CHAPTER 6

784 74 4
                                    

        Hujan turun dengan sangat deras, mengiringi langkah kakiku yang tidak tahu arah dan tujuan. Sampai aku tak mampu lagi untuk melangkah.

     "Wae??waeyo??apa salah jika aku hidup??apa salah jika aku ingin merasakan kebahagian??apakah itu salah??". Teriakku dengan diiringi tangisan yang tersamarkan oleh derasnya hujan.

      Aku pun naik dan berdiri diatas tempat yang dialiri oleh air itu sampai seseorang datang dan menghentikan ku.

     "Apa kamu ingin bunuh diri??jika benar kenapa di jembatan??seharusnya kamu naik gedung dan loncat dari sana, bukankah itu lebih keren??". Ucap laki laki itu dengan santai walau aku tahu jika dia berniat menghentikan ku tapi aku tetap naik dan loncat dari jembatan itu tanpa menghiraukan ucapannya.

      "Sial!!!".  Teriak laki laki itu seraya melemparkan payungnya dan langsung memegang tanganku yang sudah hampir jatuh dari jembatan.

     "Apa kamu sudah gila!!". Teriak laki laki itu sambil terus menarik tanganku.

   "Lepaskan aku!!lepaskan!!". Ucapku dengan mencoba melepaskan genggaman laki laki itu

   "Dasar!!". Teriak laki laki itu seraya terus menarik tanganku dan akhirnya usahanya berhasil, akupun tidak jadi jatuh dari jembatan itu.

    "Apa kamu sudah gila!!kamu ingin menghabisi dirimu sendiri!!". Ucap laki laki itu

   "Aku tidak pantas untuk hidup!!aku tidak pantas!!". Teriakku dengan terus menangis

   "Yura dengarkan aku". Bujuk laki laki itu sambil memegang wajahku

    "Aku..aku..aku harus mati!!aku harus mati!!". Teriakku yang berusaha berdiri dan mencoba melompat lagi

   "Yura!". Tegas lelaki itu dan mencoba untuk menenangkanku

    "Aku harus mati!!". Ucapku dengan terus meronta-ronta.

    "Yura!!dengarkan aku!!". Teriak lelaki itu yang langsung memelukku dengan erat

    "Aku harus mati!!kenapa kamu menolongku !!wae!!". Teriakku mencoba melepaskan pelukan yang diberikan laki laki itu.

   "Yura!Yura!tenanglah!". Ucap lelaki itu seraya terus memelukku dan mengusap rambutku.

   "Aku tak sanggup lagi!aku tak sanggup lagi untuk hidup!aku tak sanggup!". Ucapku dengan menangis di pelukan lelaki itu.

  "Yura,kamu jangan pernah berkata begitu. Kamu istimewa kamu berhak untuk hidup, ingatlah eomma mu juga ingin kamu hidup, eomma mu ingin supaya kamu sukses dan berhasil dalam hidupmu dan kamu ingin mati!!apa kamu tidak mengingat pengorbanan yang eomma mu lakukan supaya kamu bisa merasakan kehidupan didunia ini, eomma mu rela mati supaya kamu bisa hidup dan melihat dunia lalu apa kamu lakukan??kamu ingin membuat eomma mu kecewa??". Jelas laki laki itu yang mampu membuatku menenangkan ku

  "Lalu apa salahku Oppa??apa??". Tanyaku dengan terus menangis

    "Kamu tidak salah Yura!kamu tidak salah". Ucap lelaki itu seraya terus memelukku dan menenangkan diriku

   "Yura lihatlah aku". Kata lelaki itu sambil melepaskan pelukannya dan mengarahkan wajahku untuk melihatnya

    "Kamu lebih dari apa yang mereka duga, kamu istimewa ,kamu adalah kebanggaan eomma mu dan kamu adalah segalanya bagiku". Ucap lelaki itu dengan tatapan matanya yang terus mengarah ke mataku

    "Gomawo Oppa, gomawo". Tangisanku tidak bisa berhenti yang membuat lelaki itu kembali memelukku, dibawah derasnya hujan akupun hanyut dalam pelukan lelaki itu yang mampu membuatku merasa aman dan nyaman.

                             °✓_✓_✓°

Aku ikut sedih..(=_=)
Gomawo yorobun
Kalian yang terbaik (^^)
Jangan lupa VOTE dan COMENT nya
I PURPLE U 💜
See you...

Seven Guardian AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang