14. Egg Sandwich

3.5K 445 3
                                    

"Memories are timeless treasure of the heart."

-Anonymous-

.

.

.

Leon terlihat tidak mengantuk pagi itu.

Dia selalu tidur larut malam seperti kebiasaannya sebulan terakhir. Tapi semalam dia tidur dengan sangat pulas seperti bayi. Kepalanya masih suka kembali memutar kejadian dengan Niken sebulan lalu di mobilnya. Tanpa sadar bibirnya tersenyum tipis mengingatnya. Niken terlihat sangat senang karena Leon mengingat hari jadian mereka. Ini adalah hasil omelan Gavin untuk mengingat hari-hari penting saat berpacaran. Leon tidak menyesal karena sudah mengikutinya karena pada akhirnya itu membuahkan hasil untuk membahagiakan pacarnya.

"Financial report triwulan terakhirnya lucu ya, Pak?"

Pandangan Leon terangkat dari kertas yang dia pegang. Dia bahkan lupa kalau Roman ada di dalam ruangannya sejak tadi. Rekan kerjanya itu sedang duduk sambil menahan senyum geli melihat bosnya sendiri. Leon pasti terlihat sangat gila karena membaca laporan keuangan sambil tersenyum sendiri. Satu hal yang Leon sadari sejak memiliki hubungan adalah tingkat kewarasannya yang semakin berkurang. Dugaannya, kewarasannya berkurang seiring dengan rasa senang dan sedih yang sering muncul tiba-tiba akibat ulah Niken.

"Sejak kapan kamu ada di situ?" Tanya Leon sambil lanjut membaca laporannya.

"Mungkin lima belas menit yang lalu," Roman tersenyum sambil menaikkan sebelah alisnya. "Bapak habis ketemu dengan Niki ya?"

"Bukan urusanmu."

"Yah, kalau saya di posisi Bapak juga pasti saya senyum-senyum sendiri sih," bahu Roman berguncang pelan. "Soalnya Niki itu paket lengkap yang diidamkan laki-laki."

Leon harus mengakui ucapan Roman memang benar. Karena itulah Leon berusaha keras menjadi pacar yang sepadan untuk Niken. Kalau saja Leon salah mengambil langkah dan Niken merasa lelah dengannya, sudah pasti Niken akan memilih pergi darinya. Leon tidak mau membayangkan jika hal itu terjadi. Bagaimana bisa dia kehilangan Niken? Laki-laki itu bahkan tidak tahan ingin bertemu dengan Niken sejak seminggu lalu. Lagi-lagi berpacaran membuatnya merasakan perasaan aneh yang belum pernah dia rasakan seperti ini.

"Oh iya, bulan lalu Bapak jadi kasih hadiahnya?" Roman bertanya lagi ketika Leon tidak kunjung memberikan balasan.

"Iya."

"Niki suka?"

"Suka kok."

"Hadiahnya tidak mirip dengan hadiah dari mantannya 'kan?"

Leon mendengus. Roman tahu kisah Leon yang waktu itu memakai parfum yang sama dengan mantan Niken. Sepanjang hari itu, Roman terus mengejeknya dan tidak berhenti tertawa ketika bertatap muka dengan Leon. Bisa dibilang dua menjadi badut pribadi untuk Roman seharian di kantor saat itu. Menurutnya, Leon sangat payah karena malah memilih parfum yang cukup pasaran. Saat ini pun Roman bertanya sambil menahan senyuman geli di bibirnya. Rasanya Leon ingin menyumpal kertas laporan keuangan di tangannya ke dalam mulut laki-laki itu.

"Tidak," jawab Leon sambil meletakkan kertas laporannya di meja. Kepalanya terasa sedikit pening karena membaca laporan keuangan sejak dia tiba di kantor. "Dia bilang barang itu tidak mirip dengan barang pemberian mantannya."

Affogato (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang