Banyak ucap,
Diberi waktu tak berkata
Bukan ranahnya, ia bicara.
Tiga, bukan pilihan dari satu atau dua.
Berdalih,
Lagi-lagi realita muak akannya
Lidah dilipat tapi tak ada wujudnya.
Umbut lemah atau muda miliknya
Bisa saja menopang badai tapi tak bisa dijamin
Yang batang hanya bisa senyum
Lihat ia, diinjak akan hancur.
YOU ARE READING
Ketika Jemari Berbicara
RandomKetika suasana berubah, namun bibir tak kuasa bertuah, apalagi tingkah tak mampu berulah. Maka, ku biarkan ia menari dalam sepi, dan berbisik dalam hening agar irama dapat dinikmati dalam kata.