Part 7

91 17 2
                                    

Rein dan Rayn pergi cari makan. Waktu sudah tengah malam. Keduanya sudah berkeliling cari makanan, dan ketemu. Ada warung sate dan nasi goreng. Keduanya makan disitu. Jalanan malam hari sepi. Rein mendengar ada yang bergosip.

"Psst, aku dengar malam ini The Storm  akan balapan ya" seru si A.

"Aku dengar sih di daerah sini. Ayo kita lihat" seru si B.

Rein nyikut adiknya. Rayn hampir tersedak, ia berdecak kesal.

"Apa sih pens"

Rein noyor kepala adiknya.

"Idol curut lo mah. Eh Lo denger gak tadi ada berbisik tetangga?"

"Denger apan dah?" tanyanya bingung.

"Ada yang balapan, nonton kuy"

"Oh" jawabnya singkat.

"Oh doang! Kurang jelas jir."

"Terus gue harus we-owe geto"

"Seharusnya lo bilang kuy~ itu baru betul" Ucapnya gemas.

"Betul apa dulu nih? Lokan suka sesat"

"Anjer! Gue terjungkal".

Rayn acuh tak acuh, ia lanjut makan.

Rein mendengus, ia lanjut makan juga.

☯☯☯☯

Rayn dan Rein pulang. Usai beli makanan. Pas belokan ada yang ramai-ramai. Deru motor bersahutan, saling menyorak, mobil dan motor berjejer rapi. Rein nepuk pundak adiknya. Rayn berhenti, ia mendelik. "Apa sih"

"Itu ramai, nonton bentar kuy"

Rayn tengok, memang benar jalan dipenuhi banyak kendaraan. Rayn juga penasaran. Ia hanya ngangguk, ia ikut melipir. Dalam hati ia bersorak ria.

BRUMMM- BRUMMM-BRUMMM...

"Woah, mereka datang"

"Kyaaa-kyaaaa.. The Storm "

Rein liat ada segerombolan motor kumpul. Itukah The Storm?

Rayn duduk di atas motornya beserta Rein di sampingnya. Banyak motor berdatangan. Masing-masing pengendara mengenakan jaket hitam, putih, merah. dsb. Mungkin itu ciri khas mereka. Tapi Rein terfokus ke cowok bertopeng. Entah kenapa dia yang paling bersinar atau menonjol. Rein menjamkan matanya. Mata keduanya bertemu. Mata kelam dan tajam itu berhasil membuat hati Rein berdesir.

Cowok misterius itu memalingkan wajahnya. Usai bertemu pandang dengan mata Rein. Ia memilih melihat yang lain. Rein terlihat kecewa.

"Biasa ajah liatnya, awas kecolok" gurau Rayn receh, Rein gaplok kepala adiknya.

"Menurut lo siapa yang akan menang?"

"Balapan ajah belom, ini malah cari siapa yang menang. Hadeh. Lu niat nonton apa pindah lapak jadi hatter sih?"

"Yakan, eh jaka sembung bawa odol. Gak nyambung dodol"

"Liat ajah sampe akhir. Banyak bekicot ente. "

"Ini dah jam 10 Jir, tapi belom mulai juga. Besok pan sekolah? Gue gak mau telat"

"Yaudah, pulang ajahlah"

"Gak gue mau liat dulu, jika seru lanjut. Jika tidak yasudah kita balik"

Dear Alvin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang