50

3.9K 53 0
                                    

2 bulan kemudian kak johan dan risa melangsungkan pernikahannya. Acaranya berjalan lancar.

"Ciee kakak aku dah gak jomblo lagi ciee" ledekku sambil menoel pipi kak johan.

"Malam pertamanya pasang pengedap suara bang" bisik gilang di samping telinga kak johan tapi masih dapat ku dengar. Gilang mendapat satu hantaman tinju kak johan pada lengan sebelah kirinya.

"Sakit bego" ringis gilang.
Aku dan risa tertawa geli.

Aku mengelus perut buncitku lalu bergantian mengelus perut rata Risa.
Kak johan dan gilang menatapku bingung.

Aku dan risa bertatapan lalu tertawa geli. Para suami seolah mengerti dan ikut mesem mesem.

3 bulan kemudian.

"Argh... Gilang sakitt... Hiks...hiks...." aku berteriak kesakitan. Gilang menggenggam tanganku erat dan sesekali mengecup kening ku.

"Tahan sayang, sedikit lagi..." kata gilang menenangkan ku.

"Sedikit lagi nona, ayo..." ucap salah satu bidan.

"Oekk... Ooeekk...." suara tangis bayi

Aku bernafas lega. Keringatku bercucuran. Gilang tersenyum lebar dengan mata berkaca kaca, ia mengelap keringat di wajahku sambil mengecup kening ku berkali kali sambil berkali kali mengucapkan terima kasih.

"Selamat tuan gilang, nona nara, bayi anda laki laki, dia sangat tampan" ucap suster lalu membawa bayi ku untuk di bersihkan.

"Anak kita laki laki sayang" kata gilang lembut sambil mengecup kening ku.

"Huftt... Alhamdulillah" kataku dengan nada lemah.

"Namanya siapa?" tanyaku pada gilang

"Aku udah siapa nama ini dari dulu, namanya Daffa Gahreza Angkasa" kata gilang

"Bagus" kata ku sambil tersenyum hangat.
3 hari kemudian aku sudah di perbolehkan pulang ke rumah. Kali ini kami sudah membeli rumah di Amerika jaraknya tidak jauh dari rumah kak johan.

Keluarga besar Jovan dan angkasa sudah menunggu kami dengan tidak sabar di rumah kami.

"Selamat datang"

"Cucu oma sini sayang biar oma gendong"

"Eh gantian dong mah, papah juga mau gendong cucu papah"

"Ganteng banget sih"

"Iya dong anak gilang" ucap gilang sambil terkekeh

"Anak aku juga ish" kataku melempar tatapan tajam pada gilang. Emangnya anak dia doang. Bikinnya kan berdua.

"Iya sayang iyaaa" kata gilang sambil terkekeh.

"Gilang, kamu anter nara ke kamar gih, anakmu biar mama yang jagaian dulu, kalian pasti capek banget kan?" kata tante dera ibunya gilang.

"Iya mah" jawab gilang lalu mengatarku ke kamar kami.

Aku duduk di pinggir ranjang king size dengan sprei berwarna biru muda ini. Suasana kamar yang elegan dan mewah. Di lengkapi dengan barang barang kami. Tentunya beberapa peralatan bayi.

Gilang duduk di samping ku. Memeluk pinggangku, dan menyenderkan kepala ku di bahunya.

"Sayang..." panggilnya dengan nada lembut.

"Hmm" responku.

"Aku mau bilang terima kasih banyak sama kamu" kata gilang sambil menggenggam erat tanganku.

"Untuk apa sayang?" tanyaku sambil mendongak menatap gilang yang dibalas dengan tatapan mendalam dan penuh arti olehnya.

"Untuk semuanya, pertama kamu udah jadi wanita yang selalu ada di saat aku susah dan senang, kamu udah maafin atas kesalahan kesalahan aku meskipun itu kadang membuat kamu terluka, kamu selalu support aku, kamu selalu memberikan cinta yang sangat berarti buat aku, kamu udah jadi istri yang baik buat aku, kamu sudah menemani aku dari dulu sampai sekarang, dan kamu udah jadi ibu dari anak anakku, terima kasih, terima kasih sayang, aku juga berterima kasih pada tuhan karena memberikan aku istri yang sangat sempurna untukku. dan aku berharap kita akan terus bersama hingga nanti, hingga akhir hayat kita, berjuang bersama untuk selamanya, saling mencintai dan menyayangi, dan membesarkan anak anak kita. I love you nara" kata kata gilang yang sangat menyentuh.

NARA'S LOVE [END]Where stories live. Discover now