HERO - JIKOOK

22 2 0
                                    


Desa telah dikelilingi asap kelabu yang menghalangi pandangan, tak banyak oksigen yang tersisa. Hanya ada suara angin yang terdengar seperti teriakan permintaan tolong yang mengerikan.

Aku tak tahu jika kobaran api yang semalam cukup jauh dari sini sekarang telah hadir dan mungkin telah mengelilingi setengah desa. Langit terlihat berwarna oranye, tidak seperti langit sore yang membawa nostalgia, lagi oranye ini berbeda, terlalu mengerikan. Rasanya jika aku memandang langit ini terlalu lama mataku akan keluar begitu saja.

Dengan sisa-sisa air dan kain basah yang sengaja kubawa untuk keluar dari sini, aku berusaha untuk mencari setitik celah yang tak disulut oleh api. Aku sedikit bersyukur tinggal sendirian di desa ini, jauh dari otangtua ku sehingga mereka tak perlu merasakan kejamnya keegoisan dari manusia, mereka lebih tepat disebut sebagai iblis.

Setelah setahun lalu, aku diutus sebagai relawan lingkungan untuk meneliti lebih dalam tentang kesehatan udara di sini. Sudah cukup untuk membuatku bergidik ngeri, ternyata penyebab kualitas udara yang buruk disebabkan oleh sekelompok organisasi yang dengan sengaja membabat hutan desa dengan membakarnya satu persatu. Tak banyak usaha yang dapat aku lakukan, setelah tahu bahwa organisasi ini dikuasai oleh salah satu orang terkaya di Amerika, jelas kami tidak dapat berbuat apapun.

Satu-satunya yang dapat aku lakukan adalah menyelamatkan mereka, setiap penduduk di desa ini untuk pergi, meninggalkan kenangan dan masa anak-anak mereka di kampung halaman ini. Jika pemerintah tutup mata, bukan berarti aku harus seperti mereka.

Tongkat besi yang sengaja kubawa untuk menyingkirkan kayu yang terbakar terasa sudah semakin panas, mungkin sudah mulai membakar sarung tangan yang kupakai. Tapi tak sedikitpun membuat diriku untuk mundur, aku harus menyelamatkannya.

...

Aku menginjakkan kakiku untuk pertama kali di desa ini, saat keluar dari mobil yang mengantarku aku disambut dengan ramah oleh kepala desa. Namanya Namjoon, wajahnya sangat tenang ditambah lagi dengan badannya yang cukup tinggi, kukira ia model atau semacam duta perwakilan desa ini.


“Selamat datang Pak Jimin, selamat datang di desa kami.” Aku meraih uluran tangannya, dan menjawabnya sambil tersenyum manis.

“Terimakasih sudah menyambut saya Pak Namjoon.”

“Tidak, tidak seharusnya kami yang berterimakasih banyak padamu, karena telah mengunjungi kami, aku tersentuh jika ada peneliti muda sepertimu mau jauh-jauh datang ke desa terpencil seperti ini.”


Setelah perbincangan di awal, Pak Namjoon mengajakku untuk mengelilingi desa, tidak begitu luas bahkan kami bisa berjalan kaki sambil melihat-lihat seisi desa.
Semuanya terlihat sangat rukun dan teratur.

Kami melewati lapangan sepak bola yang cukup luas, katanya di sini sering ada pertandingan sepak bola antar desa setiap bulannya. Wah, senang sekali pasti akan rami penonton. Di sampingnya terdapat perpustakaan yang cukup unik, bangunannya tua dengan gaya arsitektur eropa, mungkin peninggalan masa penjajahan dulu. Lalu ada sungai kecil yang airnya sangat jernih, ada tiga anak yang tengah bermain di sana.


“Sebetulnya, dua bulan lalu ada seorang pemilik perusahaan besar bersama dengan kontraktornya datang kesini,” ucap Pak Namjoon memecah kekagumanku ketika meliaht anak-anak yang tengah bermain.

“Mereka sempat mengungkit akan membeli setengah lahan desa untuk dijadikan perusahaan baru mereka, tentu saja saya menolaknya dengan keras.” Aku mendengar penjelasan Pak Namjoon dengan serius, walaupun ia terlihat sangat lembut tapi terlihat jelas jika ia bersungguh-sungguh tentang desanya.

“Katanya kami tak perlu khawatir karena akan mempekerjakan warga di pabriknya, setelah terjadi diskusi yang alot saya tetap menolak rencana tersebut, tapi tak tahu dari mana sudah hampir sebulan terdengar bunyi ledakan dari arah hutan setiap malam,”

Pak Namjoon menjeda ucapannya, matanya yang optimis tadi digantikan dengan kekhawatiran “semenjak itu beberapa penduduk mengeluh tentang dada mereka yang sesak.”

Kemungkinan telah terjadi pembabatan hutan secara ilegal, tapi kenapa dengan bunyi ledakan itu ya.

√ BANGTAN TIMELINEWhere stories live. Discover now