Infinity Love

155 3 0
                                    

"kau benar-benar wanita yang merepotkan. haahh... mendokusai!"

Yami, Pria dengan wajah yang selalu terlihat malas dengan jenggot dan kumis, rambut yang acak-acakan. sama sekali tidak tampan!, membaringkan Vanessa yang sedang tidak sadar entah berada di belahan dunia mana karena mabuk berat.

yami memandangi vanessa yang tidur. dia menggeleng tidak habis pikir.

"kau dan berbotol-botol minuman itu benar-benar merepotkan. mendokusai"

Yami Sukehiro.

pria lapuk berumur hampir 40 tahun yang belum menikah adalah orang yang menampung vanessa sejak 10 tahun yang lalu. dia menemukan vanessa kecil dan galak sedang melawan 3 orang laki-laki seumuran yang sedang mengganggunya. lutut dan sudut bibirnya berdarah. sepertinya dia sudah beberapa kali adu jotos dengan para laki-laki itu. yami yang tadinya ingin menolong, malah bersembunyi di balik tembok lorong mengintip betapa serunya perkelahian tersebut. yami menganga saat vanessa berhasil menjatuhkan 3 lawan nya.

"kalian tidak akan pernah bisa mengalahkanku. ingat itu. dasar kalian tidak berguna hanya berani menyerang perempuan!"

teriakan vanessa kecil menggema disepanjang lorong.

Yami tersenyum dan berniat beranjak meninggalkan tempat persembunyiannya dan pergi.

"hei paman yang disana. mau kemana. aku melihatmu."

ups..

yami menoleh dengan wajah sebal.

"kau memanggilku apa?"

"paman."

vanessa kecil menjawab dengan polos dan membuat yami ingin memarahi dinding yang persis di sebelah kirinya.

"hah... mendokusai. lagian kau anak kecil kenapa ada disini. sana pulang. orang tua mu akan khawatir loh"

"aku bukan anak kecil. namaku vanessa. 10 tahun. dan aku tidak akan pulang. karena paman sudah di sini baguslah,, aku tidak perlu repot-repot mencari tempat untuk kabur. aku akan ikut paman saja."

vanessa membuat keputusan sepihak dan membuat yami ingin membenturkan kepalanya ke tembok yang persis di sebelah kanannya.

"anak kecil! kau sangat arogan. aku tidak menyukaimu. dan aku tidak akan menampungmu. paham?. sayonara."

yami melambai dan berniat beranjak (lagi) sebelum vanessa berteriak persis di telinganya.

entah kenapa bisa seperti itu. melihat tinggi vanessa yang hanya setinggi perut yami.

entahlah-_-..

"aku juga tidak menyukai paman!! dan aku akan tetap ikut paman. lagian aku sedang terluka dan berdarah..."

ajaib. di akhir teriakan garangnya, vanessa malah membuat mata kucing yang paling kasihan dan membuat yami luluh dan ingin membenturkan kepalanya ke batu jalanan yang persis di bawahnya.

".....mendokusai. begini saja. kau akan ikut, tapi hanya sampai aku selesai mengurus lukamu. setelah itu kau akan pulang."

vanessa berfikir sepersekian detik sebelum mengangguk setuju. yang penting dia mendapatkan pertolongan pertama dulu sambil memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

"ooohhokk!! hoek!! hoekk!!"

Vanessa memuntahkan semua isi perutnya dengan tidak elegan setelah bangun dan sadar dari tidur panjangnya. ah_ maksudnya setelah sadar dari mabuknya di pagi hari.

"fyuhhhh,,,aku berantakan."

keluhnya sambil mengelap mulutnya dengan handuk dan memperhatikan penampilannya di cermin.

Infinity LoveWhere stories live. Discover now