Hyunjin mengaduk-aduk makanannya tanpa minat sama sekali. Setelah mendengar semua yang diceritakan Doyum, lelaki itu mendadak kehilangan nafsu makannya. Lain halnya dengan Doyum yang duduk di depannya. Dia terlihat mengunyah roti yang baru saja dibelinya dengan malas.
"Ah, sial. Aku mendadak tidak lapar." Hyunjin meletakkan sumpitnya. Dia lalu beralih menatap Doyum. "Lalu siapa yang Haneul temui di atap?"
"Entahlah. Tapi kau sendiri tahu dengan siapa akhir-akhir ini dia bermasalah."
"Kang Seulgi?"
Doyum mengangguk. "Aku sudah curiga padanya sejak awal."
"Tapi kudengar Seulgi kali ini tidak terlibat. Apa kau juga curiga pada Jennie?"
Doyum menelan roti yang dia kunyah tanpa ekspresi sama sekali. "Kepalaku pusing. Bisa saja mereka bersekongkol. Ah entahlah. Aku yakin Hanbin Sunbae masih akan mencari tahu kebenarannya."
"Tapi aku masih khawatir. Kurasa sepulang sekolah nanti kita harus melihat keadaan mereka berdua. Aish ... Dasar Bae Jinyoung. Kenapa dia bertindak sendiri? Seharusnya dia meminta bantuan kepada kita!"
Doyum hanya membuang napas. "Kalau saja aku tahu semuanya akan seperti ini, kemarin aku tidak akan membiarkan Kim Haneul pergi sendirian."
"Apa ... Aku boleh bergabung?"
Hyunjin dan Doyum menoleh ketika melihat Irene yang berdiri di sebelah mereka. Hyunjin yang melihat itu langsung pindah ke tempat di sebelah Doyum.
"Silakan. Sunbae boleh bergabung," ucapnya gugup.
Irene tersenyum. "Aku sudah mendengarnya. Kim Haneul dan Bae Jinyoung terkunci di atap dan tadi mereka dibawa ke rumah sakit."
"Mungkin lebih tepatnya dikunci, bukan terkunci. Seseorang sengaja melakukannya," ucap Doyum.
"Ah, iya. Kau benar. Dan kemarin malam Park Jimin meneleponku untuk meminta nomormu. Awalnya aku tidak mengerti, tapi saat dia berkata kalau itu penting dan paginya aku mendengar hal ini, aku mulai paham."
"Jadi nomorku didapat dari Sunbae?" ucap Hyunjin sedikit tidak percaya. Dia tidak menyangka kalau ternyata nomornya masih disimpan oleh Irene meskipun acara minggu lalu sudah selesai.
"Iya. Apa ... Pelakunya sudah ketahuan?"
Doyum menggelengkan kepala. "Kurasa belum. Tapi—" lelaki itu menjeda kalimatnya. "Maaf mengatakan ini. Tapi aku sedikit curiga pada Kang Seulgi."
Irene menunduk. "Iya, aku tahu kau pasti akan berpikir begitu. Tapi Seulgi bilang dia tidak tahu apa pun."
"Dan Sunbae percaya begitu saja?"
"Apa?"
"Setelah semua yang sudah dilakukan Seulgi Sunbae kepada Haneul, apa Sunbae masih percaya padanya?"
"Sejujurnya aku juga tidak begitu yakin. Tapi pagi ini dia bersikap sedikit berbeda," ucap Irene. "Kuharap kedua teman kalian segera pulih."
Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan percakapan mereka dari jauh. Dia membuang napasnya dan memutuskan kembali ke kelas. Dia memijit kepalanya yang terasa pusing.
"Ah— maaf!" ucapnya saat tanpa sengaja menabrak seseorang. Namun dirinya terkejut saat melihat wajah orang itu.
"T-Taeyong?"
"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu."
Seulgi terdiam menatap punggung Taeyong yang menjauh. Akhirnya gadis itu mengikuti langkahnya. Salah satu tangannya mengepal kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Cogan✔
Fanfiction[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Kim Haneul adalah satu-satunya gadis yang merasa tidak beruntung ketika dirinya dipindahkan sekolah oleh orang tuanya. Sekolah barunya bukanlah sekolah biasa, karena di sana banyak sekali murid-murid 'luar biasa'. Masalah me...