35 - Dokter Cantik

178 11 3
                                    

"Seru juga ternyata belanja di pasar apung." Tutur Diandra merasakan sensasi yang berbeda dengan kegiatan yang sama. Dulu dia selalu berbelanja di pasar biasa, sekarang dia berbelanja di pasar apung.

Satria mengangguk lalu memasukkan bahan belanjaan kedalam mobil.

"Eh iya, emang makanan ini cukup untuk seminggu?" Tanya Diandra disela Satria yang sedang sibuk memindahkan belanjaan kedalam mobil.

Satria menoleh sekilas. "Ya dicukup-cukupin." Lanjutnya menutup pintu mobil. "Ayo!" Ajaknya kepada Diandra untuk masuk mobil.

Diandra mengangguk dan masuk kedalam mobil.

"Nanti kita berhenti dipertokoan!" Ucap Satria.

"Buat apa?"

"Buat beli minyak, gula, mi instan, teh, kopi." Jawab Satria mengabsen satu persatu bahan yang dibutuhkan.

Diandra mengangguk.

-

"Yaudah turun dulu!" Suruh Satria kepada Diandra saat mereka sudah sampai dibarak.

"Barangnya?" Tanya Diandra melirik bagian belakang mobil yang penuh akan bahan kebutuhan sehari-hari.

Satria ikut melirik, "biar nanti mereka yang ambil." Lanjutnya melirik beberapa tentara yang sedang bersih-bersih.

Diandra mengangguk dan turun dari mobil, berjalan menuju baraknya.

"Satria mana?" Tanya Odello tiba-tiba menghadang jalan Diandra. "Katanya lo sama Satria pergi belanja."

"Iya, ada apa?" Tanya Diandra kepo.

"Sat." teriak Odello sambil berlari saat melihat Satria berjalan kearahnya.

Diandra yang merasa terabaikan langsung melihat kearah Odello dan Satria. Terlihat Odello sedang berbincang serius dengan Satria. Setelah Odello berhenti berbicara, dengan segera Satria kembali kearah mobil dan masuk kedalamnya, entah pergi kemana.

Merasa tidak perlu ikut campur, Diandra memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju barak yang sempat tertunda karena Odello. Dibarak, Diandra melihat Riani sedang duduk diteras sembari membaca buku untuk persiapan mengajar besok.

"Lama banget, Odello nyariin tadi." Ujar Riani melihat Diandra berjalan kearahnya.

"Udah ketemu kok." Jawab Diandra duduk disebelah Riani. "Emang ada apa? Odel kayak serius banget tadi."

Riani menutup bukunya dan menggidikkan bahu. "Gue gak tau juga."

Diandra ber-oh-ria.

"Tapi tadi gue dan Esta lihat Odel ngobrol gitu sama cewek sebelum nyari lo. Tapi enggak tau dia siapa." Tutur Riani.

"Dia dokter." Sahut Esta muncul dari dalam barak.

Diandra dan Riani langsung melihat kearah Esta.

"Kok lo tau?" Tanya Riani.

"Gue kan punya mulut jadi ya gue gunain buat nanya." Jawab Esta. "Tadi gue nanya sama siapa itu tentara yang jemput kita?"

"Aji?" Tebak Diandra.

Esta menggeleng, "bukan, duh lupa gue namanya. Siapa ya?"

Diandra dan Riani ikut berpikir, siapa ya yang dimaksud.

"Fajar?" Tebak Riani ingat nama tentara yang ikut menjemput mereka.

"Oh iya Fajar." Sahut Esta lega karena rasa penasarannya sudah terungkap. Kalian pernah kan merasakan lupa suatu hal hingga kepikiran dan sampai gak bisa tidur. Kemudian saat ingat, kalian hanya bilang 'oalah iya, baru ingat gue'. Kan menyebalkan :)

Garis Tangan [Sequel - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang