Prolog

723 59 2
                                    


Suasana terasa begitu mencekam. Petir dan gemuruh menggelegar silih bersahutan memekakan pendengaran seluruh penghuni istana Kerajaan Fýsi di Negeri Anhfi. Sang raja begitu murka dan kesal.

Lelah dan bangga seusai memenangkan peperangan lenyap seketika, saat kabar yang tak begitu mengenakan menyapa pendengarannya. Adik sekaligus putri satu-satunya di Kerajaan Fýsi telah pergi meninggalkan istana. Raja termuda di Negeri Anhfi itu khawatir karena sang putri pergi melewati perbatasan Negeri Anhfi tanpa dikawal siapa pun.

"Tidak berguna!" amuk Esca---Raja Kerajaan Fýsi. Lantas, semua penghuni istana pun kian menunduk takut terhadap sang raja yang memang berwatak kasar, keras, dan tegas.

"Sebenarnya apa yang kalian perbuat selama aku pergi berperang?!" tanya lelaki dengan bola mata hijau bersinar itu sembari membentak pada salah satu menteri yang ikut berjejer rapi di samping kanan kiri karpet menuju singgasana raja.

Esca menghela napas kasar, berusaha mengontrol emosinya. "Kalian tahu bukan jika adikku itu memang ceroboh dan kekanak-kanakan?! Tetapi, mengapa kalian masih membiarkannya berkeliaran sendirian, sehingga dia pergi melewati perbatasan?!"

Meskipun sangat kasar dan keras. Akan tetapi, Esca selalu luluh dan bersikap lembut pada adiknya. Ia begitu sangat menyayangi sang adik, karenanya ia begitu cemas dan marah saat tahu adiknya menghilang.

"Yang Mulia!" seru Corajus--penasihat kerajaan sekaligus paman dari Esca dan adiknya. Sang raja muda menoleh tajam ke arah Corajus.

"Kami tahu kami semua bersalah. Kami pun memohon ampunan darimu atas ketidakberdayaan kami mencegah putri pergi. Kami tak bisa mencegahnya karena putri terus menangis deras. Ia ingin tetap pergi untuk mencari seseorang yang telah ditakdirkan Sang Pencipta untuknya."

Mendengar perkataan Corajus Esca pun tak berkutik. Ia malah terdiam bingung dengan pikirannya sendiri. Kemudian, ia menjadi merasa bersalah atas semua yang terjadi.

"Kalian semua boleh meninggalkan ruangan ini, terkecuali kau, Paman!" tegas lelaki bersurai silver panjang itu.

Di saat yang lainnya telah pergi Esca berbicara pada Corajus. Ia tak lagi bisa menahan rasa khawatirnya. Ia mengakui kesalahannya di hadapan sang paman. Ia menyesal karena berniat untuk segera menikahkan adiknya pada pangeran kerajaan lain karena Esca tak kuasa harus memimpin kerajaan yang begitu luas sendirian. Ia membutuhkan bantuan.

Esca semakin panik saat sang paman memberitahunya bahwa sang putri pergi ke dunia manusia berada. Ia khawatir karena resiko yang bisa didapatkan oleh sang putri saat pergi ke dunia manusia itu sangatlah begitu besar, apalagi bila sang putri hilang kendali dan sampai melenyapkan nyawa seseorang.

Namun, tak ada yang bisa menahan kuasa takdir. Kekhawatiran Esca memanglah terjadi. Saat pergi ke bumi sang putri salah memilih portal, sehingga membuatnya tampak seperti sebuah meteor yang melesat cepat kemudian akhirnya mendarat dengan kasar di bumi.

Hal tersebut mengundang perhatian masyarakat daerah sekitar yang membuat sang putri jadi buruan manusia bumi. Selain karena kemunculannya di bumi yang begitu tiba-tiba dan tidak masuk di akal, tampilannya yang memiliki rambut panjang lurus berwarna silver, bola mata berwana ungu menyala, dan pakaian serta perhiasan putri kerajaan yang begitu asing. Semua itu terlihat sangat aneh bagi masyarakat bumi.

Sang putri berlari ketakutan saat orang-orang dengan brutal berusaha ingin menangkapnya. Namun, ada satu manusia bumi yang menolongnya. Pria tersebut membawanya ke tepian danau untuk bersembunyi. Akan tetapi, keganasan dan kegesitan masyarakat nyatanya bisa menemukan persembunyian mereka. Masyarakat pun menyerang si pria yang telah melindungi sang putri sampai tak sadarkan diri.

Hal tersebut membuat sang putri ketakutan, menangis, dan marah di luar kendali kepada manusia-manusia bumi yang hendak menangkapnya. Seluruh warna matanya bahkan berubah memutih, bersamaan dengan keluarnya tanduk rusa dari kepala dan dirinya yang melayang di atas langit. Tepat setelah munculnya sebuah simbol bunga lotus merah muda yang dikelilingi simbol daun pohon oak di dahi sang putri.

Amarahnya muncul berupa angin kencang, hujan, dan petir yang berpadu menjadi satu. Bahkan, air danau dan laut pun ikut pasang. Kondisi langit dan bumi berubah menjadi mengerikan, membuat para manusia ketakutan terutama setelah menyaksikan salah satu diantara mereka lenyap tersambar petir. Mereka bahkan sampai berlari menjauhi sang putri.

Sedangkan sang putri, karena ia telah melewati batasan dan melenyapkan nyawa seseorang alam pun menghukumnya. Akar yang berasal dari dalam danau tiba-tiba keluar, lalu menariknya ke dalam danau dan langsung menahannya, sehingga amarahnya menghilang dengan sendirinya dan sang putri kemudian menjadi tidak sadarkan diri.

PRINCESS LAVINA & THE FIRST HUMAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang