26. Complicated.

13K 1.3K 246
                                    

Halo.
Balik lagi sama aku.
Pa kabar?

Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan orang lain.

***

"Terkadang Tuhan malah mendekatkan kita pada sesuatu yang sengaja untuk dijauhi."

***

"Kembalilah bekerja dan tidak usah ke sini. Aku hanya membeli beberapa perlengkapan mandi saja dan akan segera pulang. Berhentilah untuk marah-marah."

"Tapi--"

"Aku tutup, yah. Ingat! Tidak usah ke sini."

Tut!

Rachel mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Kemudian membayar tagihan belanjanya.

Sejujurnya ini masih pagi. Tapi, dia sudah mendapat sebuah omelan dari suaminya yang seharusnya sudah sibuk dengan tumpukan kertas di kantornya.

Salahkan dia yang malah tiba-tiba menghilang hingga para maid di rumah panik dan langsung menghubungi Sehun.

Alhasil dirinya langsung kena semprotan dari Sehun bahkan ketika dirinya baru-baru menerima telepon dari lelaki itu. Membuat telinganya panas saja.

Rachel tahu jika sejujurnya marahnya Sehun adalah wujud dari kekhawatiran lelaki itu padanya. Dirinya tidak pernah percaya bahwa Sehun bisa marah seperti itu padanya.

Siapa suruh dia yang langsung ke supermarket tanpa bicara sepatah kata pun pada maid. Pasti ia sudah membuat semua orang khawatir.

Rachel jadi tidak yakin jika Sehun tidak marah duluan kepada para maid.

Sesudah ini dirinya harus minta maaf. Karena ulahnya, semua orang terkena imbasnya.

Lagi pula, dirinya hanya ingin beli beberapa perlengkapan mandi. Ia terbiasa untuk melakukan segalanya sendirian. Hingga hal yang kecil seperti ini, rasanya tidak enak jika ia harus menyusahkan para maid yang notabene-nya lebih tua darinya.

Ia benci menyusahkan orang-orang. Tapi, apa dayanya jika ternyata ia malah membuat onar.

Perempuan itu mengangkat beberapa belanjaannya yang tidak seberapa. Dirinya langsung ingin pulang setelah ini. Karena jika tidak, maka Sehun benar-benar akan mengamuk padanya dan semua orang.

Saat dirinya sudah keluar dari supermarket, tiba-tiba saja matanya tidak sengaja melihat seorang wanita yang tidak begitu asing sedang mengangkat belanjaannya yang dua kali lebih banyak dari belanjaan Rachel.

"Sendiri lagi?" tanya Rachel sembari langsung meraih beberapa kantung belanja dari wanita tersebut.

Wanita tersebut menatap Rachel dengan senyum lebarnya sesaat setelah matanya melihat kehadiran perempuan itu.

"Bibi ada supir atau taxi?" tanya Rachel pada wanita tersebut.

"Seharusnya lima menit lagi putriku tiba."

Rachel mengangguk paham. "Kalau begitu kita tunggu di sana saja, Bi. Supaya Bibi bisa duduk. Lelah jika harus berdiri," sahut Rachel kemudian mulai membawa belanjaan wanita tersebut.

I'm Pregnant Mr. Oh (RSB Book 6) TELAH TERBITDonde viven las historias. Descúbrelo ahora