Bagian 1 : The Dreams

62 3 0
                                    

 Kata orang, perjalanan waktu itu tidak mungkin. Kata orang, wormhole itu mustahil. Tetapi manusia hanya memakai 10% dari total 100% potensi otaknya. Penemuan yang ditemukan sepanjang sejarah manusia, masih sedikit, sedang semesta tidak terbatas dengan misterinya.

Masih banyak yang belum ditemukan, masih tersisa sejuta kemungkinan. Dan tentu, ketidakmungkinan adalah sesuatu yang bisa saja tidak mungkin ada. Kisah ini, berasal dari ketidakmungkinan. Pergilah ke luar, jelajahi dunia, mungkin, siapa tahu, kita akan menemukan ketidakmungkinan-ketidakmungkinan yang terjadi karena keajaiban.....

******

Dulu, dulu sekali, seribu tahun yang lalu di dataran luas di simpang barat Sungai Huangho, di tengah jalur sutra yang tersohor, berdiri sebuah dinasti kecil tetapi berjaya dan ditakuti musuhnya, negeri para pejuang, negeri para penunggang kuda handal, negeri yang memberi kebebasan pada para wanita untuk mengangkat pedang dan pergi berperang, negeri yang maju di bidang seni, musik, literatur dan arsitektur hingga disebut dengan negeri yang "Bersinar dan Berkilauan.".

Negeri kecil yang dahulunya adalah negeri bawahan dinasti tetangganya yang tersohor, Dinasti Song itu kemudian merdeka dan berjaya karena ketangguhan dan keberanian pendekar bernama Li Yuanhao, yang kemudian mengangkat diri menjadi raja dan menciptakan dinasti baru bernama, Daxia / Xi Xia. Daxia kemudian menjadi satu diantara tiga dinasti besar dan berpengaruh di Tiongkok kala itu. Negeri ini terletak di sebelah barat dengan Dinasti Liao di timur dan Dinasti Song di tenggara.

Orang-orang Dinasti Song menyebutnya Xi Xia yang berarti Xia Barat. Tetapi orang-orang negeri ini menyebut negeri mereka, Daxia yang berarti Xia Yang Agung. Li Yunhao kemudian mengganti marganya menjadi Xia, mengambil nama dari dinasti pertama Tiongkok, Dinasti Xia Yang Agung. Xi Xia memang sebuah negeri dengan wilayah kecil, tetapi musuhnya, Dinasti Liao yang lebih besar dalam hal wilayah, tidak pernah bisa mengalahkan pasukan Xi Xia yang kuat, tangguh, dan dipimpin oleh para Jenderal Besar yang handal.

Salah satu Jenderal Besar itu kini sedang berada di tepi tebing tinggi di gunung Lu Long dengan mata kosong dan menatap ke hamparan daratan di bawahnya. Rambut panjangnya mencapai lutut, tak terawat, hanya dibiarkan menjuntai dan tertiup angin pegunungan yang kencang. Mata kosong itu hampa tanda-tanda kehidupan. Kemudian langit menghitam dan angin bertambah kencang. Detik itu, saat dia berbalik, dia melihat bayangan samar yang selalu muncul di mimpinya...

*****

Viona memandang sekitarnya. Pohon yang tinggi, langit yang cerah tanpa awan, burung-burung yang berterbangan. Kupu-kupu yang terbang rendah menghampirinya seolah memintanya untuk mengejarnya. Kupu-kupu berwarna biru gelap itu kemudian terbang menjauhinya.

Dia berusaha mengejar kupu-kupu itu. Terus mengejarnya. Tanpa melihat suasana di sekitarnya sudah berganti. Langit yang menghitam, angin yang bertambah kencang. Dia tersadar saat kupu-kupu itu hinggap di tangan seseorang.

Dia menengadahkan kepalanya. Menatap orang yang berada di hadapannya. Seorang laki-laki. Berwajah tampan, tinggi dan berambut panjang yang terlihat tidak terawat. Rambutnya panjang sekali, sepanjang lututnya. Pakaiannya yang terbuat dari sutra itu berkibar, pakaian yang jelas sekali bukan pakaian modern. Dia tersenyum pada Viona. Kemudian tiba-tiba air mata mengalir di pipinya. Kesedihan, rasa kehilangan, rasa sakit dan penyesalan terpancar di matanya.

Dia mengucapkan dua kata.

"Liu Bai!"

Viona belum sempat mencerna dua kata itu saat dia kemudian ditarik paksa ke alam sadarnya.

Bunyi alarm memenuhi ruangan.

Dia langsung terduduk. Menoleh ke kanan dan ke kiri, kemudian menatap kedua tangannya.

Mountains oF LiesWhere stories live. Discover now