Prolog

81 8 32
                                    

Zaya Iasha, seorang penulis yang sedang melejit, hidupnya berubah drastis setelah kecelakaan yang ia alami. Matanya menjadi buta sehingga dunianya berubah menjadi gelap, bahkan teman-teman yang dulu dekat dengannya ketika ia masih berjaya, kini menjauh satu persatu.

Hanya kesunyian dan kesepian yang menemaninya. Namun, ia tetap bersyukur dan tetap ceria meskipun dunia meninggalkannya.

Di sisi lain, Daniel Yudhistira Erlangga, seorang pengusaha muda yang sedang mencari cinta sejati setelah gagal bersatu dengan cinta masa kecilnya. Dan ia berjanji tidak akan pernah lagi membuka pintu hatinya kepada siapapun. Cukup sekali ia merasakan kepahitan dalam mencintai namun tidak dapat ia miliki.

Namun, semua itu tidak sesuai keinginannya ketika ia bertemu dengan seorang wanita tegar yang tetap ceria meskipun cahaya telah terenggut dari dirinya.

"Hidup itu tidak akan berakhir hanya karena hilangnya satu kenikmatan yang kita punya. Masih banyak kenikmatan lainnya yang masih bisa kita syukuri. Jangan karena satu kenikmatan terenggut dari kita, lantas kita ingkari kenikmatan yang lainnya. Lihatlah Nabi Ayyub, bagaimana ia diuji. Semua harta, anak, bahkan istrinya sendiri meninggalkannya, kecuali Siti Rahmah yang masih setia mendampinginya. Namun, beliau tetap bersabar dan menghadapi dengan keikhlasan. Karena sejatinya hidup itu adalah milik Tuhan, kapanpun Ia mengambil kembali milik-Nya, ya, kita mesti ikhlas dan legowo menerimanya."

Itulah kalimat panjang lebar yang keluar dari bibir mungil sang gadis buta pada pertemuan pertama mereka di suatu senja.

Dan pertemuan pertama itu akan berlanjut dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Dan mereka tidak tahu nasib apa yang sedang menanti mereka di depan sana.

Semua misteri dan rahasia di antara mereka akan terungkap satu persatu.



Ramadhan, 02 1441 H
Sabtu, 25 April 2020 M

My Another SecretTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon