23. Analogi

3.3K 380 7
                                    

Honesty has a power that very few people can handle.

-Steven Aitchison-

.

.

.

Niken tidak bisa berhenti memainkan kukunya.

Kebiasaan ini sering dia lakukan saat dia sedang gugup. Detik itu, Niken terlalu gugup karena berbagai sebab. Karena semua hal yang akan terjadi hari ini adalah rencananya. Karena dia tidak yakin dengan rencananya sendiri. Masalahnya, dia tidak bisa memastikan semuanya akan baik-baik saja hari ini. Karena setelah menentukan hari yang pas, akhirnya Leon akan bertemu dengan ibunya dan ketiga adiknya. Niken memilih restoran favorit ibunya untuk menjaga mood ibunya hari itu tetap stabil.

Niken menoleh ketika merasakan sebuah tangan menyentuh tangannya. Leon menatapnya dengan seulas senyum tipis. Seakan dia tahu kalau Niken hari ini sangat cemas. Mereka sudah dalam perjalanan menuju restoran itu dan kurang lebih akan sampai setengah jam lagi. Leon bahkan sengaja memindahkan jadwal kerjanya untuk hari ini. Demi Niken. Hal itu semakin membuat Niken cemas. Bagaimana kalau Leon kecewa terhadap sikap ibunya?

Ibunya tidak mungkin tidak menyukai Leon. Dia seorang pengusaha sukses di umurnya yang belum mencapai tiga puluh tahun. Tapi itu bukan berarti ibu tidak akan bertanya soal keluarga Leon. Dia akan segera tahu bahwa Leon adalah putra dari pemilik PT Pierce. Niken tidak tahu bagaimana ibunya akan bereaksi. Tapi di masa lalu dia selalu menasehati Niken untuk mencari pacar laki-laki yang keluarganya sukses. Hari ini, Niken tidak berniat memberitahu ibunya soal keluarga Leon.

Dia tidak mau ibunya tahu soal keluarga Leon. Karena Leon sendiri merasa tidak nyaman dengan kondisi keluarganya. Jika sampai ibunya tahu kalau Leon adalah anak dari Keluarga Aditama, dia pasti akan memborbardir Leon seputar kesuksesan keluarganya. Sementara Leon sendiri sudah memutuskan untuk keluar dari keluarga itu.

"Sebelumn kita sampai, aku mau minta maaf kalau nanti ada perkataan ibuku yang mungkin menyinggung perasaanmu," Niken mendadak berucap di tengah keheningan mobil itu. "Dia terbiasa mengutarakan apa yang dia lihat tanpa memprosesnya terlebih dahulu, seperti aku. Dan aku takut dia akan menyerangmu tiba-tiba-"

"Relax, Kenny," tangan Leon meremas pelan tangan Niken dalam genggamannya. "Semuanya akan baik-baik saja."

"Bagaimana kamu bisa yakin? Maksudku, ini ibuku!" Sekarang Niken mulai panik. Dia mendesah berat. "Dia bisa saja membuatmu membenciku dalam waktu satu jam saat kita makan bersama. Atau mungkin, kamu tidak akan tahan karena dia tidak berhenti berbicara nanti."

"Aku sudah merasakan hal itu setiap hari bersama pacarku," Leon terkekeh ketika melihat Niken mendelik tajam. Raut wajahnya berubah serius lagi. "Tidak apa-apa, ini cuma satu hari 'kan?"

Niken mengangguk sambil menarik napas panjang. "Aku harap dia bisa bersikap normal hari ini."

Mobil mereka tiba di restoran kesukaan ibunya, Jade Dynasty.  Leon memarkirkan mobilnya dan bisa merasakan kegugupan Niken semakin menjadi. Tangan gadis itu dalam genggamannya sedikit bergetar. Leon mengusap punggung tangan Niken dengan ibu jarinya. Gadis itu mengecek penampilannya berulang kali di cermin lipat yang dia bawa. Ini adalah kebiasaan lama yang selalu dia lakukan jika ingin bertemu dengan ibunya. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu, itu artinya Niken harus tampil sempurna.

Bahkan ketika dulu ibu Niken masih menjadi manager-nya, Niken harus tampil sempurna setiap hari. Make-up dan pakaian harus terlihat mahal dan wah. Porsi makanan harus diatur sesehat mungkin dengan berbagai larangan untuk makanan tertentu. Ibu Niken juga memastikan Niken melakukan olahraga yang cukup setiap hari. Dia ingin Niken tampil sempurna, karena katanya Niken tidak akan tahu kapan dia akan bertemu kamera di jalan.

Affogato (FIN)Where stories live. Discover now