Happy Reading 🖤
•
•
•Alexa melangkah gontai menuju ruang makan . Sebenarnya ia sangat malas untuk sarapan , tapi mau bagaimana lagi , perutnya telah menuntutnya untuk mengisi ulang . Mungkin beberapa sosis bakar dan roti sudah cukup . Dan bisa ia pikirkan nanti siang ia tak perlu makan lagi . Karena rasa-nya malas untuk sekedar singgah membeli makanan .
Kedua tangannya penuh memegangi tas dan map-map tugas kuliah yang berhasil ia selesaikan dalam semalam, meskipun sebagian besar bukan tugas yang akan di kumpulkan hari ini . Entahlah , dia mengerjakan tugas-tugas itu hanya untuk menjauhkan kepala dan pikirannya tentang Ervin .
"Selamat pagi Bi" sapa Alexa .
"Selamat pagi juga nak Alexa "
Alexa meletakkan semua map yang ia pegang di atas meja makan . Ia tersenyum melihat sosis bakar dan roti di atas meja makan . Ah , jangan lupa susu juga . Bi Inem sepertinya bisa membaca pikirannya . Baru saja ia akan menyuruh Bi Inem untuk membuatnya . Tapi semuanya sudah siap sebelum ia menyebutkan keinginannya .
"Makasih yah Bi . Tau aja kalau lagi pengen makan ini" . Alexa mengambil sarapannya itu dan memakannya dengan perlahan . "Oiya Bi , sini duduk . Bibi juga harus sarapan " Alexa menarik satu kursi di sampingnya untuk Bi Inem . Alexa memang selalu seperti itu . Tidak enak saja jika harus makan tapi di sisi lain pembantunya itu harus menyaksikan dirinya sedang makan dan menunggu piring kotornya . Ah , Alexa tidak tega .
Bi Inem lantas mendaratkan bokongnya di kursi yang sudah di sediakan majikannya itu . Rasanya sangat aneh jika harus duduk bersama majikannya di meja makan . Tapi jika ia tak menerima tawaran majikannya itu . Bisa-bisa dia di pecat karena di anggap tidak sopan sudah menolaknya . Tapi itu tidak akan terjadi , mengingat Alexa yang sudah seperti anaknya sendiri itu memiliki hati yang lembut dan baik hati .
Bi Inem memerhatikan wajah majikannya itu yang sedang mengunyah makanan secara perlahan . Ada rasa iba dalam dirinya . Pasti majikannya begadang lagi . "Nak Alexa tadi malam tidur jam berapa?" .
"Aku hanya tidur sebentar Bi" jawab Alexa , singkat .
"Tugasnya nak Alexa banyak sekali yah sampai harus tidur hanya sebentar?" .
Alexa terkekeh pelan "Aku tidak bisa tidur semalaman Bi , aku kira dengan mengerjakan tugas-tugas bisa membuatku mengantuk . Tapi nyatanya cuma beberapa menit" .
Bi Inem menyentuh tangan majikannya " Apa Bibi harus bawa nak Alexa ke dokter? Mungkin nak Alexa sedang insomnia akut " .
Alexa menggelengkan kepalanya "Tidak perlu Bi , ini bukan sesuatu yang harus di cemaskan "
"Apa nak Alexa yakin?" tanya Bi Inem . Alexa hanya mengangguk untuk meyakinkan pembantunya itu . Ah ralat , mulai sekarang ia tak menganggap Bi Inem sebagai pembantu , tapi Ibunya . Walaupun sebenarnya sudah dari dulu Alexa menganggap seperti itu . Karena mengingat Bi Inem yang mengurusnya dari kecil .
Bi Inem menatap Alexa sekilas dan menghembuskan nafasnya "Ya sudah , kalau nak Alexa tidak mau , tapi pergi kuliahnya di antar supir saja . Nak Alexa belum tidur , nanti takut kenapa-kenapa di jalan" .
Alexa melihat sekilas Bi Inem dan beralih melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7 . Sepertinya ia harus berangkat ke kampus sekarang . Dan yah , saran dari Bi Inem tidak buruk juga . Alexa masih ingin hidup untuk mengejar cita-citanya . Ia tak ingin mati konyol dengan kecelakaan karena kurang tidur demi menjauhkan pikirannya dari Ervin .
"Baiklah , Alexa berangkat dulu Bi " Alexa mencium tangan Bi Inem seperti Ibu-nya sendiri . Dan melangkah keluar untuk menemui supir pribadinya dan mengantarnya ke kampus .
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL
Teen FictionAlexa Zhafira , gadis cantik dan periang . Tapi semua berubah setelah kejadian itu . Kejadian yang sangat menyakitkan bagi dirinya . Sejak saat itu ia menjadi lebih pendiam dan jutek dengan orang lain. Ia menutup hatinya untuk semua lelaki yang ber...