Mianhae part 19

76 10 0
                                    

Dunia yuri seakan stuck,fikirannya kalut dunianya seakan tertutup awan hitam,semua nampak gelap,semua nampak hancur.
Penyesalan,rasa bersalah,kekawatiran,berhasil menggerogoti pikirannya.
Ada fikiran untuk mengakhiri saja hidupnya,tapi jika ia melakukan itu bukan hanya satu kehidupan yang berakhir,tapi dua,bahkan kehidupan yang satu baru saja dimulai.

Ia masih duduk termenung di taman,tangannya masih saja mencengkram kursi yang ia duduki,hari semakin sore,bahkan matahari mulai tenggelam di ufuk barat tetapi tetap saja untuk pergi dari situ atau bahkan pulang kerumah ia tidak berani.

Pilihan satu satunya adalah kerumah jimin,ia juga harus mengatakan ini pada jimin.

Setelah berperang dengan fikirannya akhirnya yuri memilih untuk mengirim pesan pada jimin jika ia akan pergi kerumahnya,setelah pesan terkirim yuri segera bangkit dan menuju rumah jimin.
_

_

"Mau dibawa kemana?"

"Sebentar,ponselnya berbunyi"

Orang itu langsung mengecek ponsel milik jimin,setelah membaca pesannya sudut birainya terangkat sebelah,lagi lagi senyuman seringai tergambar jelas di wajahnya.

"Kita bawa dia pulang,kau tau rumahnya kan"

Mereka membawa jimin yang tak sadarkan diri kerumah jimin,

.
Rumahnya masih sepi,mereka segera membawa jimin masuk lalu melancarkan aksi mereka.

"Kau yakin akan hal ini"

Sedangkan yang di tanya hanya mengangguk meyakinkan,ia yakin setelah ini hubungan yuri dan jimin akan berakhir.

-
-
Setelah turun dari bus yuri segera berjalan menuju perumahan jimin yang kebetulan jaraknya tak terlalu jauh dari halte.

Sebenarnya tubuhnya sangat lemah,perutnya kram,kepalanya juga sedikit pusing,tapi yuri tak memperdulikan itu,ia tetap berjalan kearah rumah jimin.

.
Saat sudah di depan rumah jimin,rumahnya masih sama seperti tempo lalu,sepi,sorot lampu yang tidak terlalu terang menelusup keluar lewat sela pintu yang sedikit terbuka.

Yuri memicingkan matanya bingung,memang sebelumnya jimin membalas pesannya mengatakan untuk langsung masuk saja,tapi bagaimana jimin bisa seceroboh ini membiarkan pintu terbuka.

Yuri segera masuk persetan dengan pintu yang tak ditutup,karna perutnya sudah sangat kram mungkin efek berjalan terlalu jauh.

Suasana rumah juga nampak sepi seperti tak berpenghuni,
Beberapa kali suara serak yuri memanggil nama jimin memecah keheningan,namun tak ada jawaban sama sekali,
Ia pun berjalan menuju kamar jimin,pintunya nampak terbuka sedikit,namun ada sesuatu yang aneh,ini disebut aneh atau memang jimin yang jorok,bagaimana bisa celananya tercecer di depan pintu kamarnya,kakinya bergerak menggeser celananya lalu tangannya terayun membuka pintu kamar jimin.

Setelah masuk ia lagi lagi dibuat kesal,kali ini bukan celana melainkan kaos bahkan underware berserakan,tapi tunggu..

Setelah maniknya menatap baju baju yang berserakan di lantai,yuri mendongakkan kepalanya,
Matanya melotot,tangannya mencengkram ujung bajunya,rahangnya mengeras sampai suara gesekan giginya terdengar,
Bagaimana tidak,jadi jimin membiarkannya datang hanya untuk melihat ini.
Yuri benar benar naik pitam saat maniknya menangkap jimin yang sedang terbaring di atas ranjangnya dalam keadaan bugil bersama Ria,
Bulir beningnya sudah merembes di pipinya,bibirnya kelu sekedar untuk terbuka,kakinya lemas,perutnya semakin kram.

Ria yang menyadari kedatangan yuri langsung terduduk,menyandarkan dirinya di sandaran ranjang,wajahnya terlihat panik,

"Yuri,apa yang kau lakukan disini"

Yuri benar benar muak,telingannya sudah memerah,bagaimana bisa jalang ini malah bertanya apa yang dia lakukan disana,bukankah harusnya yuri yang bertanya,
Ah yuri baru ingat,hubungannya dengan jimin hanya listy yang tau,
Tapi karna yuri terlanjur naik pitam ia tak pemperdulikan itu.

"Harusnya aku yang bertanya apa yang kalian lakukan"

Mata jimin mengerjap,ia mulai sadar karna mendengar kegaduhan itu,setelah manik sudah terbuka sepenuhnya,
Ia kaget karna ia sudah berada di kamar,maniknya juga menangkap yuri berdiri menatapnya dengan air mata yang terus tercucur dari maniknya.
Ia semakin terkejut mendapati Ria di sampingnya,bahkan tanpa busana.

"Apa yang terjadi,kenapa aku,kau,kenapa kita tak memakai baju"

Yuri benar benar sudah tidak sanggup melihat ini,hatinya semakin hancur,pikirannya semakin kalut,apalagi mengingat janin sialan yang sekarang ada di rahimnya.

Ia segera pergi menutup pintu kamar jimin dengan sangat keras,
Jimin yang sebenarnya masih bingung segara bangkit memakai pakaiannya lalu mengejar yuri,
Ia tak tau apa yang terjadi tapi ia harus menjelaskan dulu,

Yuri berlari tanpa memperdulikan perutnya yang sangat sakit,bahkan sebenarnya kakinya juga sangat lemas tapi ia tetap memaksa untuk berlari,
Sedangkan jimin masih berlari mengejar yuri,ia meneriaki namanya tapi yuri sama sekali tak peduli,

Sampai akhirnya mereka berada di tepi jalan besar,yuri nampak sudah menyebrang,sedangkan jimin masih di tengah jalan.

_

"Sekarang saatnya kau lenyap park jimin,karna sudah berani menyentuh gadisku,bahkan sebelumnya aku sudah memperingatimu"

Dari arah kiri jimin terlihat mobil berwarna silver melaju dengan kecepatan tinggi,orang di sekitar yuri berteriak menyuruh jimin menyingkir,sedangkan jimin masih tidak menyadarinya,mungkin karna efek alkoholnya masih belum hilang.
Yuri menyadari itu langsung berlari kearah jimin,ia segera mendorong tubuh jimin kearah tepi jalan,naasnya tubuh yuri lah yang terhempas tertabrak mobil itu,
Tubunya kini terbaring tak berdaya di tengah jalan raya,semua orang panik dan mengerubunginya,jimin masih syok dia berjalan terseok kearah yuri,melewati orang yang mengerubungi yuri,bahkan ia menangkis tangan orang yang hendak membantunya berjalan.

Lutut jimin langsung lemas melihat tubuh yuri terbaring tak berdaya,kepalanya mengeluarkan darah,dari arah selangkangannya juga nampak ada darah yang merembes,
Jimin meraih kepala yuri menaruhnya di pangkuannya,bulir beningnya sudah merembes sedari tadi,tangannya gemetar kala melihat banyak darah yang keluar dari kepala yuri.

"Sayang bangunlah,aku disini,kumohon bukalah matamu"

Yuri sama sekali tak merespon,
Ambulan pun datang membawa yuri dan jimin menuju rumah sakit.

_

_

Seorang pria nampak gemetar,ia mencengkram setir mobil,
Matanya mengerjap,bulir bening mulai merembes di pipinya,
Bahkan keringat dingin ikut keluar dari dahinya.

"Yuri.."

Tanganya semakin erat mencengkram,targetnya adalah jimin,tapi kenapa malah yuri yang kena,sekarang bagaimana,
Apa yang harus ia lakukan,ia tidak akan memaafkan dirinya jika sampai yuri kenapa kenapa.

Ponselnya berkali kali berdering menampilkan nama Ria,ia sama sekali tidak memperdulikannya,bahkan tangannya masih bergetar.

~tbc

Mianhae✔[JHS,PJM]Where stories live. Discover now