Ruangan itu sangat panas meski ada blower dan pendingin di dalamnya. Yeonjun merasa berada di neraka sekarang. Keringat mengucur deras di dahinya.
Kelihatannya dia memang sedang berada di neraka sekarang.
Mungkin itu sebabnya ruangan di sini terasa panas membara.
"Choi Yeonjun."
Yeonjun memejamkan mata.
Kelihatannya malaikat maut akan datang menjemputnya.
"Choi Yeonjun-kuhitung sampai tiga..."
Sebuah cipratan air mampir ke wajahnya.
Laki-laki yang mempunyai tiga tindikan di telinga kiri itu terpaksa membuka mata.
Perlahan, dilihatnya laki-laki yang beberapa senti lebih pendek darinya sedang berdiri sambil bersidekap di depannya.
"Chef kepala.." Dirinya sedikit menyesal kenapa dia kepergok lagi.
Menyesal.
Sedikit.
Lee Taeyong-chef kepala-memandangnya dengan tatapan matanya yang tajam. Laki-laki berumur dengan rambut yang sudah memutih itu memandang Yeojun dengan tatapan seorang ayah yang menangkap basah putranya sedang berbuat nakal. Marah tapi tidak berbahaya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Chef kepala di sini orangnya telaten tapi dia sangat ketat akan pekerjaan. Tidak boleh ada yang salah. Semua harus serba sempurna. Dan dia tidak ragu-ragu lagi untuk menceramahi kitchen staff yang tidak sesuai standarnya. Tentu saja. Mereka tim dapur istana Blue House di Korea Selatan. Jangan sampai ada kesalahan dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka.