Chapter 1

8.8K 574 38
                                    

Happy reading~
.
.
.

“Sasuke..”

Hinata menaiki tangga apartmentnya dengan lesu. Ia menyelesaikan acara menonton drama malamnya karena rasa kantuk sudah menyerang. Sasuke tidak ditemukan di lantai bawah, otomatis pria itu ada di lantai atas. Mungkin sudah tidur duluan melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

“Sasuke?” Hinata membuka pintu kamar dan tidak mendapati sosok yang ia cari. Berarti Sasuke belum tidur.

Hanya ada satu tempat lagi yang belum diperiksa. Ruang perpustakaan. Sasuke sibuk mengerjakan tugas kuliahnya belakangan ini, pasti pria itu ada di sana sekarang.

“Sasuke?”

“Iya Sayang..”

Sasuke benar-benar ada di ruang perpustakaan. Duduk nyaman di belakang meja belajar. Beberapa buku tebal tentang bisnis dan manajemen, alat tulis, dan laptop setia menemaninya. Sasuke, dengan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya, menoleh ke arah pintu yang dibuka.

Hinata melangkah maju untuk menghampiri Sasuke. Pria itu hanya tersenyum tipis memperhatikannya. Tahu kalau gadis yang merupakan istrinya itu mau mengajaknya tidur. Hinata tidak bisa tidur jika dirinya tidak mengisi tempat kosong di sisinya.

“Ayo tidur, aku mengantuk.” Rengek Hinata. Benar ‘kan dugaan Sasuke?

“Nanti ya, tugasku belum selesai. Sebentar lagi, aku janji.”

“Tidak mau, aku mengantuknya sekarang.” tolak Hinata.

Sasuke menghela nafas, lalu melepas kacamatanya. Sulit sekali menawar permintaan Hinata. Harus dituruti, tidak boleh tidak. Memang seperti itu isi pesan kedua orang tua Hinata padanya saat mereka akan dinikahkan. Tapi saat ini ia benar-benar harus menyelesaikan tugas kuliah yang harus dikumpulkan lusa. Sementara besok sudah pasti ia tidak akan bisa menyentuh tugasnya karena Hinata sudah menandai tanggal besok sebagai hari jalan-jalan mereka.

“Sini, duduk di pangkuanku.” Sasuke menepuk-nepuk pahanya. Hinata tidak mengatakan apa-apa dan langsung duduk di atas paha Sasuke.

“Tidur di sini dulu ya, nanti aku akan menggendongmu ke kamar. Tugasku benar-benar harus selesai malam ini, Sayang..” Sasuke bicara sambil menatap amethyst Hinata yang sudah memerah karena kantuk.

Hinata tidak menjawab, langsung memeluk Sasuke dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher suaminya. Sasuke hanya tersenyum tipis karena kelakuan Hinata. Meskipun agak sulit dengan Hinata di pangkuannya, Sasuke tetap lanjut mengerjakan tugas di laptopnya, berusaha agar selesai malam ini.

Nyatanya suara dari jari Sasuke yang menari di atas keyboard tidak mengganggu Hinata sama sekali. Sasuke bisa merasakan hembusan nafas teratur milik Hinata di lehernya, artinya gadis itu benar-benar sudah memasuki alam bawah sadar.

“Selesai.” gumaman Sasuke diiringi helaan nafas lega. Jam di dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Ia lantas mematikan laptop dan juga membereskan buku-buku. Selanjutnya, ia melirik Hinata yang masih betah pada posisi yang sama sejak tadi.

Sasuke dengan hati-hati melepaskan pelukan Hinata dari pinggangnya. Perlahan mengangkat tubuh sang istri lalu membawanya ke kamar mereka. Membaringkan di ranjang king size mereka.

“Sasuke, dingin..” Hinata bergumam dalam tidurnya.

Masih berdiri di sisi ranjang, Sasuke kembali hanya tersenyum tipis karenanya. Tentu saja dingin. Hinata hanya mengenakan hotpants dan tanktop tiap malam, terlebih sekarang bulan Desember artinya sedang musim dingin.

Bergabung dengan istrinya di ranjang, Sasuke memposisikan diri memeluk Hinata dan menarik selimut untuk mereka berdua. Pelukannya dibalas begitu erat. Tangan besar pria itu mengusap-usap punggung Hinata. Gadis itu suka sekali diusap punggungnya seperti ini.

My Spoiled Girl -SH ver- (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang