2 RAR

14 1 0
                                    

"Kesalahan"apa reaksi kalian saat mendengar satu kata itu?
Apakah pemakluman atau penghakiman?
akui saja,dibanding pemakluman manusia lebih banyak memilih menghakimi tanpa tau duduk persoalannya.

Malah tak jarang banyak manusia-manusia sok suci menjadi hakim dadakan seolah-olah dalam hidupnya tak pernah melakukan suatu kesalahan.Seakan lupa bahwa manusia memang tempatnya salah dan khilaf.

Ada orang yang berbuat salah karena mereka memang ingin,
ada juga yang melakukannya karena terpaksa dan tak berdaya.
Ada pula yang mekakukannya karena tak di sengaja.

Lalu ada juga segelintir orang yang melakukan kesalahan dengan sengaja namun melesetkan namanya menjadi kekhilafan,hanya agar mudah diberi maaf.
Padahal dia yang paling tau apa yang dia lakukan.

Namun dari hal yang disebutkan di atas,Acha tak tau masuk di dalam kategori manakah kesalahan yang dia buat,sehingga semesta pun seakan ikut menghukum dan menghakiminya.

Tapi satu hal yang bisa Acha pastikan,bahwa sosok bayi laki-laki yang tengah tidur dalam dekapannya ini,sama sekali bukan kesalahan.
Tak peduli sesalah apa cara dia hadir di rahimnya.

Bagi seorang ibu seperti Acha,buah hati adalah Anugerah terindah yang dihadiahkan Tuhan untuknya.Tak peduli dunia menolak,orang-orang teriak membenci,Acha akan dengan senang hati menutup telinga dengan kedua telapak tangannya.Karena dia hanya punya dua tangan tidak bisa menutup satu persatu mulut orang yang teriak menghinanya.

Acha masih dengan aktivitasnya memperhatikan tidur lelap sang putra dalam dekapannya dengan posisi miring menghadapnya.

Melirik jam yang tergantung di dinding menunjukkan pukul 2 dini hari.Dia menghela nafas-saat sadar sudah berapa jam dia melakukan aktivitas itu.Namun kantuk tak jua menjemputnya.

Perlahan dia bangkit dan berjalan ke luar kamar kontrakan yang dihuninya.Dannetra nya langsung menemukan Nara-sahabatnya yang tertidur di atas sofa sederhana di ruang tengah dengan ponsel masih dalam genggamannya-di atas perut perempuan itu.Acha pikir dia pasti ketiduran saat asyik bermain ponsel.

Teman satu kontrakannya itu bekerja di shift malam di sebuah restoran.Dan jam kerjanya berakhir pada pukul 1 dini hari.

Acha menggoyang pelan tubuh temannya itu untuk membangunkannya.
"Ra,bangun.Pindah ke kamar gih!kebiasaan deh tidur di sofa."

Tak sulit membangunkan Nara.
Perempuan itu mengucek matanya dan buru-buru bangun.

"Gue ketiduran ya Cha?"Ujarnya sambil menutup mulutnya yang menguap"hoammm..."

"Iya.Kebiasaan banget sih.Kalo capek langsung tidur aja nggak usah mantengin hp segala."

Acha menasehati temannya itu bak orang tua dan ikut duduk di sofa bersebrangan yang diduduki Nara.

Sambil memutar bola matanya ia berdehem pelan sambil berkata
"Iya Unda Nara nggak gitu lagi"Ia meniru suara anak kecil yang nggak ada imut-imut nya di telinga Acha.

"Gak ada gemes-gemesnya suara mu Ra"

"Ye...siapa bilang suara gue sebelas dua belaslah sama suara ponakan gue si Alby Pallawasara kesayangan aunty Nara"tangannya bersedekap dan tersenyum jumawa.

"Iyain aja deh biar Aunty Nara seneng"

"Ih,kok nggak ikhlas gitu?ingat ya Cha,segala sesuatu itu harus dilakukan dengan ikhas"Ujarnya sok menceramahi.

"Udah dini hari Ra,nggak usah ceramah,orang-orang udah pada tidur"Acha menyahut malas-malasan.

"Itu tau kalo udah dini hari,kok nggak tidur?besok emangnya nggak kerja?"

Rainbow After RainWhere stories live. Discover now