ternyata

22.6K 1.3K 6
                                    

Sekarang alvin dkk sudah berada di rumah daren karena tadi di kantin daren yang meminta untuk berkumpul, ah ntahlah.

"Lo kenapa sih?" Daren membuka suara.

"Emang gue kenapa?" Alvin berbalik tanya.

"Lo ga sadar sama sifat lo yang sekarang?" Erfan ikut bertanya.

Hufft..
Alvin mengehela nafas membuat kedua temannya semakin percaya bahwa alvin sedang tidak baik baik saja.

"Cerita aja" Ucap daren yang di angguki erfan.

"Jadi gini..."

FLASHBACK ON

"ALVIN!" Suara teriakan itu membuat alvin terbangun dari tidurnya lalu mendongak dan mendapati bu rini yang sudah berdiri di depan mejanya.

"apasih bu" Ucap alvin karena tidurnya terusik.

"Kamu ya kebiasaan banget sih, jam pelajaran ko malah tidur" Omel bu rini.

"Iya bu maaf" Ucap alvin malas.

"Cuci muka sana" Perintah bu rini lalu alvin bangkit dari duduk nya dan berjalan ke luar kelas menuju kamar mandi.

Saat alvin sedang membasuh mukanya tiba tiba ia mendengar seseorang yang memanggil namanya dan suara itu sudah tak asing di telinga alvin.

"Alvin" Panggil orang itu membuat alvin berbalik dan mendapati sandra yang sudah berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Apa?" Tanya alvin datar.

"Jauhin vena" Ucap sandra.

"Lo siapa bisa ngatur ngatur hidup gue?" Ucap alvin.

"Aku kan pacar kamu vinn" Jawab sandra tak mau kalah. Alvin hanya berdecih lalu berjalan meninggalkam sandra.

"Jauhin vena atau dia aku buat celaka" Ucap sandra membuat langkah kaki alvin terhenti.

"Lo kira gue takut?" Ucap alvin berbalik lalu melanjut kan langkahnya.

"Gue gapernah main main sama omongan gue" Ucap sandra sambil berlari mengejar alvin.

Sandra benar! Alvin ingat sekali bahwa waktu dulu pernah ada siswi yang di celakai sandra gara gara siswi itu sedikit dekat dengan alvin, dan alvin tidak mau itu terjadi dengan vena.

Akhirnya alvin mengiyakan untuk menjauhi vena dan menuruti keinginan sandra, tapi itu bukan berarti alvin menyerah hanya saja ia melakukan itu sambil memikirkan cara agar sandra tidak lagi mengusik kehidupannya dengan vena.

FLASHBACK OFF

"Anjir sialan nenek lampir" Ucap erfan setelah alvin menceritakan semuanya.

"Lo kenapa ga bilang sama kita?" Tanya daren.

"Karena gue gamau ngerepotin lo berdua" Ucap alvin.

"Tapi kita sehabat bro, kalo lo ada masalah lo harusnya cerita sama kita bukannya kaya gini, emang lo gamikirin perasaan vena?" Ucap daren lagi.

"Iya gue tau gue salah, tapi sekarang gue harus gimana?" Tanya alvin frustasi.

"Lo jelasin semuanya ke vena, kita bakal bantu lo" Ucap daren sambil menepuk bahu alvin.

"Ada kita" Sambung erfan.

"Makasih, gue gatau kalo gada kalian" Ucap alvin.

"Sekarang lo balik, cari vena, jelasin semuanya" Ucap erfan tersenyum.

"Makasih fan, ren, gue balik" Pamit alvin lalu bangkit dari duduknya.

                                ***

Sesampainya di rumah, alvin langsung memasuki kamar nya untuk bersiap menemui vena, ya memang setelah kejadian itu vena jadi tinggal di rumah mama.

"Biii" Panggil alvin.

"Iya den" Jawab bi nenih yang sedang berjalan dari dapur.

"Alvin mau kerumah mama, bibi jagain rumah ya, kalo ada apa apa telpon alvin" Ucap alvin.

"Iya den" Ucap bi nenih.

"Yaudah alvin berangkat dulu ya, makasih bi, assalamualaikum" Ucap alvin sambil berjalan keluar rumah.

"Walaikumsalam"

Sekarang alvin sudah berada di depan rumah mama,tapi alvin belum mengetuk pintunya ia ragu nanti jika mama atau papa nanya soal masalahnya ia harus jawab apa? Menjelaskan semuanya? Rasanya tidak mungkin.

Buka?jangan?buka?jangan?buka?, batin alvin.

Tapi tiba tiba pintu sudah terbuka menampilkan vena yang sedang melihat alvin dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun vena langsung membalikan badannya dan meninggalkan alvin yang masih berdiri di depan pintu rumahnya.

"Vena tunggu" Ucap alvin sambil menahan tangan vena.

"Maaf" Alvin meminta maaf, vena tidak membalikkan badannya sama sekali. tapi tunggu, badannya bergetar! Dan sudah pasti bahwa vena menangis.

Alvin yang menyadari vena menangis pun langsung menarik badan vena ke dalam dekapannya. awalnya vena memberontak tapi lama lama ia terdiam dan masih terisak.

"Gue mau jelasin semuanya" Ucap alvin sambil mengelus elus punggung vena.

"L-lo j-jahat" Ucap vena sesegukan.

"Maafin gue" Ucap alvin lalu mengecup puncak kepala vena.

Sekarang alvin dan vena sudah berada di kamar vena. Setelah alvin menceritakan semua nya vena semakin terisak.

"Gue gamau lo kenapa kenapa mangkanya gue lakuin ini" Ucap alvin sambil memeluk vena.

"Kenapa ga bilang sama gue sama yang lain?" Tanya vena.

"Gue gamau nyusahin kalian, awalnya gue kira gue bisa selesaiin ini sendiri, tapi nyatanya gue gabisa" Ucap alvin.

"Maaf, harusnya gue bantu lo, bukan ngejauhin lo" Ucap vena.

"Lo gasalah, kan lo gatau apa apa" Ucap alvin mencium pipi vena.

"Yaudah tidur ya, udah malem" Ucap alvin yang di angguki vena.

"Jangan pernah ninggalin gue lagi" Bisik alvin lalu memcium bibir vena, tapi vena tak bergeming karena vena sudah menuju alam mimpinya terdahulu. Lalu alvin menyusul vena ke alam bawah sadarnya.

                                  ***
Akhirnya mood lagi buat up :')
Tapi lebih pendek ni'(
Jangan lupa vote+komen ya guys!
Seperti biasa maapin kalo ada kata kata yang ga sesuai apalagi typo yang bertebaran hehe.

Bahagia dan sehat selalu ya kalian❤
See you next chapter:*

THE COLD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang