Part 2

5.6K 386 25
                                    

"Ara, kamu sedang apa? Mengapa kamu menangis? Dan ini bau apa? " tanya Peter pada Ara ketika waktu istirahat dia pergi mencari Ara-nya di dapur.
"Hi, Peter. Aku tidak menangis tapi aku sedang mengupas bawang. Kamu jangan dekat-dekat kemari, nanti matamu akan perih, pergilah bermain dengan teman-temanmu. " kata Ara ketika melihat siapa yang menyapanya.
"Aku tidak punya teman Ara, kamu adalah temanku. Kenapa kamu mengupas bawang jika itu akan membuat matamu perih?" jawab Peter yang masih penasaran dengan pekerjaan Ara selain itu hidungnya juga merasa bau bawang itu sangat menyengat.
"Karena bawang harus dikupas sebelum dipergunakan atau dimasak. Dan untuk membuat makanan menjadi lezat. Apakah kamu sudah makan?" jawab Ara.
"Sudah, tadi aku menyelesaikan makanku dengan cepat supaya bisa kemari mencarimu." jawab Peter.

Ara ingat bagaimana pertemuannya dengan Peter sebulan yang lalu, hari itu hari pertama dia bekerja di taman kanak-kanak sebagai petugas dapur. Saat dia sedang beristirahat, dia melihat seorang bocah duduk sendiri dan hanya melihat teman-temannya bermain, Ara menghampirinya, dan menyapanya.
Awalnya Peter tidak menanggapinya tetapi setelah Ara membuka kotak bekalnya, Peter menoleh dan bertanya apa menu makanannya dan mengapa wangi sekali?

Akhirnya Ara menyuruh Peter mengicipinya, bukan mengicipi tetapi Peter malah menghabiskannya. Setelah itu dia meminta maaf pada Ara dan berjanji menggantinya, walau Ara mengatakan tidak perlu, keesokan harinya Peter mencarinya dan memberinya sebatang coklat yang Ara tahu itu adalah coklat mahal, saat Ara menolaknya Peter merajuk dan sejak saat itu Peter suka mencari Ara dan kadang Ara menyiapkan bekalnya double supaya Peter bisa ikut menikmatinya juga.

"Ara, apa artinya anak haram?" tanya Peter tiba-tiba sehingga membuat Ara sadar dari lamunannya.
"Darimana kamu mendengar kata-kata itu?" tanya Ara.
"Ibu-ibu yang menunggu anak mereka." katanya.
"Kamu masih terlalu kecil untuk mengerti artinya, tapi intinya adalah anak tersebut tidak mempunyai orang tua lengkap." berharap Peter bisa menerima jawabannya.
"Ooo." kata Peter berusaha mencerna perkataan Ara.
Ara tahu Peter anak yang memiliki perasaan halus walau dia banyak diam pada teman-teman atau pada orang yang tidak disukainya tapi dia suka mengobrol dengan orang yang disukainya.
"Bell masuk sudah berbunyi, masuklah. Aku ada membuatkanmu kue coklat tapi nanti saat pulang baru boleh kamu ambil, kamu tahu peraturan sekolah bukan?" kata Ara membuat binar sedih di mata Peter berubah jadi senang.
"Benarkah? Aku tahu peraturannya dan aku akan mengambilnya sepulang sekolah. Kita bertemu ditempat biasa." kata Peter dan dia berdiri lalu berlari sambil melambai pada Ara.
Ara hanya menggeleng melihat tingkah bocah 5 tahun yang bagi Ara, pemikiran Peter lebih dewasa daripada usianya.

***

"Mengapa daddy lagi yang menjemputku. "kata Peter saat melihat Alex.
"Kamu pikir aku mau. Jika bukan karena mommymu, aku tidak akan mau menjemputmu. Apa yang kamu bawa? Jangan bilang itu dari Ara lagi?" kata Alex.
" Tentu saja ini dari Ara, ini kue coklat yang rasanya enak. Kue-kue di restoran dan hotel daddy pasti kalah enak." jawab Peter.
"Memangnya Ara-mu beli di mana? " tanya Alex penasaran, bisa-bisanya Peter mengatakan milik restoran dan hotelnya kalah padahal dia memiliki koki-koki handal.

Alex tahu Peter sulit untuk makan  dia bukan pemilih tapi dia sensitif dalam penciumannya jadi dia memilih makanan yang tidak mengganggu penciumannya,  jika dia suka makanan dari Ara-nya maka hal ini membuat Alex semakin penasaran.

"Dia tidak membelinya tapi membuatnya. Masakannya enak-enak, aku menyukainya." kata Peter membuat Alex bingung. Belum sempat Alex bertanya lagi, Peter sudah membuka pintu dan lari menuju mommynya yang sudah menunggunya di depan pintu.
"Kali ini apa yang kamu bawa?" tanya Helena pada putranya.
"Cake coklat, aku yakin rasanya pasti enak dan aku sudah tidak sabar untuk mencobanya, mommy." jawab Peter.
"Kamu menyusahakan Ara, harus membuatkanmu makanan dan camilan." kata Helena lagi sambil membelai kepala putranya.
"Ara bilang tidak repot mommy. Aku mau makan kue dulu, mommy urus daddy menyebalkan itu." kata Peter langsung kabur sebelum Alex mendekatinya.

Flavors of LoveWhere stories live. Discover now