05. Peringatan Azka!

3.7K 416 24
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05. Peringatan Azka!

"Den Azka! Tunggu Den! Jangan berangkat dulu!"

Ah, benar-benar, niatnya pagi ini Azka sangat ingin menghindari Bibi Veni, namun mendengar suaranya membuat pergerakannya langsung terhenti sebelum ia memakai helm-nya.

Sebenarnya Azka sangat malas mendengar ocehan panjang lebar dari abangnya yang ada di Australia itu.

Azka pun tahu kenapa Bibi Veni menyuruhnya jangan berangkat dulu, karena itulah, masalah telepon.

Sebenarnya Azka sudah mengangkat telepon itu lebih dulu, tapi setelah mendengar suara dari si penelpon, membuat Azka langsung menutup teleponnya, dan sepertinya abangnya itu menelpon lagi, dan hari ini Azka sedang tidak beruntung, bukan ia yang mengangkat telepon keduanya, melainkan Bibi Veni.

"Den Azka, Den Abian mau bicara sama Den Azka."

"Bilang aja Bi, Azka udah pergi sekolah gitu."

Saat hendak memakai helm-nya kembali, namun suara teriakan Abian di balik telepon membuat Azka tidak jadi memakai helm-nya untuk kedua kalinya.

"Lo pintar ngebohong ya sekarang. Gue bilangin juga ke Papah sama Bunda lo!" Teriakan penuh ancaman itu berhasil membuat Azka mengalah detik itu juga.

Azka membalikkan tubuhnya, helaan napasnya terdengar kasar. Telepon rumah yang masih berada di tangan Bibi Veni pun segera di berikan pada anak kedua dari majikannya itu, lantas, Bibi Veni pun meninggalkan Azka sendirian di teras depan rumah.

Azka mulai membawa telepon itu ke arah telinganya. "Lo kaya anak kecil aja Bang, bentar-bentar kasih tau, bentar-bentar kasih tau."

"Ya makanya nggak usah kabur dari pertanyaan gue!"

"Mau nanya apa emang?"

"Nggak usah pura-pura bego deh, Azka!"

"Nggak ada gunanya juga lo pura-pura bego!"

"Oh, tentang data pribadi itu?"

Suara gemeletukkan gigi terdengar. Pasti Bang Abian tengah kesal sendiri di sana.

"Gue doa-in lo jadi bego beneran, mampus lo Azka!"

"Kapan dapet laporan dari Guru Bang?"

Ah benar-benar adiknya itu, jika Abian berada di rumah ia ingin rasanya detik ini juga menarik Azka ke ruangan boxing, memukul adiknya itu bagaikan samsak. Adiknya yang cuek dan dingin tapi menyebalkan.

"Gue to the point aja deh Azka, lo jangan malu-maluin Papah apalagi gue yang punya sekolah, apalagi Kakek yang sayang banget sama Cucunya ini. Guru laporan ke Papah tentang lo yang ambil data pribadi salah satu siswi."

Azka memutar bola mata untuk yang kedua kalinya. Abangnya ini sangat berlebihan sekali. "Tapi 'kan gue juga nggak sampai bawa itu data pribadi, gue cuman liat doang, karena keburu ketauan Gurunya. Lagian, Papah juga nggak seribet lo, bahkan Papah belum telpon gue sama sekali."

AZKASEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang