30. Train

6K 467 0
                                    

Unexpected relationships are the best ones.

-Anonymous-

.

.

.

"Bagaimana kabar Kak Lea dan Kak Peter?"

Leon menoleh ketika mendengar pertanyaan itu melayang dari pacarnya. Niken sedang sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Saat ini mereka sedang duduk di sofa rumah Leon, sibuk dengan pekerjaan masing-masing di akhir minggu. Bukan ide kencan yang patut ditiru, tapi mereka berdua merasa nyaman. Niken sibuk membalas email untuk kliennya sementara Leon sibuk membaca spreadsheet perusahaannya. Sesekali jari mereka bersentuhan di dalam mangkuk popcorn yang Leon buat dua jam yang lalu.

Beberapa orang akan bilang hubungan mereka terasa tidak romantis, tapi merekalah yang lebih tahu seperti apa rasanya.

Leon melahap sepotong popcorn lagi sebelum menjawab pertanyaan Niken. "Kudengar Lea sudah sangat sering jalan keluar dengan Peter. Dia bersyukur kamu menemukan orang seperti Peter untuk dikenalkan dengannya."

Ide itu sebenarnya muncul di kepala pacarnya dua minggu yang lalu. Dia mengusulkan pada Leon bahwa dia ingin mengenalkan temannya yang berumur tiga tahun di atasnya pada Lea. Saat dikenalkan, respon keduanya juga sangat baik. Sejak hari itu, Niken sering sekali memborbardirnya dengan sejuta pertanyaan soal hubungan Lea dan Peter. Sejauh yang Leon tahu, hubungan mereka baik-baik saja. Tapi dia tidak tahu apakah mereka akan lanjut menjadi pacar di masa depan.

Ngomong-ngomong, Lea dan Niken sangat dekat sekarang. Sejak Niken sering datang di akhir minggu untuk main catur dengan ayah Leon, mereka jadi sering bertemu. Niken dan Lea bahkan sering pergi ke salon atau spa bersama. Ini adalah salah satu alasan kenapa Niken ingin mengenalkan Lea dengan temannya. Karena kedekatan mereka berdua sekarang memang seperti sahabat.

Ayah Leon memang secara ajaib merestui hubungan Niken dan dirinya secara tiba-tiba. Mereka berdua menolak memberitahu alasannya. Meskipun Leon yakin ini ada hubungannya dengan catur yang mereka mainkan setiap kali mereka bertemu. Leon bahkan tidak tahu kalau Niken sangat pandai bermain catur. Ayahnya bahkan mengakui bahwa dia selalu kalah setiap kali bermain dengan pacarnya itu. Katanya, trik Niken dalam bermain catur cukup mencengangkan.

Hal aneh lainnya, hubungan Leon dan ayahnya membaik. Lagi-lagi Leon berpikir bahwa ini ada hubungannya dengan obrolan Niken dan ayahnya di restoran waktu itu. Ayahnya jadi sering menanyakan masalah bisnisnya dan apakah dia membutuhkan saran. Dia juga mengajukan diri untuk datang ke rumah Leon minggu lalu untuk melihat kondisi rumahnya. Mereka jadi sering makan malam bersama dengan Niken ketika bertemu. Bahkan Leon sempat berpikir bahwa Niken sudah menyihir ayahnya yang dulu. Kenapa tiba-tiba ayahnya menjadi perhatian padanya?

Setelah semua masalah mereka selesai, sepertinya ini sudah saat yang tepat untuk melamar Niken. Bukankah begitu?

Tapi niatnya kembali terkurung saat Niken secara tidak sengaja mengatakan sesuatu saat mereka sedang makan bubur di pinggir jalan. Dia bahkan mengatakannya dengan ringan sambil mengaduk sambal ke dalam buburnya yang masih mengeluarkan uap panas. "Kurasa ada baiknya kalau Kak Lea yang menikah duluan 'kan? Bagaimanapun dia memang lebih tua darimu, tidak baik melangkahi kakakmu, apalagi dia perempuan."

Rencana melamar yang Leon siapkan mendadak terbang ke udara begitu saja. Sejak saat itu juga, Leon selalu mendukung kenalan-kenalan yang Niken ajukan pada Lea. Tentu saja Leon juga menyeleksi mereka dengan benar. Sepertinya Peter ini adalah kenalan Niken yang paling lama dekat dengan Lea. Leon harap mereka benar-benar cocok supaya Leon juga bisa segera melamar Niken. Iya, dia memang sudah tidak sabar lagi. Tapi di saat yang sama dia tidak enak jika harus mendesak Lea dalam menemukan jodoh dalam hidupnya.

Affogato (FIN)Where stories live. Discover now