🎀Chapter dua 🎀

150 68 15
                                    

Melati menemani Pitaloka ke toilet untuk membersihkan baju nya yang kotor akibat kena jus yang tidak sengaja Aiden tumpahkan dibaju Pitaloka tadi. Ia membasuh air sedikit demi sedikit pada noda baju nya, baju Pitaloka jadi basah tapi ia teringat dengan sapu tangan yang tadi diberikan oleh Aiden.

Pitaloka mengelap baju nya perlahan dengan menggunakan sapu tangan tersebut, setelah merasa cukup Pitaloka dan Melati berjalan menuju kelas nya karena sebentar lagi bel berbunyi.

Kini sudah jam pelajaran terakhir dan biasa nya jam jam segini para siswa sudah tidak terlalu konsen lagi saat belajar karena mereka ingin cepat cepat pulang ke rumah. Dan beberapa menit lagi bel pulang sekolah berbunyi dan itu adalah bel yang paling ditunggu tunggu oleh seluruh siswa.

Kringg kringg

Bel pulang sekolah berbunyi, seluruh siswa bersorak gembira karena ini lah yang mereka nanti nantikan sedari tadi.

Pitaloka mengedarkan pandangan nya mencari jemputan nya sudah datang atau belum tapi ternyata jemputan nya itu belum datang, Pitaloka menunggu di depan gerbang bersama Melati.

Sebenarnya Melati membawa motor tapi ia bilang ia akan menemani Pitaloka sampai jemputannya itu datang.

"Pita tadi lo deg degan gak pas dideket Aiden?" Ucap Melati

Pitaloka menyernyitkan dahi nya seraya menggeleng.

"Nggak"

"Masa sih? Kalo gue jadi lo nih ya udah pasti gue tuh pingsan ditempat"

"Lebayy" ucap Pitaloka sambil terkekeh

"Ihh serius"

"Iya iya"

"Oh iya tadi dia ngasih lo sapu tangan kan? Huaaa pasti wangi banget tuhh" ucap Melati

Baru saja Pitaloka ingin membuka suara tapi ia urungkan karena ternyata jemputan nya sudah sampai.

"Mely, Pita duluan yaa makasih udah mau nemenin Pitaa" ucap Pita

"Iya sama sama" jawab Melati

Pitaloka berjalan masuk ke dalam mobil, ia membuka kaca mobil nya lalu melambaikan tangan nya kepada Melati dan dibalas oleh sang empu.

Pitaloka teringat dengan ucapan Melati tentang sapu tangan milik Aiden yang tadi ia berikan untuk Pitaloka, ditatapnya sapu tangan tersebut.

Sapu tangan itu sedikit lepek karena ia gunakan untuk mengelap baju nya yang basah akibat tersiram minuman yang Aiden bawa.

Ia mencium sapu tangan itu dan benar saja apa yang dibilang Melati tadi, sapu tangan nya sangat wangi. Tapi kenapa ia baru menyadarinya sekarang, bukan kah dia sudah menggunakan sapu tangan ini tadi untuk mengelap baju nya?

Pitaloka merasa tidak asing dengan wangi sapu tangan tersebut, ini seperti wangi parfum yang Aiden pakai.

Sang supir atau yang sering dipanggil bapak oleh Pitaloka melihat ke arah kaca yang ada diatas nya ia melihat Pitaloka yang tengah mencium cium sapu tangan yang ada ditangan Pitaloka.

"Wangi banget ya non sapu tangan nya? Sampe dicium cium gitu" ucap Bapak

"Hehe iya pak" ucap Pitaloka

PITALOKA [HIATUS]Onde histórias criam vida. Descubra agora