Complicated Situation

406 20 0
                                    

"Menurut kalian, apa yang akan terjadi setelah kita semua pulang dan bertemu dengan mereka?" Tanya Dylan yang berusaha menghela nafas dengan tenang.
"Ya, Mereka pastinya akan senang mengetahui kita baik-baik saja" jawab Z
"Sayangnya Dolly masih di luar negeri" ujar C sedih.
"Pasti dia akan senang bila kau baik-baik saja" saut tobot R.
"Kau benar R" jawab nya singkat
Lalu, mereka pun tertawa bersama yang di iringi oleh candaan di bawah sinar senja.
....
Mereka sudah mulaimenuju lorong garasi, Dylan memerintahkan semuanya untuk menggunakan mode senyap suara.
"Bisakah kita gunakan mode senyap suara? Karena aku tidak ingin mengganggu mereka." Ujar Dylan
"Tentu!, aku setuju... kalian?" Jawabnya dan diselingi oleh pertanyaan pada tobot lainnya.
"Itu ide yang bagus, ayo aktifkan!" Jawabnya serempak.
"Mode senyap suara!" Perintah Dylan
Tak lama suasana menjadi lebih senyap dan tenang...
•••••
Sementara itu di garasi*
Mereka semua sedang menatap foto kebersamaan mereka bersama Dylan.

"Hiks, hiks mengapa kau pergi secepat ini nak?" Ujar Limo sambil memegang erat bingkai foto tersebut"Yang tabah ya Limo" ujar Franklin yang mencoba menenangkan Limo

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Hiks, hiks mengapa kau pergi secepat ini nak?" Ujar Limo sambil memegang erat bingkai foto tersebut
"Yang tabah ya Limo" ujar Franklin yang mencoba menenangkan Limo.
"Dylaaaann!" Tangis Kory yang begitu kencang.
"Seandainya dia masih terbaring di ranjang, mungkin kita tidak akan terpukul seperti ini" ujar Ryan sambil terisak nangis.
"Lebih baik dia yang pergi, karena jika kita pergi maka ia akan sendiri disini" jelas Liam.
"Lebih baik tidak ada yang pergi" ujar Neon yang tak kuasa menahan tangisnya.
Semuanya berduka atas kepergian Dylan dan Tobot, terutama ayahnya yang merasa sangat terpukul.
•••••
"Semuanya, berhenti dulu!" Perintah Dylan.
Lalu semuanya pun berhenti dengan mendadak.
"Ada apa Dylan?" Ujar Z.
"Ya, sangat mendadak sekali." Terang X.
Dylan pun turun dari mobil dan menempatkan semua kunci pintar di masing-masing mobil.
"Aku akan berjalan menuju garasi dan kalian ikuti aku dari belakang ok?" Jelas Dylan.
"Tapi untuk apa?" Tanya Z
"Ya, sebentar lagi kita akan sampai di garasi" ujar R
"Aku ingin melihat situasi di garasi" terang Dylan.
"Aku akan mengintip dan melihat situasinya, kalian berjalan lah di pinggir agar tidak terlihat" lanjut Dylan
"Baik" ujar mereka.
Perlahan Dylan dan lainnya menuju ke pintu garasi, Dylan mengintip lewat sudut garasi kanan dan disana terdapat Ayah dan teman-temannya yang sedang menangis.
Lalu, Dylan memberitahukan situasinya pada para Tobot
"Di dalam mereka sedang menangis, mungkin mereka khawatir tentang kita semua" duga Dylan
"Tentu saja, mereka pikir. Kita ini sudah lenyap" jawab Y
"Baiklah begini saja, aku akan lebih dulu masuk dan kalian, akan membuntuti ku di belakang ok?" Ujar Dylan
"Siap laksanakan!" Ucap semuanya serempak.
••••••
"Semuanya, bisakah kita melingkar?" Pinta Limo.
"Hiks, hiks, ada apa?" Tanya Ryan
"Ada yang harus paman sampaikan" jawab Limo.
Semuanya pun sesegera mungkin membentuk sebuah lingkaran di pojok garasi kanan.
"Paman, mewakili Dylan akan menyampaikan bahwa, atas kepergiannya dan juga para Tobot maka secara resmi kita aka..." terangnya sekaligus terpotong karena notifikasi pesan yang muncul di hp-nya.
Setelah itu, Limo menyalakan hp-nya dan mendapati notifikasi pesan dari Dylan.
Ia sempat kaget, dan mencoba untuk membukanya.
"Ayah... jangan sedih" tulis pesan tersebut.
Baru saja ia bangun untuk mencoba tegar, namun perlahan Limo pun meneteskan air mata dan mulai menangis lagi. Yang lain mencoba untuk menenangkan Limo dan mencoba untuk tidak terpengaruh untuk menangis.
Dylan pun perlahan mulai memasuki garasi yang di penuhi oleh kesedihan, dan isakan keras.
Langkah demi langkah telah ia lalui., dan sampai lah ia di pertengahan garasi yang di depannya sudah ada ayah dan teman-temannya yang tidak menyadari kehadirannya.
"A...Aku disini..." ujar Dylan melanjutkan pesan yang ia kirimkan pada Ayahnya itu.
Waktu terasa berhenti, ishakan dan tangis pun berhenti ketika Dylan mengucapkan kata demi kata.
Perlahan mereka semua melihat ke arah belakang dan Limo pun hanya menatap Dylan yang berusaha untuk meyakini dirinya bahwa Dylan masih hidup...
"Kalian mencemaskan ku?" Tanya Dylan.
Tak lama, para Tobot pun datang.
"Dylan? Tobot?" Ujar Limo
Perlahan Limo berjalan menuju arah Dylan dan saling bertatapan.
Lalu, Limo memegang kedua bahu Dylan sembari berkata.
"Apakah ini sebuah mimpi?" Ujarnya.
Dylan mencoba mengusap air mata yang masih mengalir di permukaan pipi ayahnya.
"Tidak Ayah, kami masih hidup.." Ucap singkat Dylan.
Lalu Dylan memeluk erat Ayahnya dan berusaha meyakinkan Ayahnya bahwa anaknya masih hidup.
"Nak... Ayah sangat merindukan mu!" terang Limo.
Teman-temannya pun berlari ke arah Dylan dan memeluk erat sambil di iringi dengan isakan tangis.
"Kami sangat khawatir pada mu Dylaaann!!" Ujar Kory.
"Benar, kami sungguh mencemaskan mu" ucap Ryan.
"Syukurlah kau baik-baik saja Dylan" duga Franklin.
Lalu semuanya melepaskan pelukan itu sambil mengusap mata.
"Sudahlah, kami disini! Apakah kalian tidak ingin memeluk kami?" ujar Y bercanda
"Y! Aku sangat merindukan mu" kata Kory sambil berlari ke arah tobot Y
"X, kau tidak apa-apa?" Tanya Ryan
"Aku merasa sangat sehat!" Jawab X.
"Liam!" Sapa tobot K.
"Oh K! Aku mencemaskan keadaan mu." Ujar Liam.
"Kami melaporkan bahwa kondisi para Tobot dan pilotnya baik-baik saja" ujar R.
"Bisa saja kau" puji Neon sambil memeluk R.
"Semua berandalan itu sudah di tangkap, ganti" ujar C
"Ha? Apa kata mu?" Tanya Hera Oh
"Mereka sudah tertangkap?" Sambung Nathan.
"Benarkah?" Tanya Noah meyakinkan
"Yang di katakan C benar, Dylan merencanakan semuanya dengan cepat dan kami berhasil membawa mereka ke kantor polisi. Kau hebat Dylan!" Jelas Tobot D.
"Kau hebat nak, ayah bangga pada mu!" Ujar Limo memuji Dylan.
"Aku melakukannya sebisa mungkin" jawab Dylan.
"Baiklah semua! Mari kita kembali ke rumah. Besok aku akan membuat Bulgogi spesial untuk kalian!" Seru Limo senang.
"Yeyy!!" Ujar mereka bersorak
Lalu Dylan mendatangi Z untuk mengisi energi setelah petualangan yang sangat panjang ini.
"Ayo Z, kita istirahat. Akan ku isi energi mu dulu." Ajak Dylan.
"Mmm, Dylan?" Panggil Z.
"Ya?" Saut Dylan
"Terima kasih, kau sudah ada untuk ku." Jelas Z
"Z, bukan kah itu tugas ku?" Balas Dylan.
"Maaf jika aku tidak bisa melindungi mu seperti yang aku lakukan pada saat itu" ujar Z.
Beberapa detik Dylan hanya terdiam dan mencoba mengingat kejadian yang pernah alami hingga ia mengingat sesuatu, lalu balik bertanya pada Tobot Z.
"Ingat ketika aku kecanduan main game? Lalu aku melepas inti pikiran mu tanpa berpikir panjang?" Tanya Dylan.
"Ya, aku mengingatnya" jawab Z
"Bukankah kita impas?" Duga Dylan.
"Tapi Dylan, aku robot dan kau manusia. Kita berbeda, jika kau yang pergi maka kau akan tidak akan kembali selama...." Ujar Z terpotong.
"Sudahlah Z, aku memaafkan mu :)" ucap Dylan singkat.
Lalu Dylan pun mengaktifkan mode tidur Z sambil mengisi energi nya.
"Selamat malam Z" bisik Dylan.
"Dylan! Mari kita pulang" ajak ayahnya.
"Baik!" Balas Dylan singkat.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Mar 24, 2020 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

The fall of Dylan KwonNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