Pagi yang mendung

386 25 2
                                    

Almira menyiapkan sarapan seperti biasa, semalam Alfian benar - benar tidur di ruang kerjanya. Almira masuk ke dalam ruangan itu dan mendapati Alfian yang tertidur di atas meja kerjanya.

Almira melirik ke arah sofa dekat meja kerjanya, melihat tumpukan bantal dan selimut yang ia bawakan semalam tidak digunakan.

Alih - alih menatap sedih dengan bantal dan selimut itu, Almira mendekati Alfian. Terbesit rasa sedih disana, melihat Alfian bekerja sangat keras membuat Almira sedih.

"Fian..." panggil Almira pelan, namun tidak ada jawaban.

"Bangun Alfian !!" panggil Almira lagi, kini lebih kencang dari yang sebelumnya, namun belum ada respon dari Alfian.

Almira mengelus wajah Alfian, "Hey, bangun Fian. Nanti Kamu terlambat"

Almira menghela nafas lanjang, lalu langkahnya menjauh dari Alfian namun Alfian memagang tangannya, mencegahnya untuk pergi.

"5 menit !" ucap Alfian dengan suara yang tidak jelas karena matanya masih terlelap.

Almira berdiri dan diam tanpa melepas tangan Alfian. Elusan tangan Almira yang satunya lagi malah membuat Alfian semakin dibuai mimpi.

Almira melirik jam yang ada di dinding ruangan itu,

"Sudah 5 menit, apa Aku harus membangunkannya? Tapi rapat ini sangat penting !" timbang Almira

Almira mengguncang tubuh Alfian perlahan, "Alfian, sudah 5 menit. Ayo nanti Kamu terlambat" bujuk Almira yang akhirnya membangunkan Alfian.

Alfian mengambil nafas dalam, dan menggeliatkan tubuhnya.

Kelopak matanya terbuka perlahan, dan menatap Almira.

"Kamu berdiri?" tanya Alfian yang melihat Almira memang sedang berdiri.

Almira mengangguk, "Ada apa?" tanya Almira balik

"Tapi, Aku memegang tanganmu lama. Apa kakimu baik-baik saja?" tanya Alfian sambil melihat ke arah kaki Almira.

Almira tersenyum, "Tidak apa - apa Fian, cepat mandi Aku sudah siapkan semuanya"

Almira keluar dari ruangan itu menuju dapurnya, menyiapkan semua kebutuhan Alfian. Semua sudah ia siapkan, pakaian, sarapan dan kebutuhan Alfian lainnya.

Beberapa saat Alfian turun dari tangga, Almira menyambutnya dengan senyuman.

"Sudah siap?" tanya Almira

Alfian ikut tersenyum, "Terimakasih Mira. Bagaimana kalau nanti kita makan siang di luar?"

Almira sedikit berfikir, "Apa Kamu yakin kali ini?" tanya Almira meyakinkan, karena beberapa waktu lalu, Alfian juga menjanjikan hal yang sama tapi tidak terjadi.

Alfian menggenggam tangan Almira yang kosong karena yang satunya memegang cangkir berisi teh hangat. Selama hamil memang Almira selalu meminum teh mint di pagi hari.

"Ia, datanglah dan tunggu di ruanganku. Aku akan selesai
pukul 11" terangnya lagi

"Hmmm" Almira tampak berfikir "Baiklah" jawab Almira akhirnya.

Alfian dan Almira menyelesaikan sarapannya dengan obrolan ringan. Setelah selesai Almira mengantar Alfian sampai ke depan pintu membawakan tasnya.

"Hati - hati, sampai jumpa nanti siang"

Alfian mengecup dan mengelus perut Almira, "Jangan nakal ya baby" ucap Alfian di depan perut Almira,lalu menegakkan tubuhnya mengecup kening Almira, "Hati - hati di rumah, sampai jumpa di kantor"

Next WeddingOnde histórias criam vida. Descubra agora