21. Meyka & Tian

6.2K 814 45
                                    

Happy Reading and Enjoy

Aku mengerjap, erangan kecil lolos dari bibirku. Aku kembali menarik selimut karena diluar terdengar sedang hujan, dan rasanya pagi ini sangat dingin. Untunglah hari ini adalah weekend, jadi nggak perlu bangun pagi buat bikin sarapan dan pergi ke kantor hujan-hujan.

Tunggu dulu, kamar?

Aku membuka mataku sempurna dan menatap sekeliling, benar, ini kamarku sendiri. Seingatku, semalam aku dijemput Clara untuk nongkrong di bar, siapa yang mengantarku semalam?

Erangan kecil kembali lolos dari bibirku, kepalaku pusing. Ehhh... semalam aku mabuk ya?

Aku akhirnya bangun, mengambil ikat rambut diatas meja rias kecil, dan lewat kaca, aku melihat diriku yang berantakan, aku masih mengenakan pakaianku yang semalam.

Aku memilih keluar hendak ke kamar mandi, tapi suara Gustian membuat langkahku terhenti, "sarapan kak" katanya.

"Iya, kamu pulang jam berapa?" tanyaku, karena seingatku kemarin Gustian memberitahu kalau dia akan menginap dirumah temannya semalam.

"Tadi pagi, kakak nggak kunci pintu depan" ujarnya. Aku terkejut, walaupun tidak ada barang berharga dirumah ini, tapi tetap saja, bagaimana kalau ada orang masuk dan berniat jahat?

"Kakak lupa, sorry" aku tidak mungkin mengatakan kalau aku semalam mabuk sampai tidak sadar kalau aku tidak mengunci pintu depan.

Aku kembali ke kamar dan mengambil handuk juga pakaian ganti.

"Kakak mandi dulu, kalau kamu mau sarapan ya sarapan dulu aja" kataku seraya berlalu kea rah kamar mandi.

Aku melakukan rutinitas seperti biasa, mencuci wajah, sikat gigi sebelum akhirnya melucuti pakaianku satu persatu. Sebenarnya malas juga mandi dipagi yang hujan ini, tapi sudah kepalang tanggung.

Pada kaca yang tidak terlalu besar, aku melihat diriku yang telanjang, mataku mengerit melihat bercak-bercak merah di beberapa bagian tubuhku. Tanganku bergerak menggosok bagian-bagian merah itu, tidak sakit tapi tidak bisa hilang.

Aku mematung, mataku mengerjap beberapa kali sebelum mengumpat pelan, "Shit!!!! Gue make out sama siapa semalam?"

Oh My God, bahkan sampai ke bagian atas payudaraku!!!!

Aku menggosoknya beberapa kali dan akhirnya menghela nafas pasrah. Kissmark atau bahasa kasarnya cupang itu tidak akan hilang setidaknya sampai 3 hari kedepan.

Otakku tidak bisa mengingat bagaimana cupang itu tercipta, bahkan siapa yang membuatnya.

Sepertinya aku perlu menanyakan hal ini pada Clara, ya kalau dia tidak mabuk juga.

Aku menyelesaikan ritual mandiku dengan otak yang terus berusaha mengingat, setidaknya sedikit kejadian semalam.

"Kak? Lo masih lama?" ketukan pintu kamar mandi membuatku tersentak.

"Bentar" aku langsung menyelesaikan mandiku, memakai kaos dan celana santai dan keluar, Gustian sudah tidak ada didepan kamar mandi.

***

Seharian ini aku hanya gulang guling dikasur, sambil beberapa kali membalas pesan Clara yang mengeluh diomeli abangnya karena semalam mabuk. Abangnya Clara bilang yang mengantar kami pulang adalah Tian.

Gue semalem ada make out sama orang nggak sih?

Tanyaku pada Clara, aku meninggalkan phonselku diatas ranjang karena mendengar suara ketukan pintu didepan.

"Bentar, Ih" decakku karena orang diluar sana tidak sabar dan terus mengetuk pintu. Gustian pergi siang tadi, dia membawa motor karena memang aku tidak pergi kemanapun hari ini. Setelah hampir seminggu dikejar-kejar deadline, aku akhirnya bisa leyeh-leyeh dirumah, rasanya seperti surga.

Didepan pintu, ada Tian yang berdiri dengan gagahnya. Dia mengenakan kaos yang melekat pas didadanya yang bidang, rambutnya sedikit berantakan dan dia hanya menganakan celana levis pendek juga sandal jepit -yang aku tau pasti harganya mahal. Aku terdiam sebentar, bertanya-tanya kenapa dia sampai kesini?

"Ngapain lo?" tanyaku.

"Main, nggak boleh?" aku menatapnya menyipit sebelum akhirnya pasrah memberikan dia ruang agar dia bisa masuk dan duduk diruang tamu rumahku.

"Ya boleh, tumben aja. Bentar, gue ambil hape dulu" aku meninggalkan dia untuk mengambil phonselku yang menyala. Pesan dari Clara baru saja muncul.

Aku menghempaskan tubuhku pada sofa lusuh disamping Tian duduk hingga dia terkejut.

Gue juga mabok, bg.

Coba lo tanya Dion atau Tian sana.

Aku melirik Tian yang sedang mengetikkan sesuatu dilayar phonselnya, lalu aku kembali focus pada layar phonselku sendiri.

Yudah deh

Balasanku hanya dibaca oleh Clara, yang artinya percakapan kami via chat berakhir. Aku duduk menghadap Tian, dia menoleh kearahku dengan alis yang naik.

"Kenapa tiba-tiba main kesini?" tanyaku padanya.

"Pengen aja, gue gabut dirumah" jawabnya, "nonton yuk, malam minggu nih" tanda tanya dikepalaku semakin besar. Aku tidak pernah pergi berdua seperti ini dengan Tian. Biasanya kami akan pergi ramai-ramai dengan teman kantor lainnya.

"Lo lagi kesambet apa sih, bang?" aku tidak tahan untuk bertanya lagi.

"Salah banget apa kalau gue ngajak lo keluar?" dia berdecak pelan, tapi kali ini tidak lagi menatap kearahku.

"Ya nggak salah, tumben aja kan. Biasanya juga kita perginya rame-rame"

"Nggak ada yang bisa gue ajak keluar malam ini, jadi gue ajak lo aja" dia mengerling jahil kearahku, dan kembali berselancar lewat phonselnya.

"Sialan!!! Jadi gue Cuma cadangan nih" aku berdecak dan beranjak. "mau minum apa lo? Tapi emang Cuma ada air putih doang"

Dia menatapku sebentar dan mengangguk, "air putih boleh"

Aku segera meninggalkan Tian untuk mengambil minuman dan cemilan seadanya. Ketika kembali, Tian seperti sedang berbincang dengan seseorang via telfon.

"Iya, yudah, thanks ya"

"Lo emang nggak keluar sama tunangan lo, kek jomblo aja lo sekarang, sampe bela-belain nyamperin gue" aku kembali duduk ditempatku semula.

"Ehh gue belum cerita ya kalau gue bubar sama dia?" aku menatap dia dengan mata melotot. Astaga, dia kira pacaran kali, dengan gampangnya ngomong bubar.

"Kenapa sih nggak jadi mulu lo? Heran gue, katanya nyokap desak lo buat cepet nikah, tapi udah tunangan malah bubar"

Dia berdecak, "ceritanya panjang, gue lagi nggak mau bahas"

Aku mencibirnya tanpa suara, dan aku terdiam dan kembali mengingat isi chattinganku dengan Clara, apa aku bertanya saja ya pada Tian.

Aku menatap Tian yang sedang mengambil gelas, dan aku memutuskan untuk bertanya.

"Bang, semalam gue ada make out ya sama cowok?"

Dan dia tersedak.


-----

Double up!!!!

Lunas ya buat hari ini, see you besok.

Semoga kalian suka part ini

With Love,

Bella

Hidden AgendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang