Chapter 38 • for you, Mark Lee

1K 126 6
                                    

©cherrycola-cc

Apa kalian pikir hubungan ini masih sehat? Kurasa tidak.

Aku tidak tau bagaimana sibuknya dia, tapi setidaknya dia bisa memberiku kabar. Kata Anita, dia juga tidak sesibuk itu hingga tidak bisa memberiku kabar atau tidak bisa mengangkat telpon dariku.

Aku ingin memperjelas hubungan ini. Lusa kami akan pergi ke Thailand untuk liburan Natal tahun ini. Jadi, hari ini, aku memutuskan kerumah bang Medi.

Tadi aku sudah menelpon Anita karena ponsel bang Medi tidak aktif. Kata Anita, orang tuanya sedang tidak ada di rumah, jadi kemungkinan rumah mereka sedang tidak ada orang- katanya.

Tapi, karena bang Medi hanya memiliki kelas pagi hari ini, jadi aku memutuskan untuk kerumahnya saja.

Semoga dia ada disana.

"Disini aja, Pak," kataku saat sampai didepan rumah bang Medi. halamannya kosong. Apa benar-benar tidak ada orang?

"Mau saya tunggu nggak non?"

"Nggak usah pak," aku tersenyum, "duluan aja, bilangin orang rumah aku ke rumah bang Medi."

"Oke non."

Itu adalah supir pribadi keluarga Lingrat William, walaupun Semuanya sudah punya mobil pribadi kecuali aku. Ayah sering mengantarku jadi jarang kupakai juga. Apalagi saat aku pacaran dengan bang Medi, dia semakin tidak pernah dipakai, hanya kadang-kadang saat mobil ayah atau ibu mogok saja. Dan juga hari ini- karena bang Medi tidak mengantar jemput aku lagi.

Ku tunggu sampai mobil itu hilang di belokan di depan sana baru aku membuka pagar rumah bang Medi.

Sepi sekali.

Sekali lagi, aku memerhatikan halaman rumahnya- ada motor ternyata. Kupikir rumahnya kosong tadi, ternyata ada motor bang Medi. Setidaknya itu membuatku sedikit yakin jika ada orang didalam.

Tok tok tok!

semenit berlalu- tidak ada yang membuka pintu.

Tok tok tok!

Sekali lagi. Tapi seperti tadi- tidak ada yang membuka pintu.

Tok tok tok!

Masih sama.

Aku semakin ragu jika benar-benar ada orang didalam.

Kuambil ponselku dari dalam tasku, dan menekan sebuah nama dilayarnya- bang Medi.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif-'

Masih tidak aktif.

Tidak mau menunggu, aku dengan iseng meraih gagang pintu dan mendorongnya masuk- tidak dikunci?

Kudorong lebih dalam lalu akupun masuk kedalam. Kuperhatikan sejenak, tapi benar-benar seperti tidak ada orang. Apa mereka lupa untuk menutup pintunya?

"Bi Lina?" Panggilku lalu menutup pintu depan.

Tidak ada sahutan. Aku semakin ragu saja.

Melangkah lebih jauh hingga aku sampai diruang utama. Aku menatap naik- kamar bang Medi.

Tertutup.

Mungkin dia sedang tidur didalam sana.

Tidak pikir panjang aku segera melangkah naik ke lantai atas.

"Aku nggak bisa gini terus."

"Tahan ya, bentar lagi pasti semuanya bakal selesai."

"Aku udah-"

"Hey- percaya kan sama aku?"

"Iya, tapi-"

Deg!

Apa itu barusan?

Aku tidak salah dengar kan? Suara perempuan?

Tidak.
Aku menggeleng pelan, berusaha menghilangkan pikiran-pikiran tidak-tidak di kepalaku.

Aku mencoba meyakinkan diriku jika yang kudengar barusan hanya suara tivi dari kamar bang Medi. Iya- hanya suara tivi.

Clek.

Tapi, ternyata aku terlalu memaksakan diri untuk berfikir positif-

"Bang Medi?" Panggilku bersamaan dengan air mataku yang jatuh bebas dikedua pipiku.

Apa yang baru saja kulihat ini?

Bang Medi dengan jelas tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihatku- begitupun dengan perempuan yang tidur di sebelahnya.

"Anna? Kok kamu bisa di sini?" Bang Medi ingin menghampiriku tapi mungkin dia segera ingat jika dia sedang tidak memakai apa-apa di tubuhnya. Lalu kembali duduk dengan ekspresi terkejut dan bingung.

Aku masih menangis, berdiri didepan pintu kamar bang Medi seperti patung.

Inikah alasan kenapa dia tidak pernah bisa menghubungiku? Ada yang lain ternyata.

Tidak tahan dengan apa yang baru saja kulihat, aku berbalik dengan rasa sakit yang sangat besar didadaku. Sesak sekali rasanya.

"Siapa dia kak?" Kudengar perempuan itu bertanya saat aku hampir menuruni tangga pertama.

"Hah?" Bang Medi terdengar bingung, "oh dia? Adikku," katanya.

Adik katanya?
Dia bahkan tidak mengakuiku didepan selingkuhannya?- atau jangan-jangan selama ini aku yang menjadi selingkuhan?

Sial!
Kenapa rasanya sesakit ini?

Dia bahkan tidak bisa mengejarku dan menjelaskan semuanya.

Berhubungan dengan perempuan lain disaat dia masih menjalin hubungan denganku? Cih! Menjijikkan!

Jangan harap aku akan memaafkannya.

...

[]

For you, Mark Lee [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora