38 | Fantasi Liar

6.7K 443 84
                                    

Gak usah nunggu vote 200 deh pasti lama banget :( heran aja kalian kok jarang komen huhu. Aku jg gak sempat balas komentar kalian karena real life ku. Jujur mau banget loh aku balas komentar receh kalian.

Jangan lupa ya vote dan komen chapter ini karena 2 chapter lagi ending nih. Semoga sebelum BTS CB nih book udah tamat ya.

Happy reading ❤️💜

****

Seokjin hanya mampu mengelus surai sang gadis yang tidur di sebehalnya. Demi apa pun Seokjin hanya mampu tidur di sebelah Jisoo dan membelai lembut kepalanya saja.

Warna pink dan hijau itu sudah berubah menjadi warna unggu yang sangat kuat, dia tidak mampu melawannya lagi di tambah lagi Jisoo juga tidak bisa mengendalikan kekuatannya.

Saat berciuman saja warna unggu itu keluar apa lagi saat mereka mau bersetubuh. Warna itu akan menyerengang Seokjin seperti tadi yang ada.

Sekarang Seokjin hanya bisa menyentuh wanita itu seperti mengelusnya atau menciumnya sekilas padahal kalau boleh jujur kaki ketiganya di bawah sana sudah menegang.

"Seokjin, kau belum tidur?" mata Jisoo perlahan terbuka dan membuat Seokjin kaget sekaligus berhenti mengelus kepala sang kekasih.

"Aku mau memandang wajahmu saja." jawabnya singkat.

Jisoo sontak mendekatkan tubuhnya pada Seokjin dan memeluk pria itu sambil tertidur. "Maaf, maaf karena aku tidak bisa mengendalikan kekuatanku ini Seokjin."

Seokjin hanya menggeleng sambil tersenyum simpul, dia lantas menyambut pelukan kekasihnya itu. "Aku akan berusaha mencari cara agar kekuatan pada dirimu itu bisa hilang."

Pelukan itu seketika berjarak saat warna ungu kembali keluar. Jisoo lantas menghirup udara dalam-dalam dan membuat pikirannya rileks dan warna unggu itu kembali masuk ke dalam tubuhnya.

"Seokjin aku benar-benar tak tahan." imbuh Jisoo dengan air mata yang ingin keluar.

"Aku rindu tangan brengsekmu menjelajahi tubuhku."

*****

Seokjin masih fokus membaca buku kajian yang dia buat selama ini tentang penelitian kekuatan pada tubuhnya. Secepat mungkin Seokjin harus menyembuhkan Jisoo dan menghilangkan kekuatan aroma itu pada tubuh keduanya.

Buku itu bertuliskan "The Scent" sesuai dengan kajian yang dia kerjakan tentang aroma dan warna yang rumit.

"Sajangnim aku membawakan makanan untuk anda." saat Seokjin berkutat dengan bukunya tiba-tiba Sana masuk dan membawakan makanan untuk Seokjin.

Jisoo tidak dapat bekerja beberapa hari ini karena kondisi tubuhnya dalam keadaan tidak baik dan Seokjin lantas hanya menyuruhnya istirahat di rumah. Sore atau malam nanti kelihatannya Seokjin akan berkunjung.

"Ah taruh saja di meja, aku akan memakannya." kata Seokjin terlewat dingin. Namun entah apa di dalam pikiran Sana, wanita berdarah Jepang itu pun mendekat ke arah Seokjin

"Di mana sekretaris anda sajangnim?" tanya Sana sambil mencolet tangannya pada bahu bidang Seokjin.

"Dia sedang sakit. Dan bisakah kau keluar dari ruanganku?"

Bukannya mengidahkan perintah Seokjin, Sana lantas bertingkah layaknya jalang. Dia tersenyum manis sambil membelai lembut kemeja Seokjin lalu Sana pun membuka satu per satu kemeja yang dia kenakan dan memperlihatkan branya.

"Biarkan aku memuaskanmu Sajangnim." katanya lagi dengan manik mata memelas. Bahkan kelihatannya Sana di bawah situ sudah basah padahal Seokjin belum menyentuhnya.

THE SCENT (JinSoo)Where stories live. Discover now