Sarcasm

28 2 0
                                    

Udah lama enggak mimpi aneh. Sekalinya mimpi aneh, jalan mimpinya aneehh banget. Bukannya berhentiin mimpi tapi malah nerusin jalan mimpi. Sampe-sampe bangun tidur langsung nangis, sesak napas, tangan gemetaran.

Jadi mimpinya bermula dari keluargaku. Di sana ada aku, mama dan papa. Kemudian ada paman (kakak papaku), bibi, dan kedua sepupuku, kami semua tinggal dirumah pamanku. Langsung to the point, ada perbedaan dalam hal ini. Pertama, keluargaku sangat akur dan enggak pernah ribut satu sama lain, sedangkan keluarga pamanku sering kali ribut dalam hal sepele sekali pun dan sering bertengkar hebat. Yang kedua, salah satu sepupuku kehilangan kalungnya dan hal itu membuat paman dan bibiku bertengkar lagi. Karena mereka sering bertengkar dirumah dan membuat kegaduhan, aku memutuskan untuk keluar rumah.

Aku keluar rumah dan menyusuri jalanan. Di jalanan, ada sebuah ledeng yang besar dengan arus yang sangat deras. Tiba-tiba ada truk yang melintas di jalan, namun truk tersebut oleng dan jatuh ke dalam ledeng dan air ledeng tersebut meluap begitu besar dan mengenai tubuhku.

Otomatis pakaian yang kukenakan basah kuyup, aku panik karena khawatir akan kena omel jika pulang dalam keadaan badah kuyup. Kebetulan sekali ada kakak kelasku saat SMP berpapasan denganku dan mengajak aku ke rumahnya untuk dipinjami pakaian ganti. Setelah berganti pakaian kakak kelas itu mengajakku pergi ke sebuah rumah yang berada di ujung jalan.

Aku ingat jelas latar tempat aku sedang berada di dalam mimpi. Tempat itu berada di kawasan rumahku, namun aku enggak pernah melihat rumah yang berada di ujung jalan itu. Rumah serba putih dengan pagar hitam. Di sana ada dua orang asing yang enggak ku kenal berdiri menatap kami, omong omong sebut saja kakak kelas yang meminjamiku pakaian ganti dengan nama Kak Dino.

Mereka berdua mengajakku masuk ke dalam rumah itu. Di sana ada seorang pria dan wanita yang enggak menyadari kehadiran kami yang masuk begitu saja. Aku merasa aneh ketika aku mendengar suara kotak musik yang benar-benar membuatku takut. Suara kotak musik itu benar-benar suram, sedih, dan mengerikan.

Aku menyadari ada yang aneh dengan rumah itu. Rumah itu setengah hancur, aku bisa melihat sinar matahari begitu terik. Kemudian di sebelah kiri ada tangga yang menuju ke atas, dan di sebelah kanan ada tangga yang menuju ke bawah. Kak Dino memberikan aku sehelai kain warna putih, aku bingung dan bertanya, 'Ini untuk apa kak?'

Kak Dino menatapku dengan tatapan kosong, 'Untuk ritual darah di ruang bawah tanah.'

Aku melotot, dan sadar kalau itu aku sedang bermimpi. Aku berusaha bangun dengan cara berlari dari rumah itu. Aku melewati pria dan wanita tadi itu, mereka tengah melakukan aktivitas yang enggak wajar dan membuatku sangat takut. Pria itu tengah menguliti lengannya dengan sebilah parang, sedangkan wanita itu sedang memasukkan roncean bunga melati lewat matanya dan kedua matanya berdarah.

Aku berhasil berlari keluar dari rumah itu dan berharap bahwa aku bisa bangun, namun aku benar-benar enggak bisa bangun. Akhirnya aku berusaha mensugesti diriku agar aku bisa bangun, namun sayangnya gagal. Enggak lama setelah aku keluar dan bersembunyi di balik sebuah gubuk seraya mengintip ke arah rumah tersebut, aku melihat Kak Dino beserta dua temannya keluar dari rumah itu dengan pakaian putih mereka yang bersimbah darah.

Kak Dino meraung-raung, berteriak seperti sedang mengakui sesuatu yang enggak jelas. Sedangkan kedua temannya seperti orang kerasukan dan menangis keras.

Aku benar-benar takut dan berharap bisa segera bangun.

Suara dari mimpi itu terbayang sampai sekarang. Ya, suara kotak musik itu. Kurasa aku bisa gila karena suara itu.

Deep SlumberWhere stories live. Discover now