama Lila," ucap Kevin beralih menatap Jonathan.

Jonathan mengangguk menanggapi ucapan Kevin. "Iya deh nanti gue bilangin sama Aiza," ucapnya kemudian.

"Lu emang sahabat gue. Gak kayak yang onoh," sindir Kevin pada Rendi.

Rendi yang merasa disindir pun mendelik tak terima. "Gue denger,"

Love Different Religion.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang