Mencari Jawaban | Xu Minghao

100 4 2
                                    

Cerita ini hanya merupakan fiksi belaka dan tidak ada hubungannya dengan kejadian yang sebenarnya.

.

.

.

.

.

.

.

Rin berjalan keluar gedung fakultasnya dengan langkah sebal. Sepanjang jalan dia manyun karena menahan emosi. Bagaimana tidak? Mata kuliah pagi yang harusnya mulai jam 8 tadi, diundur jadi nanti siang karena Profesor Kang sedang mengisi seminar di fakultas lain. Pemberitahuannya pun mendadak. Tepat sekali saat Rin baru sampai kelas. Dia kira dia sudah terlambat, ternyata dosennya mengatur ulang jadwal seenaknya.

Rin mengambil ponsel dari sakunya. Menghubungi seseorang yang belum kelihatan batang hidungnya. Padahal mereka mengikuti kelas yang sama.

"Minghao di mana?"

"Aku masih di apartemen, Rin. Kelas udah mulai ya? Duh kesiangan nih," sahut suara di seberang sana yang kedengaran panik.

"Nggak usah ke kampus, Hao. Aku ke sana sekarang."

"Loh? Nggak jadi kuliah? Apa kamu telat juga?"

"Jadwalnya berubah, nanti jam 1 di ruangan yang sama. Aku ke sana ya? Males banget kalo aku harus pulang dulu."

"Hahaha. Oke, ke sini aja. Aku titip kopi di cafe depan fakultas teknik ya."

"Ganti loh uangnya!"

"Iya, bawel."

Setelah telepon itu terputus, Rin kembali memasukan ponselnya ke dalam saku dan berjalan ke arah fakultas teknik yang tidak jauh dari fakultasnya.

Rin merupakan mahasiswa fakultas manajemen dan bisnis di salah satu kampus terkenal di Seoul. Ini adalah tahun keduanya menjadi mahasiswa di negara yang dikenal sebagai negeri ginseng itu. Ya, Rin memang asli Indonesia. Kedua orangtuanya pun sama. Kuliah di Korea Selatan ini memang cita-cita Rin sejak dulu. Ayahnya bahkan sempat melarangnya. Ayah Rin berpikir kalau terlalu jauh bagi seorang perempuan menuntut ilmu sampai ke negara lain. Namun karena tekad Rin sudah bulat, ia berusaha sekuat tenaga untuk meraih beasiswa dan ia berhasil. Melihat kerja keras anaknya membuat ayah Rin luluh. Ia memberi izin dan restu. Hanya satu pesannya; jangan tinggalkan sholat di manapun kamu berada.

--

Minghao baru saja membuka laptopnya ketika ia mendengar suara pintu terbuka. Tanpa perlu menoleh, Minghao tau siapa yang baru saja datang. Hanya dirinya dan Rin yang mengetahui password apartemennya. Minghao sengaja memberitahu password-nya pada Rin karena dia sering kesiangan ketika ada kelas pagi. Kalau sudah seperti itu, biasanya Rin lah yang akan sukarela datang ke sana, membangunkan Minghao hingga menyeretnya untuk masuk ke dalam kelas.

Rin dan Minghao sudah kenal sejak masa orientasi di kampus. Sesama mahasiswa pendatang yang baru menginjakkan kaki di Korea membuat mereka jadi mudah akrab. Meski di awal pertemanan mereka masih terkendala dengan bahasa yang campur aduk, karena Minghao sendiri merupakan orang China, namun justru itu yang membuat mereka dekat karena harus belajar bahasa Korea bersama.

"Nih, pesenanmu," ujar Rin sembari menyerahkan kopi yang dipesan Minghao tadi.

"Wah, thank you, Rin! Kamu cantik deh hari ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kumpulan FF Oneshoot SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang