Teacher 2

8.1K 1.2K 186
                                    

Borahae atau apapun itu, sejujurnya Heejin tidak paham benar dengan situs itu. Sejak surat dari bank itu datang, ia terus menangis selama semalaman.

Keesokan harinya Heejin juga tidak pergi ke kampus karena keadaannya begitu kacau. Jadi seharian ia hanya merebahkan dirinya tanpa berniat untuk melakukan apapun, bahkan sekedar memasukkan sesuatu ke dalam perutnya.

Menjelang malam, yang mana ia baru merasa sudah tidak tahan dengan perut kosong, akhirnya memutuskan untuk melakukan delivery.

Ketika menunggu delivery datang, ia iseng iseng bertanya dalam forum diskusi online tentang bagaimana cara mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat. Tentu tanggapannya begitu beragam dan cukup mendapat perhatian dari Heejin. Hingga seseorang men-drop sebuah link dan Heejin membukanya.

'Apakah kau masih perawan?'

Pertanyaan itu pertama kali muncul, membuat Heejin sedikit kaget namun memilih opsi YA disebelah kanan.

Welcome to Borahae💜

'Silahkan masukkan nilai perawanmu jika ingin menjualnya'

Heejin tak segera menggubris. Dahinya malah mengernyit dan mulai mencerna tentang situs ini. Butuh hampir semenit bagi dirinya untuk kembali berkutat pada ponselnya dan dengan sedikit ragu mulai memasukkan angka yang diinginkannya.

Mohon dibaca seluruh ketentuan kami.
1. Legal, berusia 21 tahun keatas
2. Rahasia anda terjamin
3. Seluruh anggota yang dapat mengakses profil anda adalah member kami yang sudah terdaftar. Jika yang bersangkutan membocorkan profil anda, menyalahgunakan identitas anda atau mengganggu privasi anda, kami akan secara tegas menindaklanjuti untuk dibawa ke ranah hukum
4. Tidak boleh ada unsur paksaan dari pihak manapun
5. Wajib mengunggah dokumen sebagai persyaratan yang kami tentukan untuk menghindari penipuan

Jika anda bersedia silahkan unggah dokumen seperti terdaftar dibawah.

1. Photo full body
2. Photo close up
3. Identitas diri
4. Kartu kesehatan
5. Nomor ponsel

Heejin memijit kepalanya sebentar. Gila. Ia pikir semua ini adalah lelucon gila meski ia sendiri hampir seratus persen percaya dengan itu.

Apakah ini legal? Apakah ini benar-benar bisa dipercaya?

Pada akhirnya, jemarinya begitu piawai melakukan apa yang halaman itu perintahkan.

'Selamat username : jinhee1297 anda telah terdaftar sebagai seller. Pemberitahuan penawaran akan muncul ke alamat email anda. Terimakasih'

"A-apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti." Heejin membuang pandangan. Kebohongannya tak terjadi begitu lancar. Terlebih itu di luar perencanaan.

"Kaki mengetuk lantai, tak berani menatap lawan bicara, bibir dikulum sesekali, hmm yang kau lakukan hampir secara keseluruhan merupakan ciri-ciri orang yang sedang menyembunyikan sesuatu. Ah sudahlah Nona Park, tak usah malu begitu. Perkenalkan, namaku Kim Taehyung. Tak usah terlalu formal, panggil saja Taehyung. Dan kau, Heejin. Heejin atau Jinhee?"

Aissshhh. Heejin masih menahan malu setengah mati. "Heejin."

"Um, lalu kenapa username-mu Jinhee?" Kali ini Taehyung malah duduk di sebelah Heejin. Membuat gadis itu terkesiap dan segera menggeser duduknya. Dalam hatinya merapal doa karena Taehyung terlihat tidak tertebak.

"Maaf, tapi haruskah kita membahas itu sekarang?"

"Memangnya kenapa, apa itu masalah?"

Heejin bingung harus berbuat apa. Pasalnya ia masih tidak tahu harus mengiyakan atau terus berbohong pada pria disebelahnya itu. Apalagi Taehyung malah mengangkat satu kakinya, menindih kakinya yang lain hingga kaki dan betis yang penuh semburat kehijauan terekspos secara jelas dari balik bathrobe itu.

Astaga, apa ia tidak tahu karena entah kenapa harus Heejin yang lagi lagi menahan malu?

Lagi pula, ia sendiri yakin Taehyung sadar betul bahwa sofa itu cukup sempit dan tak seharusnya ia berpose menjadi penguasa. Ya memang betul sih, dia pemiliknya. Tapi kan dia tahu bahwa disana ada Heejin yang menjadi tamu sekaligus berbeda jenis kelamin dengan dirinya. Huft, Heejin mendadak kepanasan dan merasa tidak nyaman sendiri.

