Awal

7 2 0
                                    

Ah, kalau dipikir-pikir sore ini cukup sepi juga, sepertinya karena hujan yang hanya lewat. Ya, tapi mau bagaimanapun pertemuan ini tak mungkin ditunda lagi, pertemuan yang sudah direncanakan selama tiga bulan dan selalu gagal karena banyak alasan, kalau gagal lagi bisa berabe.

"Haus banget gue," keluh Sehun, "boleh gak kita ke mini market dulu?"

"Muke, udah telat, nih." Suho menatap Sehun sebal.

Sehun berdecak, "ye, siapa yang lama emang?"

"Elo lah. Tar di sana juga ada minum, kalo gak ada juga lo minum air keran aja di kamar mandi."

"Sumpah," Sehun menatap tajam ke arah Suho, "gak lucu banget. Lo tau kan lo sejayus apa, please, diem aja."

Suho yang mendengar perkataan Sehun itu hanya menatap jam tangannya sembari senyum tipis.

"Nah, sampai juga kita," ujar Suho sambil berjalan ke arah pintu masuk.

Sehun terlihat bingung sekaligus penasaran dengan apa yang ia lihat, berbanding terbalik dengan Suho yang terlihat biasa saja melihat kejadian di depan pintu masuk tersebut.

"Maaf, maaf, Nona," kata seorang pelayan sambil membungkukkan badan berkali-kali sedang sang perempuan hanya diam mematung, tak lama setelah itu ia jongkok dan menundukkan kepalanya.

"Kayaknya ada sesuatu deh, itu." Sehun tak bisa melepaskan pandangannya dari sang pelayan dan perempuan tersebut.

Suho hanya berdecak, "biarin, lah. Bukan urusan kita—"

Belum selesai Suho berbicara, Sehun sudah hilang dari sampingnya. Suho jelas tahu di mana Sehun berada, pria baik itu tentu saja akan ikut campur dan membantu siapapun yang ia lihat.

Ah, menyebalkan harus punya teman sebaik Sehun.

"Maaf, Nona," pelayan itu mulai panik. Pelayan itu ikut jongkok dan menyimpan tray-nya yang hanya diisi oleh keping-keping pecahan mangkuk dan gelas.

Sehun yang melihatnya langsung berdiri di antara sang pelayan dan perempuan tersebut, "Mas, gapapa."

Pelayan itu mulai membungkuk ke arah Sehun juga, "maaf, Tuan. Maaf, salah saya."

"Gapapa, Mas. Kecelakaan aja. Gapapa, Mas boleh langsung ke dalem aja." Sehun tersenyum.

Melihat pemandangan itu Suho hanya bisa berdecak sambil tersenyum tipis, "cih. Anak itu."

Suho yang memperhatikan beberapa langkah dari tempat Sehun berdiri itu hanya bersedekap.

Sehun mulai jongkok dan memindai perempuan tersebut. Dari jauh pun Suho bisa melihat perempuan berkemeja dan kulot beige itu sangat kebasahan, bahkan ada beberapa sayuran menempel di tubuhnya, sepertinya dari sup krim yang dibawa pelayan tadi.

Melihat keadaan perempuan tersebut, sudah pasti Sehun akan lebih memilih menolong perempuan tersebut dibandingkan pertemuan ini. Sepertinya kali ini Suho harus pergi sendiri.

"Gak ada pecahan beling yang kena kaki, kan?" Sehun masih meneliti, matanya menatap perempuan itu dan baru Sehun sadari kalau mata perempuan itu memerah dan sembab, kulitnya sedikit pucat, entah, ia seperti sedang sakit dan lemah.

"Kamu gapapa? Saya pesenin taxi, ya?" Perempuan itu mendongak sedikit dan menatap mata Sehun. Perempuan itu lalu mengangguk pelan, "tolong."

Sehun mengangguk lalu membuka jasnya, "dipake ya. Kemeja sampai celana kamu basah. Jas saya lumayan panjang di kamu."

Perempuan itu menerima jas Sehun lalu memakainya lalu Sehun membantunya berdiri. Sembari memapahnya Sehun mengedarkan pandangan dan melihat Suho sedang menatapnya lurus, Sehun mengisyaratkan Suho untuk menghampirinya.

Suho langsung jalan mendekati teman sekaligus manager  perusahaannya tersebut.

"Lo masuk duluan, gapapa? Abis mesen taxi gue langsung nyusul ke dalem."

Suho hanya berdecak pelan, ia sudah menduganya jadi ia tak begitu kaget, "yaudah. Gue duluan, ya. Jangan lama lo."

Sehun hanya berdecak sebal, "iye, bawel."

Sehun memapah perempuan tersebut lalu duduk di bangku halte yang hanya 2 meter dari restoran tempat mereka bertemu, sedang Suho masuk ke dalam dan menemui client-nya.

"Makasih banyak," perempuan itu akhirnya bersuara dengan jelas. "Gapapa, saya ditinggal aja, kayaknya lagi mau ada ketemuan penting. Jasnya juga dibawa aja."

Meski suaranya parau tapi Sehun masih mendengarnya dengan jelas, Sehun hanya tersenyum lalu terkekeh pelan. "Gapapa, pertemuannya informal, kok. Gak perlu jas."

Perempuan itu diam lagi.

"Saya tunggu sampai taxi dateng, gapapa."

••••

Through the Night by IU on mulmed.

Jangan lupa vote dan comment, ya, teman-teman. Makasih udah mampir!! 🐥

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Titik TemuWhere stories live. Discover now