06 | Who?

9.5K 512 18
                                    

"Ini aku, Suho."

Deg

Jantung Jisoo rasanya berdetak lebih cepat, ada apa ini? Kenapa Suho mendatanginya?

Jisoo serta merta membuka jendela balkon dan dengan secepat kilat Suho masuk ke dalam kamarnya.

"Ke-kenapa? Apa ada masalah?" tanya Jisoo dengan kecamuk di hati.

"Aku hanya bosan di rumah, jadi mau mengunjungimu." ucapnya dengan nada santai.

Oke, tahu siapa Suho? Laki-laki dambaan Jisoo, laki-laki yang sangat Jisoo inginkan, namun apa daya.

"Soo- ya, aku mau curhat perihal aku dan Irene." ya, lelaki dambaan Jisoo saat ini sangat bucin pada Irene, tentu saja Jisoo tahu diri dikarenakan Irene sendiri adalah gadis cantik dambaan kaum adam dan wajar saja Suho terpikat.

"Ah begitu, ceritakanlah aku akan mendengarkan." sesakit apa pun hati Jisoo saat Suho tersenyum kala dia menyebutkan nama Irene hal itu tidak masalah karena dia cukup bahagia melihat orang yang dia sukai juga bahagia.

"Ah sebentar, aku rasa secangkir teh bunga lili di padu dengan beberapa biskuit akan enak di santap. Aku ke dapur sebentar." Jisoo pun berdiri dan berniat mengambil makanan yang di maksud.

"Soo- ya, kenapa kau jalan mengangkang?" pertanyaan dari Suho itu cukup membuat degup jantung Jisoo naik.  Pasalnya selangkangannya masih sangat sakit akibat perbuatan Seokjin kemarin.

"Oh aku sedang datang bulan makanya rasanya aku agak kurang nyaman haha. Aku juga ke toilet sebentar ya." setelahnya Jisoo segera bergegas ke dapur dan membuat teh juga mengambil beberapa biskuit yang Yesung buat untuknya.

Lima menit lebih Jisoo di dapur dan akhirnya kembali lagi ke kamar dengan senyum cerah. Disana Suho sendiri sibuk membongkar rak buku Jisoo yang isinya buku novel romantis dan beberapa komik.

"Wah aku pinjam komikmu yang ini." ucapnya sembari mulai membaca.

"Katanya kau mau cerita pasal Irene."

"Ah kau benar! Umm dari mana aku harus mulai?" Suho mulai menganyut sambil menguyah biskuitnya.

"Aku benar-benar frustasi, kenapa gadis bermarga Bae itu sangat dingin? Aku memberinya sekotak coklat pagi tadi tapi dia mengacuhkanku. Soo- ya, aku harus apa?" tanya sambil menatap Jisoo dengan wajah sendu.

"Bagaimana ya tuan Suho, aku rasa Irene adalah tifikal wanita yang tidak suka laki-laki agresif." Jisoo mulai membuka suara dan memberi saran.

"Jadi aku harus bagaimana?" tanyanya lagi.

Jisoo berdehem sebentar lalu memukul pelan bahu Suho. "Kau harus rubah sikapmu Suho, jangan terlalu terlihat kalau kau suka padanya, aku yakin dia cukup risih. Dan ah, bersikaplah cool didepannya."

"Bersikap dingin? Yang ada nanti dia tidak memedulikan aku." Suho makin murung.

"Oke kalau begitu kau kurangi sikap agresifmu, jangan terlalu terlihat kau menyukainya, jadilah pria misterius." Suho lantas berdiri dan kakinya menggeprak lantai.

"Pria misterius? Ide bagus Soo- ya!" setelahnya Suho pun berlari lagi ke arah balkon dan melompat.

"Ya! Suho- ya! Jangan biasakan lompat-lompat seperti itu di tempat tinggi, itu berbahaya." tentu saja siapa saja akan marah saat ada yang melompat seperti itu dari balkon kamar tak terkecuali Jisoo.

"Arraseo arraseo aku akan hati-hati lagi, kalau begitu aku permisi bye bye!"

Jisoo hanya menatap punggung Suho yang menghilang sambil berlari di atas atap rumah. "Hmm kau itu memang misterius dari sananya Suho."

THE SCENT (JinSoo)Where stories live. Discover now