15. Blackrose Island dan Zestia Kingdom

24 1 0
                                    


3 hari berlalu terombang ambing di atas seekor kura kura raksasa. Lautan luas sebagai rintangan yang membentang di antara pulau Silverrose dan Blackrose menyulitkan mereka.  memang cukup jauh dan letih perjalanan mereka. Namun mereka tidak ada pilihan lain. . Para calon pahlawan baru menuju ke pulau Blackrose dengan hati yang gelap akan mendung. Pulau para penyihir yang di sana, Nana telah menunggu di balik singga sananya.

" Semuianya... Selamat datang di pulau Blackrose." Ucap Sam si kucing hitam.

Semua terpana melihat pulau yang aneh dan menyeramkan itu . Dari sana kental terasa sebuah kekuatan yang aneh dan mencekam. Pemandangan itu sejenak membuat mereka sedikit gentar. Karna rumor yang beredar di sana sangatlah mengerikan. Terutama bagi para pria. Karena pulau ini lebih memuliakan wanita dibanding pria. Bahkan kebanyakan pria dijadikan budak atau pembantu bagi para wanita. Dan yang boleh mendalami sihir tingkat lanjut hanyalah wanita. Sungguh pulau yang aneh begitupula dengan peraturanya.

"Lihat.. Pulau itu seperti dinaungi kegelapan. Serius kita kesana ?" Ucap Alfaraz.

"Apakah kau tidak pernah mendengar tentang pulau yang dinaungi kegelapan abadi ?. Jika kau pernah dengar. maka inilah pulau itu." Jawab Sam menerangkan.

Senja memerah. Seiring Kura kura raksasa itu perlahan menepi dan berjalan ke tepian pantai. Semua yang di atas turun ke tanah. Ivan terlihat sibuk memangku tubuh Leassy yang lemah tak sadarkan diri. Erza pun sedikit mendekati bibir hutan pulau itu dan mengamati bersama Zarkan.

"Lihat Zarkan. Kita lari meninggalkan pulau kita yang indah untuk pergi ke pulau yang seperti tepian neraka ini.huh" Erza terlihat kesal mengenang pulaunya

"Erza, ku kira kau paham. apa tujuan kita ke sini. Kita akan membangun kekuatan kita. disini. Di pulau ini. Untuk merebut kembali pulau yang kau cintai itu."

"Kita harus kembali Zarkan. Aku yakin, Kawan kawan suku Angin Barat masih banyak yang selamat. Aku bisa melihat tanda tandanya di hutan saat kita menyelamatkan para haimau silver itu."

"Ya. Aku pun bisa mencium bau mereka. Namun kita tidak sempat untuk menyelidikinya. Ku rasa mereka bersembunyi di sarang rahasia para Kan. Aku yakin, para iblis itu tidak akan tau dimana mereka bersembunyi."

"Benarkah ?... Syukurlah kalau memang begitu. Ayo Zarkan. Kita tak punya waktu lagi "

"Hey.. Memang kau tau kemana jalanya ha?." Pungkas Lion bernada miring.

Erza pun membeku malu. Langkahnya terhenti. Lalu membalik badan ke arah teman temanya dengan senyuman nyengir dan menggaruk kepala yang tidak gatal. "Hehehehehe.. Maaf. Aku terlalu semangat." Ucapnya.

Semuanya tertawa. Tawa yang lumayan mengobati risau hati mereka saat itu. Tak alam setelah itu. Mereka menyorakan terimakasih pada sang kura kura dan mulai membelah belantara.  Sam kembali memimpin perjalanan. Hutan pulau ini memang aneh. Dingin dan senyap. Tak ada kicauan burung atau bunyi binatang lainya. Hanya kesunyian dan aura mengerikan dimana mana. 


Gelap datang. Seharian mereka berjalan. Mereka pun memutuskan  untuk istirahad sejenak. Belum lagi Ivan yang terlihat letih memangku Leassy di punggungnya. Api dinyalakan. Namu sulit karena hutan itu memang lah lembab dan udaranya begitu basah. Bahkan kemungkinan embun lah yang lebih banyak mereka hirup daripada udara.

"Ck....Susah sekali menyalakan api disini " Keluh Sam.

"Serahkan padaku Sam. Cukup berubah kembali menjadi kucing kecil yang lucu dan tidur di bawah pohon sana. Kau terlihat menyeramkan jika berubah menjadi manusia." Celoteh Erza

SILVERROSE STORY "The End And The Start Of The Legend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang