Bab III

336 42 0
                                    

    Budayakan menekan 🌟 sebelum membaca dan komen dengan menekan kolam 💬 setelah membaca


Happy reading~

****

Markas Huriya....

Alan memukul meja yang ada di depannya sambil mengeram kesal membuat yang ada di ruangan itu menjadi kaget.

"L-Lan sabar Lan, jangan emosian, lo buat gue takut tau," ucap Atha.

"Apa aku peduli?" tanya Alan dengan dingin membuat yang melihat menegukkan ludahnya.

"Kayaknya gak cukup mereka menantang timku, ganggu Cia, sekarang? Mereka ganggu Huriya? Apa sebenarnya yang mereka inginkan!" kesal Alan dengan aura yang tak menyenangkan.

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Damien.

"Selesaikan masalah Huriya," ucap Alan lalu segera pergi.

"Sumpah tuh orang kalau emosi gak bisa di kendalikan ya," ucap Arlo sambil mengelus dadanya.

"Itu wajar, dia nyoba lindungi kita apalagi mereka ganggu Felicia," ucap Davian.

"Lagian informasi katanya Alan yang bakal megang organisasi kedepannya," ucap Kenshin.

"Gue gak bisa bayangin kalau si Alan yang bakal mimpin pasti tegas banget ya?" tanya Arsen.

"Jangan ditanya, gue setim sama dia yang jadi kapten aja mampus apalagi kalau dia jadi Master gue gak bisa bayangin," ucap Gerant.

"Namun aku suka dengan pemimpin seperti itu, pasangan yang cocok," ucap Devian lalu pergi.

   Alan berguling di kasur kamar ruangan Felicia tentunya ia punya akses penuh hingga bisa berada di sana padahal di ruangannya juga ada kamar.

    Alan mengambil handphonenya ia menekan sebuah nama kesayangan yang ia beri kekontak Felicia.

"Mas ada masalah?" tanya suara yang menenangkan hati Alan.

"Mereka ngincar Huriyah," lirih Alan.

"Cia tau, lagian cepat atau lambat Huriyah memang harus muncul," ucap Felicia.

"Apa yang harus Mas lakuin Ci?" tanya Alan.

"Cia percaya sama Mas," ucap Felicia membuat Alan tersenyum.

"Makasih," balas Alan.

"Tentu lagian Mas...Cia...gak, Mas harus bisa, maaf kalau nyusahin," ucap Felicia.

"Hei, kamu gak boleh ngomong gitu, Mas udah bilangkan kamu bisa ngandalin Mas kok," ucap Alan.

"Mas ngomongnya gitu, tapi tetap ajakan, lagian yang mereka incarkan Cia," ucap Felicia.

"Kalau gitu Mas gak bakal ngizinin mereka nyentuh kamu sedikitpun," ucap Alan.

"Hihihi emang mereka harus minta izin Mas dulu ya kalau mau nyentuh Cia?" tanya Felicia sambil tertawa geli.

"Harus," jawab Alan serius membuat Felicia terdiam sejenak.

"M-mas udah dulu ya, C-cia mau masak, Fani katanya mau makan masakan Cia," ucap Felicia gugup.

"Mas juga mau dong, Mas kangen sama masakan kamu," ucap Alan membuat Felicia terkekeh.

"Makannya kesini," ucap Felicia.

"Setelah semua masalah disini selesai Mas bakal ngujungi kamu," ucap Alan dengan yakin.

"Jangan sampai sakit Mas," lirih Felicia.

Action Of A Panther [✔️]Where stories live. Discover now