Chapter 6 : [Uchiha Twin]

3.1K 320 60
                                    

Naruto memasakan makanan dua anak yang ia temukan tadi. Karena sering ditinggal sendiri oleh kedua orangtuanya mau tak mau Naruto harus bisa melakukan perkerjaan rumah. Itona memperhatikan kakak cantik yang baru dikenalnya tadi.

“C-cantik…,”Itona merah semu melihat kecantikan Naruto. Inaka tertawa melihat kakaknya itu, “Aniki, kau menyukai Naru-nee?”

“T-tidak koq,”Inaka menyeringai menggoda wajah Itona makin memerah.

“Tapi wajahmu semakin merah lho,”Itona langsung berasap.

“Tak apa koq kak, Naru-nee sangat baik dengan kita.”

Aroma masakan tercium begitu menggoda, Itona dan Inaka ingin cepat-cepat mencicipi masakan kakak cantik itu. Naruto tersenyum senang. Mereka berdua ingin langsung makan, Naruto menggeleng. “Berdo’a dulu kids,”ujarnya.

Inaka dan Itona memerah kemudian mengangguk. Selama ini keluarganya tak pernah begitu berdoa terlebih dahulu. Selesai berdo’a mereka bertiga makan. Karena kebiasaan makan keluarga Uchiha diam tanpa suara dan hening seperti kuburan.

Naruto menaikan alisnya, “apa kalian tak suka?”

“S-suka, Inaka sangat suka masakan nee-chan,”jawabnya dengan wajah mengemaskan. Naruto seperti tertusuk panah asmara.

“Lalu kenapa kalian diam saja?”

“Papa mengajarkan kami ketika makan dilarang berbicara. Makan harus tenang,”sahut Itona. Naruto tersenyum manis sambil mengusap keduanya. “Disini bukan dirumah papamu jadi santai saja. Aku biasa makan dengan obrolan,” Itona dan Inaka menatap berbinar.

“Baik,”

“Ne, ne, nee-chan tau tidak waktu aku disekolah bla…bla…bla…”

“Iya, aku mendapatkan nilai tertinggi, bla…bla…bla…”

Naruto menanggapi cerita kakak beradik itu dengan senang hati. Mereka bertiga terlihat seperti Ibu dan anak, mungkin karena Naruto sering mengurus anak kakaknya jadi aura keibuannya keluar dan membuat anak kecil nyaman bersamanya.

Sementara itu, Itachi menatap jendela melihat pemandangan hari sudah mulai gelap. Entah kenapa hari ini ia seperti melupakan sesuatu. JEDERR!
Itachi langsung kaget, “Si kembar lupa dijemput!!” Ia langsung menghubungi anak buahnya mencari buah hati.

“Cepat cari mereka! Periksa semua cctv disana,”titah Itachi kepalanya benar-benar pening. Sudah banyak kerjaan menumpuk ditambah anaknya hilang. Ini salahnya terlalu larut berkerja.

“Ino seandainya kau masih hidup, aku tak akan pusing begini.”

Brak! Pintu ruangannya dibuka paksa dengan keras. Sosok mengerikan disana menatap tajam dirinya.

“ITACHI!!”

“Ibu?”

“Kau kemanakan cucu ibu? Ngurus anak ga becus, dijodohin ga mau, coba kamu mau ibu jodohin pasti anak kamu ada yang ngurus!”omel Mikoto menjewer telinga Itachi dengan gemas.

“Ayahmu langsung mengerahkan anak buahnya mencari cucunya. Tch, punya anak kenapa begini semua? Kemaren Sasuke hampir bunuh anak orang sekarang kamu hilangin cucu Ibu!!?”

“Ibu kenapa kesannya aku jahat sekali? Aku lupa bu, bener-bener lupa.”

“Kau memang jahat. Bagaimana bisa seorang ayah melupakan anaknya? Memangnya ayah dan ibumu pernah melupakanmu dan Sasuke? Hah!!”

“Maafkan aku bu,”

“Awas kau  ya jika cucu ibu ga ketemu,”kilat mata Mikoto menajam menatap Itachi.

Midnight SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang