Bab 1 : Accident

54 5 76
                                    

Hai, Assalamu'alaikum... Ane bawa cerita baru nih, maap ye tangan udah gatel buat up padahal cerita lain masih On Going 😭 jangan marah, ye... Love kalian banyak2 😘

Kalau suka tinggalkan Vote dan Komentarnya, ya 🤗

@@@@@ 

POV Zaya.

"Mbak Zaya, besok siang Mbak bisa datang kan? Tanda tangan dan jumpa fans kali ini kita adakannya di kafe La Tansa, jangan sampai Mbak gak datang," ucap Sinta, Asistenku dari seberang sana.

"Okay! Kalau aku tidak bisa datang tolong kamu yang handle," balasku tidak bersemangat.

Sejak semalam aku merasa tidak enak badan. Kalau aku paksakan mungkin saja aku roboh dan pingsan seketika, apalagi vertigo mulai rajin menghampiriku.

Oh, ya, namaku Zaya Iasya. Sebulan yang lalu usiaku genap 24 tahun. Aku seorang penulis dan terkadang juga membantu menulis naskah drama yang sering ditayangkan di televisi swasta. Sudah sejak lama aku tinggal sendiri di kota ini. Kedua orang tuaku, aku tidak tahu di mana mereka, karena hingga saat ini mereka seolah lupa telah melahirkanku ke dunia fana ini.

"Mbak ... Mbak Zaya masih di sana kan?" suara Sinta mulai terdengar kembali.

Dengan sekali tarikan napas aku menjawab asal, "iya, aku masih di sini, sendiri dalam kesepian yang tak kunjung menghilang."

Suara tawa Sinta terdengar jelas, mungkin dia sekarang sedang tertawa terpingkal-pingkal menanggapi ucapanku yang tidak jelas itu.

"Mbak, Mbak, piye toh kayak orang lagi gegana begitu?"

"Hihihi... udah ah, besok kita jumpa di sana, okay?!" tutupku mengakhiri panggilan Sinta.

Laptop yang sejak tadi kubuka masih menyala dengan menampilkan microsoft word yang masih kosong. Rencananya tadi aku akan menulis satu naskah tapi hingga saat ini belum juga ada bayangan yang menghampiri. Otakku benar-benar blank. Kosong.

Tanpa mematikan layar, aku beranjak dari sana dan merebahkan diri di atas kasur. Mungkin aku butuh istirahat mengingat besok adalah hari yang akan sangat melelahkan buatku hadapi. Aku tidak ingin mengecewakan penggemarku.

Dengan memejamkan mata aku menghirup napas kemudian mengeluarkannya secara kasar. Setelah itu baru aku rasakan hati yang sejak tadi berat seakan terhimpit batu besar sekarang mulai ringan.

@@@@@

Dddrrrtttt...!!!

Suara getaran Hape memekik keras di samping bantal penyangga kepalaku. Tidak biasanya malam-malam begini Sinta menelepon. Dengan agak malas dan mata masih terpejam, aku meraih Hape dan mengangkat panggilan itu.

"Mmmm...."

"Mbak...!!!" pekikan Sinta membuat aku terlonjak dan terduduk seketika.

"Apa? Kenapa kau berteriak?"

"Mbak masih tidur?" ada nada tak percaya dari seberang sana.

"Enggak!"

"Bohong! Mbak baru bangun pasti, ayo, ngaku! Aku tahu Mbak baru bangun, terdengar dari suara Mbak yang serak-serak seksi gitu. Ya Tuhan ... ini udah jam sepuluh loh Mbak. Mbak harus siap-siap sekarang, kita mesti briefing dulu, nih, sebelum acaranya dimulai."

My Another SecretМесто, где живут истории. Откройте их для себя