[part 1] Awal

2.3K 144 0
                                    

FOLLOW DULU KARENA BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATE
vote and comment setelah membaca

FOLLOW DULU KARENA BEBERAPA PART AKAN DI PRIVATEvote and comment setelah membaca❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam telah berganti pagi yang indah. Nampak matahari sang sumber kehidupan yang masih malu-malu akan menampakkan diri.

Aya baru saja bangun dari tidurnya. Dibacalah do'a sesudah tidur sebagai tanda rasa syukur atas nikmat yang sangat luar biasa yang masih ia rasakan sampai detik ini.
Beranjak dari tempat tidurnya, lalu dilanjutkan dengan membuka gorden tosca yang berada tak jauh dari bed berukuran king size miliknya. Duduklah ia di sana, di kursi depan jendela yang langsung tertuju kepada taman khas rumahnya.
Sembari mengumpulkan nyawa, ia menghirup dalam-dalam udara tanpa polusi, membiarkan rambut hitam se lengannya tersapu oleh lambaian beberapa dedaunan di sana.

Sungguh nikmat. Itulah hal yang hampir setiap pagi dilakukannya.

Cukup sekitar sepuluh menit, ia segera bergegas untuk mandi, lalu menunaikan ibadah wajibnya, yang tak lain dan tak bukan adalah sholat.

Iya, Aya selalu berusaha menjaga akan kewajibannya itu, karena ia sangat paham akan hukum tersebut. Meskipun Aya bukanlah seorang mahasiswi ilmu agama, tetapi didikan orang tuanya lah yang sudah sedari kecil selalu ia terapkan. Tak hanya Aya saja, kedua kakaknya pun sama halnya.

• • •

"Bun, mau Aya bantu?" Ucap gadis itu sembari melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Dewi yang tengah fokus di depan pancinya.

"Ih dek, jangan gini dong, bunda lagi masak nih.. panas" ucap Dewi mengeliat geli yang disusul kekehan oleh gadis itu.

Aya ialah anak bungsu perempuan satu-satunya. Tak heran jika ia sedikit manja kepada kedua orang tuanya dan juga kedua kakaknya. Namun hal itulah yang menjadi ke istimewaan keluarga kecilnya. Kehadiran Aya bak pelengkap yang setiap saat keluarganya rindukan.

"Aya bantu iris bawang ya" ucapnya lalu mengambil pisau dan bawang yang sudah bundanya siapkan.

• • •


"Sudah dek, kamu siap-siap gih sana. Masuk pagi kan" pinta Dewi saat semua menu yang dimasak pagi hari ini sudah tertata rapi di meja makan.
Aya pun mengangguk lalu meninggalkan dapurnya untuk mempersiapkan diri.

Kembali lagi ke rutinitasnya sebagai mahasiswi akhir semester. Jadwal mata kuliah nya semakin padat, sehingga hampir setiap hari ia selalu datang ke kampus, entah itu ada mata kuliah atau tidak. Mengingat Aya juga selalu aktif dalam organisasi semacam rohis di kampusnya.

Hanya memoles tipis wajahnya menggunakan sunblock lalu beralih mengoles bibir pink nya menggunakan lip balm agar tidak kering. Meskipun demikian, Aya tetaplah Aya, akan selalu cantik meskipun tanpa alas make up.

Menyisipkan tuspin diatas hijab lebarnya, lalu menyambar tas ransel yang selalu ia gunakan untuk berangkat kuliah. Dilanjutkan dengan memakai kaos kaki panjang juga flatshoesnya kemudian bersiap untuk sarapan bersama keluarganya di bawah.

"Assalamualaikum, selamat pagi yah, bun" ucap Aya sesampainya di meja makan, lalu dijawab kompak oleh keempat orang di sana.

"Abang gak disapa nih?" Sahut Salman yang sudah duduk berhadapan dengannya.

"Iya Abang jomblo..." Jawab Aya tak kalah mencebik.

"Abang mah sudah punya Feby, kamu aja yang jomblo hahaha" ucap Salman disusul gelak tawa oleh semua keluarganya.

"Jomblo ngeledekin orang" sahut Haidar membuat semua orang kembali tertawa puas di sana. Sedangkan yang menjadi bahan lelucon hanya bisa pasrah sembari memajukan bibirnya.
Sangat lucu.

• • •


Mereka semua pun menikmati sarapan dengan tenang, sesekali berbincang ringan untuk melepas rindu karena ke sibukan oleh masing-masing. Seperti Aya, yang sibuk sebagai mahasiswi tingkat akhir. Salman, yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai dosen sekaligus menjadi guru tingkat SMA. Kemudian Dewi, yang sibuk mengelola butik dengan adeknya. Sementara Ayahnya dan Haidar, yang tengah sibuk akan proyek besarnya.

Namun bagi Faris, sebagai seorang ayah sekaligus kepala keluarga, ia tetap mementingkan keluarga sebagai prioritas utama. Ia tak ingin menjadi suami atau ayah yang hina akan keluarganya sendiri. Selain harta, kasih sayang dan ke harmonisan dalam keluarga itu sangat-sangat perlu. Karena apapun permasalahannya, keluargalah yang paling berperan penting dalam kehidupannya.

"Haidar mau bareng sama Ayah?" Tanya Faris kepada anak sulungnya itu.

"Haidar berangkatnya agak siang yah, kerjaan pagi ini sudah selesai tadi malam" Iya, itulah Haidar, sosok lelaki yang ke tampananya sudah tak bisa diragukan lagi, rajin, namun sayangnya sedikit pendiam. Berbanding terbalik dengan kedua adiknya, yang tak lain dan tak bukan ialah Aya dengan Salman. Keduanya memiliki sifat yang sama yaitu agak cerewet dan memilih untuk melanjutkan cita-cita nya di bidang akademik. Sudah biasa jika keduanya sangat dekat dan sering pula bertengkar karena hanya saja masalah sepele.

"Ayah pamit dulu ya, banyak yang harus diselesaikan pagi ini. Assalamualaikum" pamit Faris kemudian dilanjutkan oleh mereka mencium punggung tangan sang Ayah secara bergantian.

"Bang Aya nebeng ya" ucapnya sembari menyenggol bahu kiri Salman.

"Kenapa gak bawa mobil sendiri?" Tanya Salman yang masih fokus menyantap makanannya yang hanya sisa beberapa suap lagi.

"Mager, nanti pulangnya sore hehehe" ucap Aya tak lupa dengan cengiran mautnya, sementara yang menjadi lawan bicaranya hanya bisa memutar bola matanya malas.

Kebiasaan Aya sekarang memanglah seperti itu. Ia sangatlah malas untuk mengendarai mobil sendiri. Apalagi waktu jadwal pulangnya sore, sangat malas untuk mengendarai bersama ratusan kendaraan lainnya. Meskipun Semarang bukanlah kota seramai Jakarta, Aya tetap tidak mau melakukan hal itu selain terpaksa. Ia lebih memilih naik ojek online atau kadang pulang bersama Raisa.

"Yasudah, ayo" ucap Salman setelah menyelesaikan sarapannya.

________________

"Katakanlah : Aku tidak minta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan"
(QS Asy-Syura [42] : 23)

-

-

-

-

-

-TBC-

Jangan lupa vote dan komen supaya aku tambah semangat updatenya :)

Follow Instagram :
@nadahz11_
@karyanada_

On The Way HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang