8

82 31 3
                                    

Jangan lupa vote ya gaes!
  

*     *     *

Seperti biasanya Ana sudah setia beridiri di depan kamar putra pertamanya dengan tangan kanan memegang panci dan tangan kiri memegang sendok logam,

Tang!

Tang?!

Tang?!

   Gen terpanjat kaget mendengar dentuman keras dari luar kamarnya, entah apa yang sedang terjadi di luar, saat Gen akan bangkit untuk melihat keluar kamarnya, tiba tiba di kejutkan dengan teriakan Ibunya yang menggelegar di depan kamar.

"Kebakaran! " Teriak Ana lantang. Lebih baik Gen melanjutkan tidurnya, ibunya hanya ingin melihat putranya bangun pagi bukan, tapi tunggu! Ibunya barusan berkata kebakaran?, seketika tubuh Gen menegang, dengan cekatan Gen segera keluar dari kamarnya.

   Kalian tau apa yang ia temukan?, wajah polos ibunya yang berdiri 2 langkah dari pintu kamar Gen.

"Kebakaran dalam mimpi! " Ujar Ana dengan tampang tak berdosanya, lalu segera berlalu turun, tapi saat baru menuruni 3 tangga, Ana kembali berteriak.

"Jangan tidur lagi!, kalo tidur lagi pancinya yang ibu lempar kemuka kamu! " Teriak Ana dengan nada mengancam, sehingga membuat Gen menciut.

   Di sisi lain dengan waktu bersamaan Zoya sedang bersiap siap menggenakan atribut lengkapnya, dikarenakan ini hari senin,

"Topi lo mana topi? " tanya Reyhan bingung ketika Zoya tidak menggunakan topinya.

"Gue taruh di loker meja deh kayanya"

"kebiasaan kaya gitu harus di rubah, inget ngga lo pas lo kelas 8, topi lo ngga ada di loker akhirnya lo di hukum bersihin wc?! " ujar Reyhan ngegas.

"Iya iya, udah kita berangkat sekarang, kalo topi gue ilang kan jadi bisa beli di koprasi! "

"Susah ngomong sama kepala batu! "

*     *     *

   Selesai melaksanakan mandinya, Gen segera bersiap dan turun ke bawah untuk sarapan bersama Ibunda tercintanya Anailisa Bedi Agler,

"Sarapan pake apa bu? "

"Roti lah, kamu kalo makan lamban banget, kalo lomba sama siput juga siput yang bakalan menang! "

Gen memutar bola matanya malas "Roti buatan ibu juga rasanya kaya ayam geprek kok! " Seru Gen sembari terkekeh ringan.

"Dih ngawur, " Ana menatap anaknya jengah.

  Sungguh perlakuan Gen dirumah dan di sekolah sangat berbanding 180°,

   Setelah selesai sarapan roti bersama ibunya, Gen segera bergegaa berangkat karena desakan ibunya,

"Buruan Gen berangkat! "

"Abang denger ibu nggak sih?! Nanti kalo telat gimana?! "

"Abang ini hari senin loh!!" gretak ana lagi.

"Bentar bu, rotinya belum turun masih nyangkut di tenggorokan" saut Gen santai.

ZONIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang