ZWEIUNDZWANZIG

6.4K 681 23
                                    

"Kau??" Ucap jennie.

"Hai jennie. Senang bisa melihatmu. Aku kembali jennie"

Tangan lisa mulai mengepal tapi sebisa mungkin ia menahan emosinya apalagi lisa sekarang sedang menggendong daebak.

Pria itu hanya tersenyum menatap lisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria itu hanya tersenyum menatap lisa. "Lisa ssi aku kai mantan kekasih jennie. Kami berpacaran sebelum ia bersama pria...." ucapan kai terpotong karena ucapan lisa "aku tak peduli dengan story kalian berdua. Apa yang kau lakukan disini? Apa yang kau mau?" Tanya lisa dengan nada dinginnya.

"Aku ingin bicara dengan jennie" ucap kai.

"Bicaralah disini di depanku" ucap lisa.

"Tidak bisakah kita bicara di dalam" ucap kai.

"Tidak. Terakhir aku mengijinkan laki laki masuk aku harus berakhir di rumah sakit. Cepat bicara kau membuang waktuku kim jongin" ucap jennie.

"Astaga jennie masih begitu marahnya kau padaku. Aku kesini untuk membicarakan hal yang penting. Aku juga tidak ada rencana untuk merebutmu lagi. Aku sudah menikah" ucap kai sambil memperlihatkan cincin pernikahannya yang melingkar di jari manisnya.

"Masuklah" ucap lisa.

Kai tersenyum lalu berjalan melewati lisa dan jennie.

"Sayang... apa ini? Kau membiarkan dia masuk" ucap jennie kesal.

"Wae? Kenapa kau harus kesal. Aku bersamamu. Lagi pula dia bilang dia kesini untuk hal penting. Atau jangan jangan kau masih menyimpan rasa untuknya" ucap lisa.

"Mwoo?? Tentu saja tidak" ucap jennie kesal.

"Jika tidak kenapa kau berlebihan" ucap lisa lalu masuk kedalam bersama daebak.

Lisa duduk di depan kai dan jennie pun ikut duduk di samping lisa.

"Jadi cepat katakan apa yang ingin kau katakan" ucap jennie.

"Well aku kesini sebagai pengacara irene. Sekaligus pengacara kim jun myeon" ucap kai.

"Mwo??? Kau pengacara mereka?" Tanya jennie.

"Ne jennie. Apa kalian tau perusahaan penerbitan yang di kelola oleh tuan kim di busan?" Tanya kai.

"Tentu saja. aku bekerja disana sebelumnya" ucap jennie.

"Perusahaan itu adalah milik orang tua irene dan mengatasnamakan perusahaan itu pada irene. Ketika irene meninggal, orang tua irene menitipkan perusahaan itu pada tuan kim" ucap kai.

"Tunggu... lalu apa hubungannya semua ini dengan jennie" sela lisa.

"Begini.. tuan kim menemukan surat wasiat irene di dalam brankas yang ada di kantor penerbitan itu. Di surat wasiat itu tertulis bahwa irene akan memberikan kantor penerbitan itu pada wanita yang ia cintai. Karena itu tuan kim mau mengembalikan kantor itu padamu karena kau wanita yang irene cintai" ucap kai.

Lisa dan jennie tercengang mendengar penjelasan kai. Mereka saling menatap kemudian kembali menatap kai.

"Aku tidak mengerti ini semua" ucap jennie.

"Intinya aku kesini untuk meminta tanda tanganmu sebagai pemilik baru kantor penerbitan itu" ucap kai.

"Mwo?? Bagaimana dengan orang tua irene? Apa mereka tau?" Tanya jennie.

"Tentu saja jennie. Mereka menerimanya karena ini permintaan irene. Aku juga meminta maaf padamu atas nama tuan kim" ucap kai.

"Ini sulit kai. Aku tidak bisa menerimanya begitu saja. Aku harus membicarakan ini dengan suamiku" ucap jennie sambil menggenggam tangan lisa.

"Aku bahagia melihat perubahanmu jennie. Teruslah berbahagia. Ini kartu namaku dan hubungi aku saat kalian sudah mendapat jawabannya" ucap kai sambil tersenyum.

Kai berpamitan pada lisa dan jennie lalu pergi dari rumah mereka. "Sayang" ucap jennie.

"Kita bicarakan nanti saja. Kita berjanji untuk mengajak daebak membeli ice cream" ucap lisa.

"Kau benar. Kajja" ucap jennie.

Mereka bergegas pergi ke sebuah taman yang tidak jauh dari rumah mereka. Sesampainya di taman, mereka langsung mendatangi penjual ice cream dan membeli dua ice cream rasa vanila dan satu rasa coklat.

Mereka menikmati ice cream mereka sambil duduk di bawah pohon dengan beralaskan tikar. Lisa menghabiskan ice creamnya dengam cepat lalu berbaring dengan bantalan paha jennie.

"Appa" ucap daebak sambil menunjuk ke sebuah arena permainan yang berjarak kurang dari lima meter dari tempat mereka bersantai.

"Pergilah dan bermainlah" ucap lisa.

Daebak tersenyum lalu berlari menuju area permainan.

"Sayang kau biarkan dia main sendirian?" Tanya jennie.

"Kata siapa dia sendirian? Lihatlah banyak anak seusianya disana kau tak perlu khawatir" ucap lisa.

"Kau benar" ucap jennie.

"Tanda tangani saja" ucap lisa.

"Mwo?" Tanya jennie.

"Tanda tangani berkas yang diajukan kai" ucap lisa.

"Jinjja? Kau serius?" Tanya jennie.

"Aku tak bisa melihatmu berhenti menulis. Dan mungkin ini kesempatanmu untuk bangkit dan berdiri di kedua kakimu sendiri.apa lagi semua ini keinginan irene. Aku tau kau berarti baginya dan dia pun berarti untukmu" ucap lisa.

"Aku bahagia jika kau mengijinkanku" ucap jennie.

"Aku hanya minta jangan lupakan kewajibanmu sebagai istri dan juga ibu untuk daebak" ucap lisa.

"Tentu saja kalian yang utama bagiku. Aku mencintaimu sayang" ucap jennie.

"Aku juga" ucap lisa.

Jennie tersenyum lalu memberikan beberapa kecupan di bibir lisa. Lisa dan jennie saling menatap dan tersenyum. Tiba tiba saja jennie merintih kesakitan  memegangi perutnya.

Lisa begitu panik hingga akhirnya memanggil daebak dan menggendong jennie kedalam mobil untuk bergegas membawa jennie ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, jennie segera di tangani oleh dokter dan juga beberapa perawat sedangkan lisa duduk di depan ruangan untuk menunggu hasil jennie.

"Keluarga pasien jennie kim?" Tanya dokter.

"Ne dokter aku suaminya" ucap lisa.

"Selamat anda istri anda hamil"

Psyco In Love IIWhere stories live. Discover now