15

4.9K 198 4
                                    

Setelah kejadian malam itu,Arthur kembali meminta maaf padaku sekaligus dia menenangkanku yg malam itu aku menangis di dadanya sampai jam 1 malam.

Hancur?

Jelas.karena kakak mana yg tidak hancur saat adiknya sendiri berkata dihadapanya bahwa ia tidak mempunyai kakak.Perasaanku begitu terhimpit saat ia melantunkan kata-kata itu,bahkan kalimatnya pun masih terngiang di telingaku.

Arthur berkata kepadaku malam itu,'sudah jangan dipikirkan,adikmu itu mungkin sedang berada dibawah pengaruh alkohol'

Tidak,jelas tidak.

Aku tahu dan bisa membedakan orang yg berada di bawah pengaruh alkohol,dan yang kulihat,Lian sama sekali tidak mabuk,matanya pun terlihat masih segar.

Dan alhasil karena kekacauan pesta malam itu,Yesi menarik saham nya pada perusahaan Arthur,Arthur jelas mengalami kerugian besar karena salah satu pemegang sahamnya hilang.

Aku sempat meminta maaf juga padanya,karena menurutku aku juga ikut andil dalam keributan pesta malam itu.

Jika saja waktu itu aku tidak Ke toilet,

Jika saja waktu itu aku tidak menghampiri Lian,

Jika saja waktu itu aku langsung ke toilet dan tidak memperdulikan Lian,

Dan banyak lagi 'jika' yg berada di otakku sekarang.

Ibu mertuaku juga tahu dengan masalah ini,karena ayah mertuaku masih sesekali pergi ke kantor arthur untuk membantu dirinya,walaupun ayah tidak seaktif dulu membantu arthur karena faktor usianya,tak heran jika ayah terkadang tahu dengan masalah kantor.

Mata panda juga sekarang masih menghantuiku setiap pagi,dan kembali arthur masih saja sabar mengurusiku,dan setiap pagi ia membawakan es batu untuk mengompres kantung mataku.

Aku sudah bilang tidak usah,tapi besoknya arthur kembali lagi membawakan es batu nya.

Oh tuhan...kenapa cobaan ini kembali lagi padaku?

Setelah waktu itu Arthur yg habis-habisan menolak kehadiranku,tapi keluargaku masih ada disampingku,sekarang malahan terbalik,arthur yg sekarang ada di sampingku,tapi keluargaku yg bahkan menjauhiku.

Haha...sepertinya permainan takdir kembali menghampiriku.

Sekedar info semenjak saat kejadian di rumah sakit,aku dan adikku jadi tidak pernah mengirimi pesan--ah atau lebih tepatnya adikku memblokir nomer handphoneku.

Sedikit kecewa memang karena sikapnya itu aku tidak bisa mengetahui keadaan ibuku di rumah sakit.

Tapi untungnya waktu itu arthur memberikan nomer telepon dokter yg mengurus ibuku,jadilah selama ini aku selalu mengikuti perkembangan ibuku lewat dirinya.

Dokter andri namanya,dia sempat juga bertanya kenapa aku tidak datang ke rumah sakit lagi,dan kenapa aku hanya menanyakan keberadaan ibu lewat dirinya,tapi aku hanya bisa mengalihkan pembicaraan,cukup aku dan keluargaku saja yg tahu permasalahanku---ya itu yg kupikirkan.

"Jangan terlalu dipikirkan,kau terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini,kau tidak takut wajahmu semakin keriput?"

Aku menatapnya tajam.

Taman belakang rumah menjadi tempat pelarianku akhir-akhir ini,tidak tahu kenapa tapi ku pikir hanya tempat ini yg membuatku segar kembali,terkadang aku menghabiskan waktu disini sampai waktunya Arthur pulang dari kantornya.

Taman belakang rumah menjadi tempat pelarianku akhir-akhir ini,tidak tahu kenapa tapi ku pikir hanya tempat ini yg membuatku segar kembali,terkadang aku menghabiskan waktu disini sampai waktunya Arthur pulang dari kantornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sudahi Saja.[✓]Where stories live. Discover now