Astral Projection

33 6 3
                                    

Ini hal gila yang pernah enggak sengaja kulakukan selain melakukan lucid dream dan melanjutkan mimpi yang belum selesai kulakukan (kalau itu mah aku sengaja lakukan).

Astral projection, apa itu?

Pernahkah kamu mengalami di antara sadar dan tidak kamu keluar dari raga, bahkan kamu bisa berjalan-jalan mengitari ruangan rumahmu atau melihat temanmu  di ruangan yang lain? Jika pernah mengalami dengan sadar, kamu mungkin bukan mengalami lucid dream (sadar ketika bermimpi) tapi sudah masuk ke dalam fenomena Astral Projection atau OBE (Out Of Body Experience). Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah perjalanan Astral, bahasa jawa Rogo Sukma, bahasa sunda Copot Raga.

Astral Projection atau AP adalah kemampuan secara sengaja atau enggak sengaja melepaskan jiwa, sukma, atau tubuh halus keluar dari raga manusia. Secara sadar atau enggak kita sering melakukan hal tersebut. Para spiritualis percaya bahwa sukma/roh kita bisa meninggalkan diri kita sepanjang waktu, terutama ketika kita tidur. 

Mungkin kamu pernah melakukannya enggak disengaja, tetapi enggak sedikit orang yang bisa melepaskan roh dari raganya, seperti orang yang mempelajari ilmu kejawen, orang India dan Afrika.

Jika kita mengalami Astral Projection maka kita bisa pergi ke mana pun kita mau. Bahkan kita bisa pergi ke alam semesta atau bisa pergi ke suatu tempat yang enggak ada di dunia ini.

Pengalaman Astral Projection yang pernah aku lakukan seperti di film Insidious.

Kalian tentu tahu tokoh Dalton, bukan?

Dalton anak sulung dari keluarga Lambert berkata, 'Saat aku tidur, rohku keluar dari tubuhku dan aku dapat melihat diriku sedang tidur.'

Kalau aku enggak sengaja dua kali melakukan Astral Projection.

Dua kali.

Punten :(

Yang pertama, waktu aku di bius total pas operasi usus buntu. Aku bisa ngelihat aku tidur pake baju hijau — baju operasi yang aku pakai — dan dikerumunin banyak orang. Itu sebelum aku masuk ke dalam masa kritisku. Terus aku jalan keluar dari ruangan dan aku ngelihat bibiku. Bibiku gandeng tangan aku dan dia ngajak aku ngobrol sambil menyusuri lorong di dalam dimensi berwarna biru itu.

Aku enggak seberapa ingat, apa yang aku bicarakan, yang jelas saat aku udah mau sampai di ujung lorong dan bilang ke bibiku bahwa aku ingin ikut dengannya, tiba-tiba aku mendengar suara banyak orang memanggil namaku. Aku merasa diriku ditarik dan rasanya seperti sehabis dihempas begitu aku membuka mata.

Lalu yang kedua. Aku bangun dari sofa dan melihat diriku tidur. Rasanya tuh aku memang tersadar, aku bisa jalan-jalan di dalam rumah, aku pikir itu normal. Tapi anehnya aku bisa menembus dinding yang mengarah ke dapur rumahku. Pas aku mau balik ke kamar tiba-tiba aku merasa dadaku sesak, aku pikir asmaku kambuh, tapi aku malah merasa ada yang memelukku dari belakang dengan erat.

Tiba-tiba aku seperti tersedot kembali ke dalam tubuhku dan tersadar dalam hentakan yang kuat, sampai jantungku berdegup kencang. Setelah itu aku baru sadar bahwa yang barusan aku alami adalah Astral Projection.

Aku pun bercerita kepada kakakku sepupuku yang 'berpikiran luas' dan mengerti tentang diriku, dan jelas, dia sangat marah.

"Saat kamu keluar dari raga, sebenernya kamu juga masuk diantara ruang nyata dan astral," ujarnya disela-sela dia memarahiku.

Aku manggut-manggut paham dan sekaligus ngeri karena dia memarahiku.

Kemudian, dia melanjutkan ocehannya, "Pernah nonton Insidious kan? 'Raga yang kosong, adalah magnet bagi jiwa-jiwa yang enggak punya raga', waktu kamu keluar itu kamu bakal terhubung sama tali tipis yang jadi penuntun kamu ke raga. Kalo kamu kejauhan atau lengah, bisa-bisa ragamu diambil alih oleh salah satu dari dunia astral itu."

Mendadak bulu kudukku berdiri, aku enggak bisa membayangkan kalau tubuhku diambil alih dan dipakai seenaknya. "Iya Kak, waktu iu aku enggak sengaja, seriusan Kaakkkk," ujarku sambil memelas karena malas dimarahi lagi.

"Yang pasti orang Jawa bilang, jangan berurusan sama yang ghaib kalo badanmu masih 'ringan'."

Aku mengerutkan kening, "Ringan?"

"Enggak berilmu," jawab kakakku, pelan. "Kamu mau kejadiannya sama kayak Josh Lambert? Jiwanya malah ketinggalan eh raganya malah dipakai sembarangan sama jiwanya Parker?"

"Ya enggak mau lah Kak," sambarku cepat. Kakakku tersenyum kecil, "Pokoknya, jangan sekali-kali kamu ngelakuin Astral Projection, demi apa pun itu bahaya. Bahaya banget. Janji sama kakak?"

Aku nyengir, "Iya Kak, janji."

Lagi pula, siapa sih yang mau ruhnya keluar dari tubuhnya terus keliling-keliling di dalam rumah sendiri sampai menembus tembok?

Deep SlumberWhere stories live. Discover now