3. Tidak berdaya.

62 24 0
                                    

Jangan lupa vote and comment! 💖

- - - - - - - - - - - - - -




"Anggi!"

Anggi yang tengah beristirahat di bangku taman terkejut, ia menoleh, ternyata Lianna yang mengagetkannya tadi. Dilihat dari penampilan sepertinya Lianna sedang jogging juga.

"Lo tinggal dekat sini?"

Lianna mengangguk, lalu duduk disamping Anggi. "Gue tinggal di apartemen dekat cafe xxx."

Kini giliran Anggi yang mengangguk-angguk. Keduanya terdiam. Anggi sibuk dalam pemikirannya, sebenarnya, setiap kali dirinya kemari, dia selalu teringat orang itu. Anggi benar-benar merindukannya. Ia.. berharap mereka bisa bersama-sama lagi. Sejenak Anggi teringat perkataan Tian waktu itu. Ia langsung menoleh pada Lianna.

"Lian, sebisa mungkin, jauhin Tian ya? Walau kemarin dia ngancem lo, lo harus bisa jauh-jauh dari dia. Karena... Gue takut hal itu terulang. Lo sekarang temen gue kan? Kita sahabat kan? Jauhin Tian, please," Anggi menggenggam tangan Lianna erat, raut wajahnya terlihat memohon.

Lianna malah menunjukkan raut wajah bingung, "emang kenapa? Atau.. ini ada hubungannya sama murid yang bunuh diri itu?"

Anggi membelalakkan matanya, "darimana lo tau hal itu??"

"Eum, nggak sengaja denger dari murid yang papasan kemarin."

"Bukan kok! Ini nggak ada hubungannya sama itu. Tapi Tian itu cowok brengsek, teman-temannya pun brengsek. Makanya, walau banyak fans tapi banyak yang nggak mau sama mereka."

Lianna terkekeh. "Ya kalau ceweknya bego mah mau-mau aja, selagi ganteng sama kaya kan?"

- - - ˗ ˏ ˋ ♡ ˎˊ ˗ - - -




Hari senin, mungkin menjadi hari yang sangat menyebalkan bagi sebagian orang. Termasuk Lianna. Bukannya apa, tapi hari ini topinya tertinggal. Jika ia ketahuan tidak memakai topi akan kena hukum. SMA ESMENTA memang cukup ketat aturannya. Namun karena hal itu juga sekolahnya mendapat reputasi yang bagus.

"Nggi, temenin gue ke koperasi! Gue nggak bawa topi." Lianna langsung menarik Anggi keluar.

"Ish, lo kok bisa nggak bawa? Lari deh! Ntar telat masuk barisan!" Kini gantian Anggi yang menarik Lianna sambil berlari. Sampai di koperasi Lianna langsung membeli topi. Setelah itu keduanya berjalan menuju lapangan.

"Aduh!" Ucap refleks Lianna saat ada orang yang tiba-tiba menyenggolnya. Tadinya ia pikir orang itu tidak sengaja karena terburu-buru untuk upacara. Namun samar-samar ia mendengar orang itu bicara.

"Masih baru aja udah lupa bawa topi, cih."

Lianna terus memperhatikan orang itu. Ia tidak kenal, tapi sikap siswi itu seperti itu padanya. Lalu ia tersadar saat Anggi kembali menariknya.

"Nggak usah diladenin, dia anak kepala sekolah. Lo harus jauhin dia juga." Bisik Anggi.





- - - ˗ ˏ ˋ ♡ ˎˊ ˗ - - -




Pelajaran olahraga menjadi hal yang menyenangkan karena tidak perlu berpikir sama sekali. Hanya tinggal menggerakkan badan saja. Hari ini, kelas IPA 2 tengah praktek bermain voli dilapangan indoor. Selesai praktek, sebagian murid kembali ke kelas atau pergi untuk berganti baju. Sisanya masih bermain di lapangan.

"Nggak mau ganti baju Li?" Anggi bertanya, lagi. Tadi ia sudah mengajak Lianna untuk ganti baju, namun cewek itu menolak.

"Nggak, Nggi, gue masih mau main. Lo ganti baju aja duluan!" Jawab Lianna tanpa menoleh.

A GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang