when the sky feels close [✓]

Epilogue

Felix bertahan cukup lama dengan kerusakan ginjal yang ia alami. Sekitar setahun setelah Hyunjin datang—dia masih hidup itu sudah cukup luar biasa. Namun, dengan tenangnya, Felix menghembuskan napas terakhirnya malam kemarin. Padahal siangnya Hyunjin masih mengunjunginya dan berbagi cerita. Masih tertawa dan masih bisa meledeki satu sama lain.

Tapi kali ini, tak lagi ada penyesalan. Baik yang meninggalkan, maupun yang ditinggalkan.

Hyunjin lagi-lagi terbaring berbantalakan lipatan tangannya sendiri. Jas hitam masih melekat di tubuhnya seusai menghadiri pemakaman. Hyunjin menatap lamgit-langit di atap gedung setelah sekian lama tak ia lakukan. Ketenangan menyelubunginya meskipun raganya tinggal seorang diri.

Permulaan suatu kehidupan selalu sama. Lahir dan membuka mata, kemudian menangis dan disambut suka cita oleh orang-orang yang menunggu kehadiran sang kehidupan baru. Meski Hyunjin sebenarnya tidak yakin ketika ia lahir, apakah benar-benar ada yang menyambutnya dengan sebagahagia itu.

Tapi Hyunjin suka hidupnya.

Dulu, Hyunjin pernah berpikir untuk jadi merpati saja. Sepertinya menyenangkan hanya tau makan dan terbang di udara. Tapi Minho membantahnya.

"Jika kau jadi merpati, kau akan melewatkan banyak hal," ujar Minho sambil memberi makan kawanan merpati yang datang ke atap. "Hal-hal yang bisa kau lakukan sebagai manusia. Contohnya bermain game bersamaku dan Felix sampai pagi."

Jika mengingat perkataan itu, Hyunjin jadi lebih bersyukur ia lahir sebagai dirinya.

"Hari ini, bukan hari yang baik. Tapi aku masih hidup dan akan berusaha lebih baik," monolog Hyunjin sambil menengadahkan kepala keatas.

Bahagia itu tidak benar-benar ada. Setelah apa yang terjadi, maka Hyunjin menganggap bahagia hanyalah sebagai hadiah kecil atas segala perih yang ia jalani. Tapi, Hyunjin menghargai hadiah itu dengan sangat. Ia akan mengingat tiap detiknya tanpa terlewati. Hidup adalah misi, jika Hyunjin masih hidup, berarti dia masih belum menyelesaikan misinya.

Minho dan Felix beruntung karena berhasil menyelesaikannya lebih cepat.

"It's okay Hyunjin," ujar Hyunjin meniru apa yang sering dilakukan Felix. "Aku masih bisa bercerita pada langit. Aku yakin kalian juga dengar kan?"

Semilir angin berdesir seakan menjawab pertanyaan Hyunjin. Kehangatan terasa memeluknya dan membuat hati Hyunjin terasa semakin nyaman. Seakan-akan ada yang tengah menenangkannya di sana.

Hyunjin tersenyum. Ia tau, dua temannya akan selalu mendengarnya dan memberikan ketentraman untuknya.

Dekat dengan langit rasanya selalu seperti tengah dekat dengan Felix dan Minho. Begitupun sebaliknya.

Time flies, people change and sometimes go away.

We'll losing and get hurt.

That's a normal life.

But it's okay.

It's okay for being sad. Because it's mean ur really alive.

It's okay because ur not walk alone.

There's sky who always trying to be closer.

Just trust ur stories to the sky.

They'll listen.

END

Pengen tau dong alasan kalian baca cerita ini🥺 >>

SUMPAH INI TU FF PALING SINGKAT DAN PALING CEPET KUTAMATIN HUAAA

Akutu bikin ini berdasarkan banyak banget pengalaman. Jaman sekarang tu jujur aja ya, terlalu banyak manusia yang menyepelekan suatu keadaan. Setiap kali orang mau cerita soal masalanya, ada aja yang bilang

“ur problems is not big enough. mine is more big"

"alah gitu aja sedih, lemah lu."

jadi tiap mau cerita masalahnya orang dah males duluan karena selalu  disepelein. alhasil banyak yang jadi mendem masalahnya atau milih cerita ke objek-objek dunia kayak langit ini. kadang langit lebih bisa jadi pendengar yang baik dibanding manusia.

Hindari kalimat2 perbandingan kek gitu ya gais. seriously, banyak banget kalimat bagus yang bisa diucapkan. kita kan ga pernah tau setiap kata yang kita bilang ke orang lain tu bersifat menyelamatkan atau menjerumuskan.

be kind.

Kalau kalian lagi ngerasa down, ngerasa sendiri dan butuh temen cerita. just knock my dm.

i'll be ur sky💕