~ 8 ~

765 81 6
                                    

3 hari sudah berlalu,tapi Jeongin belum mau membuka matanya.Disisi lain,Hyunjin masih setia menunggu Jeongin bangun.

Seperti saat ini,Hyunjin sedang menggenggam erat tangan sang adik sambil terus menggumamkan kata kata semangat untuk Jeongin.Hyunjin saat ini sendirian di ruang rawat Jeongin karena saudara nya yg lain sedang mengurus urusan mereka masing-masing.

"Sayang.... Ayo bangun.... Kalau rubah kecil Hyung mau bangun sekarang,Hyung akan membelikan apapun yg kau mau.Ayo syg hiks bangun..." tangis Hyunjin kembali pecah melihat kondisi adiknya.

"H-hyung mencintai mu Jeongin..... Bahkan lebih dari sekedar adik.... Hyung tidak bisa membayangkan kalau Hyung harus kehilangan belahan jiwa Hyung" ucap Hyunjin lagi.

Beberapa detik setelah itu,Hyunjin merasa ada yg bergerak gerak di genggaman nya.Hyunjin terkejut karena jari jari mungil Jeongin berusaha menggenggam tangan nya.

"J-Jeongin.... Kau bangun"  teriak Hyunjin histeris dan langsung berlari memanggil dokter.

Setelah dokter datang dan memeriksa Jeongin,akhirnya Jeongin bisa sepenuhnya membuka mata.Hyunjin juga sudah memanggil anggota keluarganya yg lain.

"Nak..." sapa Jowoon pada Jeongin setelah dokter pergi.

Namun Jeongin sama sekali tidak menyahut dan malah terlihat bingung.

"Jeongin..." sapa Chan.

"K-kalian siapa ?" jawab Jeongin akhirnya dengan suara lemah.Semua anggota keluarga Jeongin menghela napas kasar.

Ternyata diagnosa dokter benar,Jeongin mengalami amnesia.

"Jeongin... Aku Chan... Hyungmu" ucap Chan.

"Aku tidak mengenal kalian" jawab Jeongin.

Hyunjin yg sedari tadi menahan tangis mencoba mendekati sang adik.

"Je..... A-aku hyung mu..... Hiks Jeongin" untuk ke sekian kalinya,air mata Hyunjin kembali mengalir deras.

"Nak... Sabar... Butuh waktu bagi Jeongin untuk mengingat semua.Yg harus kita lakukan adalah membantu nya kembali pulih seperti dulu" nasehat Jowoon.

Semua disana mengangguk patuh.Mereka semua sepakat menginap di rumah sakit malam ini untuk menemani Jeongin.Jangan ditanya apa ruangan itu akan muat atau tidak.Karena mungkin ruangan itu digunakan untuk merawat lebih dari 5 orang pun muat.Dan hanya dengan sekali jentikan jari bahkan kamar inap itu bisa menjadi sebuah kamar hotel yg nyaman.

"Woojin,Chan.... Ikut Daddy" panggil Jowoon.

Mereka bertiga keluar ruangan Jeongin menuju kantin rumah sakit.

"Ada apa dad ??" tanya Woojin setelah mereka duduk dan memesan minuman.

"Begini,Jeongin sudah siuman.Kita akan mempercepat proses latihan kita,segera setelah Jeongin pulih.Daddy dan Zhao sudah menyiapkan semuanya.Persiapkan diri kalian,ini bukan hal mudah.Butuh kekuatan fisik dan mental yg cukup.Fokus hanya pada latihan dan pekerjaan kalian.Daddy hanya mau kalian selamat sampai benar benar menjadi seorang mafia" terang Jowoon.

Woojin dan Chan saling memandang satu sama lain.Mereka agak ragu dengan apa yg dikatakan sang ayah.

"Dad... Kami takut... Apa kami harus melanjutkan ini ??" tanya Woojin.

"Jin.... Aku yakin kita bisa" ucap Chan sambil menepuk pundak sang tertua.

"Daddy harap apa yg Daddy lakukan ini adalah keputusan yg benar" ucap Jowoon.

"Kami akan berusaha menjadi penerus yg baik" jawab Chan.

"Yg terpenting sekarang.Bunuh rasa kemanusiaan kalian.Kalian akan berada di dua dunia.Dunia bawah dan atas.Kalian boleh menjadi orang baik di dunia atas.Tapi jangan sekali kali gunakan itu di dunia bawah atau kalian akan tau akibatnya.Sekarang ayo kembali ke ruangan Jeongin" ucapa Jowoon lagi.

I Am On A HellevatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang