Chapter ● 3 ✈

6.5K 251 41
                                    

Lelaki tampan itu berbicara. "Terimakasih."

"Sama-sama."

"Kau ingin mampir, dulu?" Tawarnya kepadaku.

Aku menolaknya. "Tidak, terimakasih. Nanti kekasihmu marah kepadaku. Terus aku menjadi viral karna merebut kekasih orang."

Aku pun berbalik badan dan melesat pergi. Ini terakhir kalinya aku bertemu pilot menyebalkan itu.

Stop memikirkan pilot menyebalkan itu Senja.

Aku pun kembali pulang kerumah dan memutuskan untuk bersantai sembari mengerjakan pr fisika yang di berikan oleh buk Dona. Aku menggeram frustasi karna tidak bisa mengerjakan soal-soal biadab ini, kalian ngerasain gak sih? Di jelasin gampang-gampang soalnya, giliran di kasih tugas soalnya gak sama apa yang di jelasin di papan tulis.

Aku menutup kembali buku-buku ku, dan membiarkan diriku di hukum karna tidak mengerjakan pr dari buk Dona.

Ku mendengar suara mamah yang memanggilku untuk membantunya memasak. "Cia ... bantuin mamah masak!"

Segera ku menghampiri mamah di dapur dan berkutat dengan wajan dan kawan-kawan.

"Papah kapan pulang, mah?" Tanyaku sembari memasukkan sup kedalam mangkuk besar.

"Lusa." Jawab mamah yang sedang menggoreng nuget.

"Kamu ke bandara terus. Pilot gak ada yang kecantol, sama kamu?" Tanya mamah yang sangat jleb...

"Gak tau, kemaren Cia nabrak pilot mah. Ganteng tapi menyebelin si! Cia gak suka." Ujarku sedikit kesal.

"Gak sukanya, kenapa?" Tanya mamah penasaran.

"Cia numpahin minumannya, dan baju dia kotor. Mana dia mau flight."

"Salah kamu dong." Ujar mamah yang malah ngebela si pilot menyebalkan itu.

"Ih mamah ... dengerin, Cia dulu!" Geramku.

Mamah hanya tertawa kecil. "Lanjutin."

"Cia dibilang bocah kecil, terus katanya tugas kamu tuh belajar. Bukan lari-larian di bandara." Ujarku yang menirukan logat pria itu berbicara.

Mamah makin tertawa terbahak-bahak. Ku pikir apa yang lucu?

Untung sayang mamah.

"Aturan, kamu kenalin ke mamah." Ujar mamah.

Mataku melebar karna mamah malah menggodaku. "Dih! Cia gak mau, bahkan tadi terakhir kalinya. Cia berharap ketemu pilot menyebalkan itu."

"Awas! Nanti kamu kemakan omongan sendiri." Ujar mamah sambil tersenyum geli.

Aku bergidik ngeri. "Masa iya, Cia jatuh cinta sama ompedo." Celetuk ku.

Mamah hanya menggeleng dan berujar. "Mamah sama papah, terpaut umur 5 tahun."

"Itu mah jodoh, intinya Cia gak mau ketemu sama pilot menyebalkan itu." Ujarku dengan kesal.

Mamah berjalan menuju meja makan dan duduk. Aku hanya membuntutinya saja. Seperti ekor kucing.

Mamah berbicara kembali kepadaku sambil menuangkan segelas air putih. "Mamah denger, pemilik yayasan itu seorang pilot."

Aku sedikit terkejut dan berdoa dalam hati. Ya tuhan, semoga bukan pilot menyebalkan itu lagi, Aamiin.

"Moga-moga aja, bukan pilot yang Cia temuin kemarin." Ujarku.

"Cia, kamu kapan ngenalin pacar, ke mamah?"

The Perfect Pilot [OPEN PO]Where stories live. Discover now