"Kurasa kita sudah bisa memulai kelas untuk hari ini." Heejin dengan sok berani membuka suara.

"Sebentar lagi, rambutku belum kering."

Heejin tak tahu harus berbuat apa. Ia tak menggubris dan suasana mendadak hening menghasilkan rasa canggung yang tak bisa Heejin tepis.

"Serius aku mau tahu. Kau benar Jinhee1297 kan?"

Ish! Pria itu menyebalkan sekali. Sudah Heejin masih malu, nervous, bingung, kini mentalnya tambah diguncang dengan pertanyaan yang kalau bisa Heejin dibuat mendadak amnesia saja.

"Kalau iya kenapa?!" Heejin menjawab dengan nada sebal. Sengaja berlaku demikian supaya si Taehyung Taehyung itu tahu bahwa ia tidak suka. Ia tidak bisa lagi totalitas berlaku profesional. Lagi pula aneh, bukankah ada ketentuan disitus itu yang menyatakan bahwa privasinya akan terjaga?

"Kan aku bilang, aku cuma mau tahu. Kau itu guruku. Guru itu panutan. Jika kau berlaku seperti itu, bagaimana aku bisa mencontohmu?"

Sial! Bagaimanpun ucapan pemuda itu benar juga. Hell, tapi kan dia guru piano, bukan guru tata krama atauーya tetap saja namanya guru. Heejin memilih tidak ingin memperpanjang tetapi otaknya tiba-tiba memunculkan hasil pencernaan informasi baru.

"Sebentar, itu artinya kau pengguna situs itu? Kau member disana?" Sengaja ia menghias wajah dengan sedikit sinis. Membalikkan keadaan supaya tidak hanya dirinya yang nampak cacat dalam situasi ini.

"Yup! Aku member, membayar." Taehyung malah menjawab dengan nada bangga. Menghasilkan decakan dari gadis disebelahnya.

"Ya sudah, kalau begitu kita impas. Anggap saja perbincangan ini tidak pernah terjadi. Bisa kita mulai kelasnya sekarang?"

Taehyung malah tak menggubris pertanyaan tentang kelas piano-nya. "No, no. Kita itu berbeda. Kau sebagai pihak yang dibayar, dan aku sebagai pihak yang membayar."

Heejin tak punya banyak amunisi perbendaharaan kata untuk digunakan sebagai serangan balik. Toh semua yang dikatakan Kim Taehyung hampir benar. "Ya terserahmu saja, Tuan Muda Kim Taehyung." Sengaja Heejin mengucapkan itu agar mereka tak lupa bahwa mereka berada dalam ikatan antara siswa dan guru.

"Yang perlu kau tahu, aku profesional untuk mengajar sebagai guru pianomu dan tak ada kaitannya dengan situs apapun yang kau sebutkan itu. Sekalipun aku benar-benar menjualーHeejin menahan nafasnya seolah mengucapkan kata itu adalah pantangーitu menjadi urusan pribadiku dan tak ada kaitannya dengan kau sebagai muridku. Mari kita hentikan membahas ini dan sama-sama bersikap profesional. Aku hanya ingin menjalankan kewajibanku dan kau menerima hakmu. Kurasa kau mengerti, siswa piano-ku, Kim Taehyung."

Berkebalikan dengan harapan Heejin tentang Taehyung yang harusnya menurut dan menutup mulutnya tentang perbincangan itu, Taehyung malah tersenyum aneh sembari menatap lebih intens pada dirinya.

"Sebenarnya tak perlu mendengar pengakuan dari bibirmu secara langsung. Aku bisa dengan mudah mengetahui kebenarannya, kau pasti tahu itu kan." Taehyung tak langsung selesai berbicara. Sengaja diperlambat dengan maksud mendramatisir keadaan. Tentu ia berhasil karena kini Heejin, gadis yang berada disebelahnya bereaksi seperti orang panik akibat pernyataan yang baru saja ia lontarkan. Taehyung rupanya belum puas, ia menahan geli setengah mati setelah menyadari perubahan air muka yang terlampau kentara dari gadis disebelahnya.

"Aku akan membelinya. Jika itu benar kau, aku akan menutup mulutmu dengan penisku."

[]


Halo, eh hehe. Semangat banget apa yak, udah update lagi.

Abisnya aku seneng akhirnya bisa nulis cerita tanpa perlu mikirin banyak-banyak tentang baku/engganya, editorialnya atau diksi yang gimana gitu, as you know aku nulis ini juga iseng-iseng. Lebih enak aja mengekspresikannya gitu :))

Semoga suka <3

PIANO TEACHER ✔Where stories live. Discover now