01|Leader Toxic

142K 10.8K 4.8K
                                    

Tim nungguin Sangga mana suaranya 🙌

Ss chapter favorit kamu. Tandain akun emak dan akun para pemain Sangga.

Share cerita Sangga keseluruh akun sosial media kamu.
Cukup ss 1 atau 2 aja, jangan sampai full chapter.

Happy reading 💜

"Gue akan membahas beberapa peraturan yang bakalan gue ubah dari peraturan Rigel sebelumnya," ujar Sangga berdiri di hadapan semua anak Toxic.

Slayer hitam bertuliskan 'leader' kini beralih tempat terpasang di lengan kiri Sangga. Jika dulu Rigel yang dengan begitu gagahnya mengenakan slayer itu, tapi kini tidak lagi. Kepimpinan Toxic telah digantikan oleh Sangga.

Foto Rigel berukuran besar terpajang di ruang tengah basecamp. Sebagai bentuk penghormatan, motor matic yang biasa Rigel gunakan ikut serta diletakkan di dalam basecamp. Dua benda itulah bagian kenangan dari Rigel yang tak akan pernah dilupakan oleh seluruh anak Toxic.

Satu minggu sudah kepergian Rigel berlalu. Masih nampak sama, kesedihan masih menyelimuti setiap orang. Terkadang beberapa dari anak Toxic lupa Rigel telah tiada, hingga tanpa sadar kerap menanyakan keberadaan Rigel.

Siapapun akan merasa kehilangan juga terpukul. Dua tahun mereka bersama-sama. Suka dan duka selalu mereka lalui bersama-sama. Ketika salah satu telah pergi dan tak akan kembali lagi, hanya kependihan dan kerinduan lah yang mereka rasakan.

"Kalian berduka, sama halnya dengan gue. Di sini gue hanya menggantikan peran Rigel. Sampai kapanpun Rigel akan tetap menjadi ketua Toxic yang nggak akan pernah terlupakan," ujar Sangga mewakili isi perasaan teman-temannya.

Danish meneguk ludah kasar. Dadanya terasa sesak juga nyeri, setiap mendengar nama Rigel entah mengapa berhasil memancing rasa emosional pada diri Danish padahal sudah mati-matian Danish menahannya.

Menolehkan kepalanya ke samping, Danish menatap sofa yang biasa digunakan Rigel tidur sewaktu berada di basecamp. Sekarang kosong, basecamp serasa hampa dan seolah tak ada kecerian lagi.

"Gue akan mengambil salah satu anggota yang nantinya akan gue jadikan sebagai wakil Toxic," ujar Sangga lagi matanya mengedar keseluruh penjuru arah.

Bima mengangkat tangannya seolah ingin bertanya. "Apa diantara Danish dan Calva?"

Sangga mengalihkan pandang ke arah Calva dan Danish sejenak, namun kepalanya menggeleng.

"Bukan mereka. Bukan juga diantara kalian."

Anak Toxic tercengang, kenapa bukan Danish dan Calva? Sudah jelas mereka bersahabat. Mengingat lagi Toxic dibentuk juga melibatkan Danish dan Calva. Jika bukan Danish dan Calva yang Sangga pilih sebagai wakil ketua, lantas siapa?

"Apa maksud lo bukan mereka?" tanya Dafian bingung.

"Meskipun Danish dan Calva nggak gue pilih sebagai wakil ketua, gue yakin Danish dan Calva akan tetap membantu gue. Toxic ada itu karena Rigel, Danish, gue, dan Calva. Gue akan memilih anggota bukan dari inti Toxic," terang Sangga.

"Terus peraturan apa yang bakalan lo ubah? Gue harap peraturan yang lo buat masih pada batasnya dan nggak sepihak. Toxic harus satu suara, lo pasti paham prinsip Toxic."

SanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang